Home / Pernikahan / Menikahi Pria Dingin / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Menikahi Pria Dingin: Chapter 31 - Chapter 40

42 Chapters

Cinta Yang Salah

Happy ReadingPov Kara Pernah tidak Kamu merasa sesuatu yang tidak seharusnya Kamu miliki akan menjadi milikmu. Seperti memiliki suaminya yang sebenarnya tidak seharusnya menjadi milikmu, karena Ia sudah milik orang lain. Setiap kali kita melihat bagaimana dia memandang orang lain selain kita rasa sakit itu akan bertumbuh lebih dalam, sebab yang kita gunakan adalah perasaan. Berbeda dengan kita melihat hal tersebut dalam sudut pandang yang berbeda, bahwa dia adalah orang lain yang tidak Aku cintai. Sialnya perasaan tidak pernah bisa kita toleransi kapan harus tumbuh dan kapan harus hilang. Katanya cinta itulah adalah perasaan suci yang berhak dimiliki semua orang, tapi apakah cinta tidak harus memiliki?. Omong kosong! semua orang tentu menginginkan cinta yang dimiliki, hanya kata klise yang berbalut dengan terpaksa ikhlas karena tidak bisa memiliki. Yah Aku sedang berada di fase ini memuakkan sekali ketika untuk pertama kalinya aku harus jatuh cinta pada orang yang salah. Pernikah
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Tuduhan

Happy ReadingSeperti halnya hubungan Kara dengan Marco yang semakin renggang begitu pula hubungannya dengan Abella. Semenjak keluar dari rumah yang ditempati oleh Abella dan Marco, Kara belum lagi berjumpa dengan Abella ntah karena alasan keduanya sibuk atau sebenarnya memang saling tidak ingin bertemu. Sampai hari ini pun tiba, usg kehamilan Kara menjadi hari Ia harus bertemu dengan Abella. Masih terlihat sama, wanita itu memulai sapaan dengan memegang pundaknya dan ikut dalam melihat perkembangan bayi yang dikandung Kara. "Wahh lucu sekali," ucap Abella dengan nada gemasnya sedangkan Kara hanya tersenyum melihat monitor tersebut. Ia tidak bisa membayangkan perasaannya saat ini, takjub dan juga heran kenapa bisa ada bayi di dalam tubuh manusia. Tidak ada tanggapan apapun dari Marco hingga Kara selesai diperiksa, foto usg tersebut diberikan kepada Kara. Wanita itu memberikannya pada Marco satu gambar sedangkan Ia menyimpan gambar lainnya. "Ini untuk Kamu," ujar Kara saat perjala
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Bergantian

Happy Reading"Sayang Kamu kenapa?" tanya panik Marco pada Abella yang tiba-tiba berwajah pucat sembari bersandar di pintu kamar mandi. "Aku...Aku capek...tolong Marco...," keluh Abella yang langsung digendong oleh Marco laki-laki itu dengan cepat membawa Abella turun lalu berlari. Kara yang ada di meja makan sedang mengunyah makanannya tersebut lantas ikut berdiri dan panik. Kebetulan hari ini Ia memang main ke rumah ini karena dijemput oleh Abella. Saat Marco sudah masuk ke dalam mobil, Kara yang berdiri tak jauh pun lantas dicegah oleh Marco. "Tolong jaga Kara di rumah," pintanya pada seorang bodyguard. Selepas kepergian Marco Kara lantas kembali masuk, Ia yang memang mudah lapar sekarang tetap melanjutkan makannya. Toh Kara juga tidak bisa membantu apapun kecuali berdoa. Kesehatan Abella memang semakin memburuk belum lagi Ia yang mulai menghadapi masa krisis. Kehamilan Kara sudah memasuki tujuh bulan dan hubungan ketiganya mulai terlihat membaik, namun sayangnya kesehatan Abe
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Perubahan

