Home / Pernikahan / Menikahi Pria Dingin / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Menikahi Pria Dingin: Chapter 11 - Chapter 20

42 Chapters

Mendadak

Happy Reading"Om dingin kenapa?" "Temani Kara berjalan-jalan!" perintah Marco pada kedua bodyguardnya wanita muda itupun semakin mengerutkan kening seraya masih menatap Marco yang berwajah dingin di depannya sambil menatap layar ponsel tak sama sekali ingin menatap wajahnya. "Nggak mau...Kara mau sama Om," kesal wanita itu seraya melipat tangannya di depan dada. Lama gadis itu berdiam di depan Marco yang sibuk pada tabletnya sampai laki-laki itu menghela napas dan memberikan barang tersebut pada asistennya. "Kara... Saya ada pekerjaan mendadak," ujar Marco pada akhirnya seraya memegang pundak Kara dan sedikit menunduk untuk menyetarakan wajah mereka. Kara merengut tapi Ia tetap saja mengangguk. Resiko jika memiliki pasangan sekaligus teman seorang Ceo kapan pun Marco akan disibukkan oleh pekerjaan. Belum lagi Kara harus ingat bahwa Marco juga bukan milik dirinya, ada Abella yang tentu saja membutuhkan waktu Marco. "Temani Kara dan pastikan Dia aman!" perintah Marco lagi-lagi ke
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Dibohongi

Happy ReadingBingung sekaligus tidak mengerti dengan apa yang terjadi, ketika sampai di depan pintu kamar Abella Kara menutup mulut terkejut. Tubuh gadis itu mendadak lemas dan hampir pingsan untung Lala sigap menahannya. Marco membawa Abella ke rumah sakit, sedangkan Kara duduk di pinggir kasur di temani Lala yang sedari tadi memegang gelas minum. Sampai malam pun Kara menunggu kepulangan Marco yang tidak pulang, waktu berjalan gelap menjadi fajar hingga wanita itupun tertidur sendiri seraya meringkuk di atas kasur tanpa selimut. Ketika pagi itu Marco menarik selimut dan menutupi tubuh Kara, saat Ia ingin pergi wanita itupun terbangun dan memegang tangannya. "Mau ke mana?" tanya Kara lalu menundukkan tubuhnya di atas kasur. Wanita itu lantas diam, tatapannya kosong dan sangat bingung. Kara tidak tau sama sekali tentang penyakit Abella, melihat itu kemarin tentu membuatnya merasa dibohongi selama ini. "Maaf Kara," kata Marco dengan suara pelan. "Huh...Kak Abella sakit apa sebe
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Penjelasan

Happy ReadingHampir satu minggu rumah yang besar itu tampak sangat hening, biasanya rumah ini akan dipenuhi keramaian oleh Kara yang ada saja ulahnya tapi, wanita itu mendadak menjadi pendiam. Ia hanya berangkat ke kampus lalu kembali ke dalam kamar sedangkan Marco bolak-balik sibuk ke rumah sakit mengurusi Abella yang masih terbaring lemah. Kara diam saja bahkan sama sekali tidak mau mengganggu, dirinya masih kecewa sampai hari ini. Tidak semua keadaan orang lain bisa kita terima, disaat kita sudah memberikan seluruh kepercayaan kita tapi, justru kepercayaan itu tidak dijaga Kita akan merasa sangat sakit. Kara tau Ia hanya menjadi pelampiasan di sini, selingan, pilihan kedua, atau apalah yang namanya tapi, Ia berharap Marco maupun Abella bisa menghargai dirinya terlepas dari dirinya yang masih muda. Wanita itu membaringkan tubuhnya di atas kasur, energinya sudah habis terpakai seharian ini. Untuk anak introvert kegiatan bersama banyak orang sangatlah memuakkan. Persetan dari komu
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Sebuah Rencana

