"Mulai detik ini, aku, Adnan Erlangga, bersumpah tidak akan menceraikanmu, sampai kapanpun juga. Hanya maut, yang bisa memisahkan kita," sambungnya membuat air mataku luruh. Aku bahkan tak mengerti air mata apa ini, dan rasa apa yang ada dalam hatiku ini.Disatu sisi aku ingin bercerai karena sakit hati dan tak mau di madu, tapi di sisi lain aku merasa lega saat bukan kalimat talak yang Mas Adnan ucapkan."Adnan! Apa-apaan kamu?!" sentak ibu dengan sorot tajam pada Mas Adnan."Kenapa, Bu? Kenapa ibu sangat ingin kita pisah? Ibu tidak suka melihat anakmu ini bahagia, Bu? Kebahagiaan ku hanya ada pada Inara, Bu. Tolong mengerti," ucap Mas Adnan terdengar tegas."Tapi, mas ... aku juga tak mau di ceraikan," cicit Karin seraya menatap iba pada Mas Adnan."Dengarkan baik-baik, kalian berdua akan tetap menjadi istriku, dan aku berjanji akan berlaku seadil mungkin terhadap kalian berdua," sahut Mas Adnan membuat dadaku lagi-lagi berden
Terakhir Diperbarui : 2024-05-02 Baca selengkapnya