Happy Reading"Om...gimana keadaan Kak Bella?" tanya Kara saat Marco masuk ke dalam kamarnya laki-laki itu menggeleng pertanda bahwa Ia juga tidak paham dengan keadaan Abella sekarang. Kara duduk di samping Marco seraya menenggelamkan kepalanya pada pundak Marco. Untuk waktu yang cukup lama keduanya saling berdiam sampai Marco menyentuh bibir Kara, wanita itu menggigit bibir bawahnya membuat Marco menarik bibir itu lalu lumatan kian lumatan tersalurkan. Kara berdehem memperingatkan Marco bahwa ini bukan waktu yang pas tapi, laki-laki tetap laki-laki. Kebutuhan seksualitas mereka harus terpenuhi apalagi jika menghadapi fase krisis dan stres seperti ini. Marco memeluk pinggang Kara sedangkan wanita ini mengalungkan lengannya pada leher laki-laki itu setelahnya keduanya mengecup satu sama lain. Marco membawa Kara ke atas ranjang dengan hati-hati laki-laki ini menidurkan istrinya yang sedang hamil besar. "Akhirnya daddy mengunjungimu nak." batin Marco yang sudah menahan ini cukup lama
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Tawaran

Happy Reading"Kara...Kami ingin berbicara dengan Kamu," ujar Abella berada di ambang pintu bersama dengan Marco. Abella tersenyum memamerkan gigi-gigi rapihnya, Kara sempat ingin tersenyum pula tapi yang justru muncul malah ekspresi tanda tanya. Wanita yang dengan perut besar itu lalu berdiri, melangkahkan kaki keluar mengikuti kemana arah dua orang ini membawanya. Ruangan kedap suara, salah satu ruangan khas yang dimiliki oleh villa yang di huni oleh Kara beserta para asistennya. Bahkan Kara tak tau sama sekali ada ruangan ini. Marco masuk diikuti Abella dan Kara. Ruangan itu memiliki satu sofa panjang dan meja seperti ruangan kerja pada umumnya. Ketika pintu ditutup maka aktivitas yang ada di dalam sama sekali tidak terdengar. "Ada apa ya?" tanya Kara bingung. "Kara duduk di sini dulu," pinta Abella yang di iyakan oleh Kara. Sedangkan Marco berdiri tak jauh dari mereka berdua. "Begini Kara...Aku dan Marco ingin bernegosiasi sama Kamu." wanita itu memegang tangan Kara lalu me
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Hukuman Yang Nikmat

Happy Reading"Mereka benar-benar gila Bagas! Gue nggak habis pikir di mana otak mereka," amuk Kara bercerita bersama Bagas yang berjalan juga di sebelahnya. Kedua orang ini berbicara sambil melingkari kolam, Kara perlu melampiaskan emosi yang Ia rasakan sedari kemarin. Setelah Kara keluar dengan amarah tak lama itu Abella dan Marco ikut keluar, Abella terus-menerus membujuk Marco untuk bisa mendapatkan bayi tersebut. Padahal sedari awal tidak ada perjanjian atas hak asuh anak yang dikandung oleh Kara, Ia akan menjadi Ibu dari anak-anak yang dilahirkan begitu pula dengan Abella akan tetap menjadi Ibu sambung anak-anaknya.Sebenarnya Kara tidak akan melarang sama sekali Abella untuk menjadi Ibu dari anak-anaknya tapi, jangan seenaknya mau mengambil seutuhnya. Abella pikir mengandung tidak membutuhkan tenaga dan waktu serta pikiran, Dia pikir mengandung bayi seperti membuat sepotong roti. "Lalu Marco diam aja?" tanya Bagas sambil mengamati langkah kaki Kara takut jika wanita hamil ini
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Hutang

Happy ReadingLagi-lagi Kara hanya bisa menggeleng dengan kelakuan Abella yang senantiasa sangat menyebalkan. Wanita itu sekarang kembali ke villa dan marah-marah tidak jelas. "Sekarang Kamu juga mau mengambil Marco dari Saya," ujarnya seraya menunjuk-nunjuk wajah Kara wanita hamil itu hanya memakan es cream sambil duduk dengan tenang tidak ingin terbawak emosi walaupun ingin sekali Ia mencabik-cabik wajah wanita itu. "Tenang Kara tenang. Dia pasti lagi meninggalkan ulah." Kara mengelus dadanya sedangkan Lala berdiri di samping wanita hamil ini takut sekali jika Abella akan melakukan sesuatu pada Kara. "Kamu membuat Marco nggak pulang," teriak Abella lagi Kara pun berdiri agar sejajar dengan wanita ini."Dia yang mau tinggal bukan Aku yang memintanya," balas Kara dengan tenang seraya berucap dengan sopan. "Dasar wanita penggoda," cibir Abella mendengar itu Kara langsung mengerutkan kening. "Nggak perlu digoda, Marco memang nafsuan padaku," kata Kara hendak berbalik tapi, Abella l
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Curiga

