Semua Bab Silakan Ceraikan Aku, Tapi Bayar Dulu Utangmu: Bab 11 - Bab 20

39 Bab

Bersama Aisyah

Sikap Rana membuat Ilyas mengingat kejadian bertahun-tahun yang lalu. Ia ingat betul bagaimana dirinya itu kehilangan arah ketika Rana meninggalkannya. Jika bukan karena ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa suatu saat nanti bisa kembali bertemu dengan Rana, maka Ilyas tidak akan menapak dunia kuliah.Setelah merasa puas bersedih dengan dirinya sendiri, Ilyas pulang dengan wajah kusut, hatinya kacau. Ia melangkahkan kakinya dengan gontai ke dalam rumahnya.Ketika tiba di ruang tengah yang berdekatan dengan tangga untuk naik ke kamarnya di lantai dua, Ilyas melihat makanan kesukaannya tersaji di atas meja. Ia melirik ke sofa, istrinya meringkuk tertidur di sana.Ilyas menghela napas berat, ia mendekati Aisyah. Ditatapnya wajah cantik Aisyah dengan rasa bersalah, "Aku kira, tidak lagi ada kesempatan untukku bertemu dengan dia, Ais. Tapi ternyata aku bertemu dengannya, perempuan yang aku cintai sampai detik ini. Aku sungguh telah menyakitimu, Ais.. " batin Ilyas dengan mata berkaca-kaca.I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-07
Baca selengkapnya

Bertemu Calon Suami Rana

Perlahan, segala pikiran buruk yang berjingkrak di benak Aisyah pudar dalam dzikir yang terus ia lantunkan. Berkali-kali ia menghembuskan napas berat, berusaha menetralkan pikirannya di saat suaminya dalam keadaan begitu khawatir. Ini bukan saatnya untuk menanyakan hal-hal buruk yang mengganggunya kini.Hening mencekam ruang antara Aisyah dan Ilyas selama perjalanan. Perempuan itu memilih diam. Sementara Ilyas jua tak ada minat untuk berbicara, sebab di pikirannya hanya ada Rana dan Rana.Jarak antara posisi Ilyas saat menerima telepon dengan rumah sakit Rana tidak terlalu jauh. Ditambah lagi, Ilyas membawa mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Ia sampai di rumah sakit lebih cepat dari biasanya. Sesampainya di rumah sakit, Ilyas berlari menuju bagian administrasi. Aisyah menyusul di belakangnya."Mba, pasien atas nama Rana yang datang karena kecelakan sekarang dimana ya?""Untuk pasien atas nama Rana masih berada di UGD, Pak. Bapak bisa menunggu di luar ruangan UGD, ya."Ilyas langs
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Bersalah

Usai menunggu hampir dua jam, dokter yang menangani Rana keluar dari ruang operasi."Dokter, gimana kondisi Rana?" Eza panik bertanya, ia khawatir terjadi sesuatu yang tidak baik pada calon istrinya."Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, Pak. Pasien akan segera dipindahkan ke ruang pemulihan. Mohon pihak keluarga bersabar tidak menemui pasien terlebih dahulu. Setelah proses observasi selesai, keluarga bisa menemui pasien," ujar dokter ramah."Tolong lakukan yang terbaik untuk Rana, Dok," lanjut Eza dengan kekhawatiran yang masih melekat di wajahnya."InsyaAllah, Pak. Saya juga perlu menyampaikan, bahwa tadi pasien sempat kekurangan darah. Ketika tes darah, kami menemukan kandungan obat yang biasanya ada dalam obat tidur. Apakah pasien mengonsumsi obat tidur secara rutin?"Ilyas melirik Eza sembari mengerutkan dahinya, berharap menemukan penjelasan terkait kondisi Rana. Namun Eza tak tahu apa-apa, ia bahkan baru mengetahui hal itu dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Permintaan Rana

