Semua Bab Dimadu Saat Koma: Bab 21 - Bab 30

40 Bab

Dokter Cinta

Hari ini untuk yang pertama kalinya aku pergi bersama Dokter Feri, sepanjang perjalanan kulihat Dokter Feri nampak santai sedangkan aku sendiri tak mengerti dengan diriku yang malah terasa kaku dengan jantung yang terus berdegub kencang seperti ini."Semua manusia berhak untuk bahagia, jadi ... jika kebahagiaan itu tidak bisa kita dapatkan dari orang lain, maka kita berhak untuk mencari kebahagiaan kita sendiri," ucapnya yang tiba-tiba saja memecah keheningan."Maksudmu?" tanyaku seraya mengangkat wajah, mencoba untuk memberanikan diri menatap wajahnya yang kini mengulas senyum.Sesekali ia menatap padaku dan kembali menatap pada jalanan yang sedang kami lalui, sedangkan Dara nampak sudah terlelap dalam pangkuanku."Aku tau, kamu pasti mengerti maksudku," sahutnya yang membuatku hanya berdecak seraya mengalihkan pandanganku pada jalanan yang mulai terasa panas karena teriknya sinar matahari siang ini."Inara, jika pernikahanmu terasa bera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

Apakah Cintamu Sudah Terbagi, Mas?

Setelah genap satu Minggu aku menghabiskan waktuku berdua saja dengan Dara, akhirnya dengan berbesar hati aku mencoba untuk membuka pintu rumah ini untuk Mas Adnan.Entah seperti apa perasaanku saat ini, rasanya sangat sulit sekali untuk dijabarkan. Menunggu datangnya suami yang baru saja pulang dari rumah istri mudanya, sungguh ... ini tak pernah kubayangkan sebelumnya."Assalamualaikum!"Aku yakin itu adalah suara Mas Adnan, karena sebelumnya aku juga sudah mendengar suara mobilnya yang berhenti di halaman rumah.Dengan cepat, aku langsung menggendong Dara yang tengah duduk bermain boneka. Berjalan menuju pintu depan dan segera membukanya."Waalaikumsalam!" sahutku setelah pintu terbuka.Senyum mengembang di wajah Mas Adnan, hari ini ia terlihat begitu rapi. Rambutnya nampak disisir dan juga terlihat klimis, sedangkan pakaiannya terlihat licin dan berbau harum.Aku tersenyum getir memandang penampilan Mas Adn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

Omongan Tetangga

Entah bagaimana prosesnya, yang jelas kini rasanya aku sudah mulai terbiasa menjalani hari-hariku dengan status berbagi suami. Ya, selama satu Minggu ini aku sudah berhasil mengendalikan hatiku di depan Mas Adnan dan dapat melakukan kewajibanku sebagai istri padanya dengan baik."Sayang, maafkan aku. Malam ini, aku akan pulang ke rumah Karin, sesuai jadwal yang sebelumnya telah kita bicarakan," ucap Mas Adnan saat aku sedang mengantarnya ke depan.Pagi ini Mas Adnan akan pergi ke toko seperti biasanya, dan aku selalu mengantarnya hingga ia berlalu dengan mobilnya. Namun, perkataannya barusan berhasil membuat hatiku kembali berdenyut nyeri. Tapi, walau begitu aku tetap menanggapinya dengan senyum."Tentu saja! Malam ini aku tidak akan menunggu mas pulang. Hati-hati di jalan, semoga dagangan hari ini banyak yang laku!" ucapku seraya menyalami tangannya. Tak lupa, aku juga mencium tangannya dengan takjim.Mas Adnan mengusap pucuk kepalaku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

Balas Berkhianat

Kamu kok kaya lagi kesel gitu? Kenapa?" tanya Dokter Feri saat kami sedang duduk di kantin."Aku sebenarnya lagi kesel sama ibu-ibu di komplek. Tadi pagi mereka jadiin aku bahan gosip saat sedang belanja sayur. Terus, terang-terangan juga mereka menyinggungku soal aku yang dipoligami," jelasku.Dokter Feri hanya tersenyum, sesaat kemudian ia menggenggam tanganku."Kamu, yang sabar, ya! Gak usah dengerin omongan mereka," ucapnya lembut."Padahal, aku baru aja mau berusaha untuk menerima kenyataan ini, tapi kenapa tiba-tiba saja ocehan mereka malah membuat hatiku kembali panas," ungkapku seraya menatap wajah Dokter Feri."Inara, sebenarnya ... apa yang membuatmu memilih untuk bertahan?" tiba-tiba saja pertanyaan itu terlontar dari mulut Dokter Feri. Ia juga bahkan menatapku dengan tatapan yang begitu serius.Aku terdiam untuk beberapa saat, mencoba untuk memikirkan jawaban pasti dari pertanyaan tersebut. Karena sejujurnya jika cint
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