Happy Reading"Tugas Kamu itu hanya melayani Saya!" Marco membelai pundak Kara wanita itu hanya bisa menggeliat menahan geli yang sedari tadi menghinggapinya. Marco seringkali mampir ke sini hanya untuk bercinta pada istri keduanya sementara Abella kembali sibuk dengan pekerjaan dan juga bisnis yang baru di bukanya. Lagi pula Abella tidak bisa lagi memberikan hasrat kepada Marco sebab Ia tidak tertarik. Semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Abella. Wanita itu juga menjalani perawatan jalan yang seminggu sekali harus chek up. Kara mencoba untuk tetap berdiri dengan tenang agar tidak tumbang sedangkan Marco terus-menerus melakukan foreplay. Kehamilan Kara memasuki usia delapan bulan di mana sudah sangat besar dan turun. Teman-teman Kara masih tidak ada yang tau kecuali Bagas, yang sekarang harus duduk di meja hijau mendapatkan interogasi dari kedua temannya yang lain. "Lo sembunyikan di mana Kara?" tuding Della di siang hari bolong ini belum lagi menghadapi cuaca panas kini Ba
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Di Kantor

Happy Reading"Maafkan keluargaku Om," ujar Kara seraya menundukkan kepala dengan meletakkan kedua tangannya di depan Ia sangat merasa bersalah dengan masalah ini. Delapan jam yang lalu Marco langsung menerbangkan helikopter ke tempat Kara tinggal dahulu yaitu rumah pamannya, Marco turun dengan setelan kemeja hitam dan tuxedo yang warnanya senada. Laki-laki itu berjalan dengan keenam bodyguardnya masing-masing memiliki tugas. Ada yang membawakan koper hitam, membawakan tas hingga membawa sebuah senjata. Wajah Marco tampak kaku dengan rahang mengeras laki-laki itu berjalan dengan langkah kaki yang tegap tidak seperti biasanya Ia jauh lebih sangar. Paman Kara yang hampir duduk di sofa ruang tamu mendadak panik sekaligus takut, Ia tidak menyangka Marco akan langsung ke sini setelah mendengar apa yang Ia lakukan. "Selamat siang Tuan Marco, Saya tidak tau jika Tuan akan ke sini padahal Kami bisa menyiapkan diri dulu," sapa Paman Kara dengan wajah yang dipaksakan untuk tersenyum. "Tid
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Kedatangan Tamu

Happy ReadingMarco mengantar pulang Kara keesokan paginya, setelah mengecup bibir Kara sekilas Marco membiarkan wanita itu masuk yang ditemani oleh Lala. Ia tidak lagi turun karena harus langsung pulang. Wajah Kara tampak lemas karena semalaman itu hanya tidur sebentar, sementara di lain tempat Abella dengan wajah masam menyambut pagi hari ini. Matahari yang sudah naik tidak membuatnya beralih dari tempat duduk, kulitnya menyala oleh sinar matahari pagi ini. Wanita itu mengenakan dress satin tanpa lengan dengan belahan yang sangat turun. Marco turun dari mobilnya lalu langsung masuk ke dalam tidak perlu sampai ke parkiran karena ada anak buahnya yang akan melakukan hal tersebut. Marco naik melalui lift langsung masuk ke kamar Abella. Ia pun mengecup kening wanita itu. "Dari mana saja Kamu," sambut Abella dengan pertanyaan, seolah Marco habis pulang dari tidur dengan selingkuhan. "Dari kantor sayang," balas Marco tidak ingin jujur jika Ia semalaman bersama dengan Kara. Melihat ked
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status