Happy ReadingSatu bulan telah berlalu tapi, sikap Marco masih tetap dingin pada Kara. Marco hendak memasuki lift untuk turun ke bawah bersamaan dengan Kara yang hendak juga turun. Namun, mereka justru berdebat di pintu lift. "Siapa Dia?" tanya Marco membuka topik percakapan yang membuat Kara sangat malas membahasnya. "Bukan urusan Kamu," jawabnya seraya melipat kedua tangan di depan dada, hal itu menarik Marco menjadi geram. "Sudah berani Kamu," ujar Marco mencengkram tangan Kara, wanita itu merasakan sakit yang luar biasa. "Apaan sih lepasin," keluh Kara tapi tetap saja tidak dilepaskan oleh Marco. "Lagian Kamu nikahin Aku cuman mau bayi, Aku juga belum hamil jadi it's no problem dong," jelas Kara dengan wajah yang kesal menepis tangan Marco dari pergelangannya. Tatapan keduanya saling menusuk, tubuh Kara sedikit bergetar melihat netra Marco yang menembus seluruh tubuhnya. "Mari akan kubuat Kamu hamil," ujar Marco langsung menarik tangan Kara dan berjalan menuju kamar utama.
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Konser?

Happy Reading"Apa? konser?" Marco mengerutkan keningnya saat seorang asisten berbisik padanya saat Ia sedang melakukan meeting malam ini. Asisten tersebut hanya bisa mengangguk sementara semua investor yang ada di ruangan tersebut saling menatap satu sama lain dan bergantian pada Marco. Marco berusaha tetap tenang dan melanjutkan meeting walaupun pikirannya kacau akibat Kara. "Seru banget...," teriak Kara yang berdiri di samping Bagas seraya ikut menikmati konser malam ini. Potongan lagu something just like this memenuhi indera pendengaran Kara, disampingnya Bagas ikut bernyanyi. Mereka juga merekam konser tersebut, sangat seru dan juga luar biasa. Kara tidak akan menyangka jika konser pertamanya akan ada di Indonesia dan tentunya konser coldplay. "I want something just like this." "I've been reading books of old." Mereka menyanyikan dengan kompak dan saling berhadapan, Kara tak henti-hentinya tersenyum sampai Bagas pun yang tidak suka ikut tertular. "Gue nggak nyangka sih Lo
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Perkuliahan

Happy ReadingKara berjalan dengan cepat setelah keluar dari lift, bertepatan dengan Marco yang hendak masuk hingga wanita itu tidak sengaja menabrak dada bidang Marco. "Aduh...," keluhnya seraya memegang kening. "Mangkanya jangan main handphone," ujar Marco berjalan duluan melewati Kara yang masih memegang keningnya seraya mendengus. "Ihh nyebelin," ucapnya lantas keluar sambil menghentakkan kaki berharap Marco berbalik dan melihat ke arahnya. Tapi, tidak Marco justru tetap fokus berjalan. Kara pun akhirnya kesal sendiri, bisa-bisanya dirinya tidak melihat Marco yang sebesar itu. Wanita itupun naik mobil, pagi ini Ia ada dua sks yang harus di pelajari. Marco pulang dari kantor saat Kara ingin pergi ke kampus, wanita yang sekarang masih duduk di semester dua tersebut sudah diajari beberapa minat bisnis yang Ia inginkan walaupun Kara belum ada tertarik sama sekali dengan bisnis apapun. Wanita itu memainkan ponselnya seraya membalas pesan dari Bagas, kedekatannya dengan Bagas jau
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Terluka

Happy ReadingKara mengerang ketika sentuhan Bagas menyentuh punggungnya. Ia merintih bersamaan dengan perasaan yang lega. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Bagas usai mengoleskan cairan kemerahan tersebut. "Sedikit nyeri," balas Kara masih mencoba meredakan dirinya. Kedua insan itu duduk di bawah pohon rindang yang terletak tak jauh dari fakultas. Ada beberapa orang pula yang bersantai bahkan sampai membawa permadani. Tempat ini menjadi salah satu tempat favorit mahasiswa untuk menghabiskan jam istirahat atau belum ingin pulang. Kara membalas pesan singkat Marco lalu kembali berbicara pada Bagas. Mereka mengobrolkan tentang berita yang terus ramai di Indonesia. Mulai dari politik hingga apa yang terjadi akhir-akhir ini. Sampai mereka lupa jika jam sudah menunjukkan pukul lima sore. "Ya ampun...Aku terlambat pulang Bagas," keluh Kara yang langsung mengambil tas kemudian berdiri. "Biar Aku saja yang antar, pasti supir Kamu udah pulang," tawar Bagas Kara pun hanya bisa mengangguk.
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