Rana telah dipindahkan ke ruang rawat inap. Kondisinya sudah stabil. Kakinya harus diberi penyangga selama beberapa bulan ke depan."Ilyas.... " igau Rana lirih, Eza yang mendengar nama itu merasa cukup kaget. Semenjak Rana memutuskan untuk mau menikah dengan Eza, nama itu tak pernah ia dengar lagi dari bibir mungil Rana. Tapi kenapa di saat seperti ini, Rana malah menyebut nama itu??Hati Eza terasa pilu, perkataan Ilyas terbayang begitu saja di benaknya, "Mau menikahi, belum berarti mencintai." Kalimat itu terus terngiang di kepala Eza.Di antara lamunannya, suara lirih Rana memecah keheningan, "Eza?"Mendengar namanya disebut, Eza mengalihkan tatapannya pada Rana. Perempuannya itu telah kembali sadar. Hatinya lega dan senang, segala kekacauan yang ia rasakan sebelumnya tiba-tiba menguap begitu saja."Ran... kamu sadar. Aku panggil dokter dulu... " Eza tersenyum sumringah.Rana yang masih lemah belum berminat berkata banyak. Ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Sebuah Keputusan

"Tentu, Rana.. Aku dan Mas Ilyas dengan senang hati akan membantu pernikahan kalian," Aisyah tersenyum sumringah. Rana ikut tersenyum, ia menatap Eza dengan senyuman bahagia.Rana dan Aisyah kemudian membicarakan beberapa persiapan pernikahan Rana dan Eza. Mereka ingin mengadakan pernikahan yang sangat sederhana sebab kondisi mereka masih tidak baik-baik saja."Cukup akad aja, Syah. Tapi aku tetap ingin berdandan dan pakai baju pengantin sih kalau bisa.." pinta Rana terkekeh."Bisa banget dong, Ran.. Biasanya MUA gitu mau kok meski harus ke RS," jelas Rana."Hmm... ya.. tapi MUA yang kemarin aku pesan sedang full jadwalnya di minggu ini, Syah.""Kalau gitu, aku hubungi MUA kenalanku mau gak? Nih kamu bisa cek dulu hasil make up dia di instagramnya," Aisyah menyodorkan handphonenya yang telah membuka sosial media MUA yang ia maksud.Rana langsung tersenyum, ia suka dengan hasil riasan MUA kenalan Rana. Mereka bergegas menghubungi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Berusaha Mencintai

Hening malam menjelma melodi sendu di antara gemerlap lampu lorong rumah sakit. Cinta masa lalu itu ternyata hanya sebuah mimpi, begitu batin Ilyas. Lelaki itu kini menunduk pilu sembari menunggu sang istri di depan masjid rumah sakit. Nama Rana tidak lagi menjadi bunga yang mewarnai hatinya, melainkan menjadi sembilu di dada."Bagaimana caraku untuk melupakanmu, Rana?" batin Ilyas lagi.Ia menghembuskan napas kesal, mengusap wajahnya kasar. Di antara pilu dan ketidakberdayaan yang menguasai hatinya, ingin sekali ia melampiaskan amarah. Berteriak, atau mungkin memukul tembok berkali-kali. Ia ingin marah pada dirinya sendiri yang telah keliru menjaga rasa cinta, bahkan ketika ia telah menikah."Brengsek! Kamu emang lelaki brengsek, Ilyas!!!" batinnya sembari mengepalkan tangan.Tak ingin berujung pada kemarahan yang lebih besar, Ilyas mencari tempat sepi untuk melampiaskan amarah. Ia pergi ke luar area RS, tepatnya menuju ruko terbengkalai di dekat RS.Tak pikir panjang, dihantamnya temb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Pernikahan Rana

"Mas, udah siap belum?" Aisyah tergopoh-gopoh turun dari kamar. Ia berdandan begitu cantik hari ini."Udah sayang, ayo berangkat," Ilyas memberi senyum sumringah. Tampilannya begitu elegan dengan jas hitam mewah."Btw penghulunya udah kamu pastikan kalau bisa datang kan mas?" ujar perempuan bermata cokelat itu yang tampak sedikit panik."Udah, Aisyah. Pengawal Eza sekarang otw jemput beliau," jawab Ilyas sabar."Hm, si Rana udah selesai belum yah make up nya? Harusnya udah kan ya mas?"Ilyas tertawa melihat sikap Aisyah, "Kalau panik gini kok tambah cantik ya?" godanya."Iiihhhh mas Ilyas. Aku serius lohh.. " sebal Aisyah."Hahaha, lagian kamu kenapa panik banget sih? Udah tenang aja. InsyaAllah semua berjalan lancar, sayang... "Aisyah menghela napas perlahan, "Hft.. bismillah ya mas. Jadi keingat saat kita nikah dulu. Bunda dan Ayah pada panik khawatir acaranya gak lancar.""Hmm, dulu kan nikahan kita cukup besar, sayang. Sekarang kam hanya akad... ""Si Eza itu kira-kira bakal seka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Pilihan Kacau

