Jangan tanya bagaimana keadaan Firda saat ini karena yang pasti ia tidak bisa membuka mulut untuk makanan yang sudah ada di depan mata. Semua orang tertawa bahagia tanpa memikirkan perasaannya yang terluka. Tenggorokannya seperti tidak bisa dilewati bahkan oleh setetes air. Mereka tidak tahu betapa malu dirinya saat ini setelah dengan gamblang orang-orang itu menjatuhkan dirinya sejatuh-jatuhnya. Apalagi melihat keromantisan yang diciptakan oleh Naufal membuat lukanya disiram dengan air garam. Perih, sakit dan semakin bernanah hingga menimbulkan kebencian yang mendalami. Tidak ada rencana balas dendam hanya saja sakitnya tidak akan terlupakan. "Firda, dimakan, Nak. Jangan diliatin aja," tegur Ibu Nyai di tengah candaan mereka semua."Terima kasih, Ibu. Maaf Firda tidak bisa. Rasanya tidak pantas memakan makanan dari orang yang sudah saya sakiti," balas Firda tanpa berani memperlihatkan wajahnya.Oncom bernapas lelah, dalam hatinya menggerutu yang ia iringi dengan istighfar. Wanita it
Baca selengkapnya