Ketakutan

Happy readingPov KaraKenapa aku akhir-akhir ini merasakan hampa yang sangat terasa, Aku tidak merasakan emosional dari apa yang terjadi. Hanya kekosongan yang tidak Aku mengerti hingga pada titik dimana aku tidak memedulikan semuanya bahkan diriku sendiri. Aku merasa kehilangan, sebagian diriku yang lalu dan ntah sampai kapan keadaan seperti ini menyiksa diriku. Aku terlalu lelah untuk berdebat, menjelaskan bahkan memenuhi ekspektasi orang-orang. Mereka menganggapku seolah-olah Aku baik-baik saja, padahal kenyataannya tidak. Aku rapuh, kacau dan menderita. Aku hilang dari bumi ini, bahkan setelah hari kepergian orang tuaku. Tidak ada lagi yang nikmat sekarang setelah kepergian mereka. Aku menyadarinya bahkan tubuhku juga merespon akan hal demikian. Sampai pada hari ke tujuh, Om dingin menghampiri seraya bertanya. "Apa yang mengganggumu?" tanyanya dengan suara seperti biasa dingin dan datar. Aku menggeleng tapi, Ia tidak percaya dan laki-laki itupun membawaku ke sebuah rumah sak
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Ujian

Happy ReadingKara menarik napas panjang dan melepaskannya perlahan. Hari ini adalah hari yang sudah dinanti-nantikan dan sekaligus ditakutinya selama enam bulan terakhir. Ujian semester 3 sudah tiba, dan seluruh usahanya selama setengah tahun terakhir akan diuji dalam beberapa jam ke depan. Dia bangun pagi-pagi sekali, bahkan sebelum matahari terbit. Suara alarmnya terdengar keras, namun Kara sudah terjaga beberapa menit sebelumnya, matanya terpaku pada langit-langit kamar yang masih gelap. Dia melompat dari tempat tidur, melangkah dengan cepat ke kamar mandi dan membasuh wajahnya dengan air dingin untuk menghilangkan kantuk yang tersisa. Sarapan pagi ini hanya roti bakar dan secangkir kopi. Maid sudah menyiapkan semuanya, namun Kara hampir tidak merasakan rasa makanannya. Pikirannya terus-menerus berputar, mengingat-ngingat pelajaran yang telah dipelajarinya. Setelah selesai makan, dia pamit kepada orang tuanya dan berjalan ke kampus. Jalanan pagi itu masih sepi, hanya beberapa k
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Sarapan

Happy ReadingSebagai suami yang dingin dan cuek Marco tidak mengerti apa mau Kara yang saat ini berdiri di depannya seraya mengangkat telapak tangan seolah meminta sesuatu. Kara melebarkan senyumnya walaupun itu bukan pertanda senyuman manis melainkan hanya dilebarkan tanpa ekspresi. "Apa?" tanya Marco yang duduk di depan komputer di ruang kerja menengadahkan kepalanya untuk melihat ke arah Kara dengan jelas. "Om nggak ngerti?" ujar Kara yang sudah lelah mengangkat tangannya sambil mendengus melihat gelengan kepala dari Marco. "Minta uang jajan," ujar Kara seperti bocil kelas dua SMP yang meminta uang jajan kepada ayahnya. "Bukannya kartu debit sudah ada denganmu," kata Marco seraya berwajah aneh, pasalnya Ia bukan hanya memberikan kartu debit biasa melainkan yang prioritas dimana uang tersebut juga sering Marco cek dan ditambahnya. "Aku mau cash kayak orang-orang yang setiap pagi di kasih uang sama ayahnya, aku 'kan nggak punya ayah lagi jadi kangen," lirih Kara menampilkan wa
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status