"Mas, kamu di mana sih? Ke kamar mandi doang lama banget??" Aisyah cemberut dari seberang telponnya, Ilyas benar-benar membuat dirinya menunggu lama."Ais.. maafin mas, tadi tiba-tiba klien minta ketemu. Jadi mas terpaksa harus pergi tadi.. " Ilyas berbohong. Dia tidak bertemu klien. Ia hanya butuh waktu sendiri untuk melampiaskan amarah."Habis ini mas selesai kok. Ais bisa nunggu mas kan?" ujar Ilyas. Dihisapnya rokok yang hampir habis itu. Sementara di hadapannya, seorang lelaki yang sepantaran dengan Ilyas juga ikut menghisap rokok ditemani wanita berpakaian mini yang menempel padanya.Ya, Ilyas pergi menemui seorang teman lamanya ketika SMA–teman satu geng yang kini menjadi preman. Namanya Dito. Mereka masih saling berkomunikasi dan menjaga hubungan dengan baik. Sesekali, mereka melakukan hubungan bisnis. Bagaimanapun, Raka sekarang menjadi ketua preman di kotanya."Yaudah, Ais tunggu aja. Jangan lama-lama ya, Mas. Ais pengen istirahat.. "Usai akad tadi, Aisyah bermain dengan Ar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-12
Baca selengkapnya

Hati yang Dingin

"Assalamu'alaikum..." Ilyas membuka pintu ruangan Rana, di sana tampak jelas wajah cantik Rana yang tertawa bahagia dengan suaminya, Eza. Sedangkan di sofa dekat ranjang Rana, seorang anak kecil tertidur dalam dekapan Aisyah. "Sorry.. tadi klien tiba-tiba minta ketemu. Aku jadi ga bisa menghadiri pernikahan kalian," Ilyas tersenyum ramah. "Gak papa, Yas. Terimakasih ya sudah hadir," Eza juga tersenyum ramah pada Ilyas. "Selamat atas pernikahan kalian. Semoga samawa," singkatnya lagi. Senyum yang Ilyas berikan tampak begitu sempurna, padahal dalam hatinya berkecamuk kebencian pada mantan pacaranya itu. "Ais, kita pulang yuk.. Kamu pasti udah capek," Ilyas menoleh ke arah istrinya. Wajah Aisyah memang mulai tampak letih. "Pulanglah, Ais. Arka sama aku aja," Eza menghampiri Aisyah. Digendongnya tubuh kecil putranya perlahan. Anak kecil itu hanya menggeliat. Eza kemudian menidurkannya di sofa panjang dekat tempat Aisyah duduk. "Rana.. sorry gak bisa nemenin lama-lama yah. Kalau kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-12
Baca selengkapnya

Kecurigaan Eza

Dua minggu berlalu, Rana sudah boleh menjalani perawatan mandiri di rumah. Eza bahkan membawa seorang suster dan dokter untuk tinggal di dekat mereka, berjaga-jaga jika terjadi sesuatu pada Rana.Usai pernikahan, Rana selalu menampakkan kebahagiaan di depan Eza. Sebisa mungkin, ia menahan hatinya yang masih penuh dengan rasa cinta untuk Ilyas."Sayang, istirahat dulu ya. Kalau perlu sesuatu, telepon aku aja." Eza mengelus lembut rambut Rana. Perempuan itu hanya tersenyum, ia menatap Eza dengan tatapan letih usai melaksanakan terapi. Tak lama usai itu, Rana memejamkan mata. Tubuhnya terasa begitu letih dan membuatnya terlelap begitu cepat.Wajah teduh itu membuat hati Eza bahagia. Ia senang sekali setiap mengingat pernikahan mereka. Baginya, menikahi Rana menjadi anugerah terindah untuk Eza.Usai menatap wajah Rana begitu lekat, Eza tersenyum kecil. Dengkuran lirih Rana terdengae sungguh lucu pada Eza. Lelaki itu kemudian mengecup lembut kening Rana. Rana menggeliat pelan, posisi tidu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status