Maduku Hamil

"Dasar ibu-ibu rempong!" desis Karin namun masih sangat jelas kudengarAku hanya menghela nafas, sebelum akhirnya menatap Dokter Feri dan Mas Adnan secara bergantian. Tatapan matanya pada Dokter Feri penuh tanya. Mungkin Mas Adnan heran kenapa aku bisa jalan dengan sahabat nya ini."Ehem!"Sengaja aku berdehem untuk membuyarkan keheningan diantara kami, tatapanku sengaja aku tujukan pada tangan Karin yang masih menggandeng mesra tangan Mas Adnan.Mas Adnan nampak merasa bersalah lalu melepas tangan Karin dengan perlahan."Kebetulan kita bertemu disini, Nan! Aku sengaja ingin mengantar anak dan istrimu pulang dari rumah sakit. Kamu, gak keberatan 'kan?" ucap Dokter Feri membuka percakapan."Ru-rumah sakit?" kini raut wajah Mas Adnan berubah penuh ke khawatiran."Iya, hari ini kan jadwal imunisasi nya Dara. Aku maklum sih, kalau kamu lupa," sahutku cepat hingga Mas Adnan terlihat merasa bersalah."Kenapa tadi pagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-07
Baca selengkapnya

Tetangga Rempong

"Inara, tunggu!"Seketika aku menghentikan langkahku yang akan menutup pintu. Ternyata di depan sana sudah ada Mas Adnan, dia tampak tergesa menghampiriku yang masih berdiri di ambang pintu."Inara, kita harus bicara," ucapnya seraya meraih kedua tanganku dan menggenggamnya."Aku sudah tau kok, mas! Selamat, ya atas kehamilan istri keduamu," sahutku seraya tersenyum getir."Sayang, maaf ... aku-""Sudahlah, mas! Kenapa juga meminta maaf?" tukasku seraya melepas genggaman tangannya.Aku lalu berjalan dan duduk di sofa. Membiarkan Mas Adnan berjalan mengikuti hal yang sama."Sayang, aku tau kamu terluka. Maaf, tapi aku juga benar-benar tidak-""Cukup mas!" tukasku lagi.Sungguh, saat ini aku hanya ingin sendiri, tak melihat dan mendengar apapun tentang Mas Adnan mungkin akan jauh lebih baik untukku."Sekarang harusnya kamu tidak ada disini. Karin pasti mencarimu. Lagipula, ibu baru saja pulang, d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-07
Baca selengkapnya

Pendarahan

Benar saja apa yang aku curigakan, kedatangan Dokter Feri pagi kemarin yang dipergoki oleh Bu Yuni membuat aku menjadi bahan gosipan mereka. Bahkan berita bertamunya Dokter Feri saat Mas Adnan tak ada di rumah sampai juga ke telinga suamiku. Mas Adnan sampai meneleponku dan bertanya ini itu tentang kedatangan Dokter Feri yang tak dianggap biasa olehnya. Gara-gara hal ini juga Dokter Feri tak bisa lagi berkunjung ke rumahku.Tapi, itu semua tidak menjadi alasan untuk kami menjauh. Justru, aku semakin merasa tertantang dengan hubungan terlarang ini.Ya, kurasa ... hubungan gelapku dengan Dokter Feri membuat hidupku terasa lebih berwarna. Setidaknya, rasa sakit hatiku saat Mas Adnan sedang bersama Karin terlupakan begitu saja karena hubungan ini.Hari ini aku memutuskan untuk tidak menerima Mas Adnan ke rumahku, alasan Karin yang kondisi kehamilannya sedang lemah karena kemarin sempat jatuh membuatku bisa menahan Mas Adnan agar tetap berada di rumah istri mud
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Apa Aku Kejam?

Ucapan dan ekspresi wajah Mas Adnan beberapa saat yang lalu masih jelas dalam ingatanku. Semua itu bagaikan siraman air garam pada lukaku yang menganga. Entah mengapa aku tidak bisa mengendalikan diriku, bayangan mereka terus saja menari dalam kepalaku hingga membuat hatiku rasanya hancur lebur. Aku benci pada diriku sendiri, kenapa aku harus mencintai Mas Adnan sedalam ini. Andai rasa cinta itu tak ada, aku yakin aku akan baik-baik saja saat melihat dirinya mengkhawatirkan wanita lain bahkan menggendongnya di depan wajahku."Jangan menangis, Inara! Kamu punya Mas Feri, cintanya padamu begitu besar, bahkan dia rela menerimamu dengan keadaanmu yang sekarang ini. Mas Feri lebih segalanya dari pada Mas Adnan," hiburku pada diri sendiri.Drrt ... drrt ... drrt ...Ponselku bergetar, segera kuusap air mataku dan meraihnya. Kulihat nama Mas Adnan tertera dilayar ponsel.a"Iya, mas!" sahutku pelan setelah kugeser tombol hijau.a"Inara,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Sebatas Pelarian

Dokter Feri mempererat genggaman tangannya, untuk sesaat dia menatap wajahku sebelum akhirnya aku mengangguk dan kitapun akhirnya memasuki kamar yang telah kita sewa untuk malam ini.Sebenarnya ada rasa canggung dan juga bersalah saat aku memasuki sebuah ruangan tertutup dengan seorang pria yang jelas bukan suamiku. Namun, kejadian demi kejadian yang menggoreskan luka di hatiku membuat aku membenarkan kesalahan yang kubuat dengan penuh kesadaran ini.Aku duduk di bibir ranjang seraya menundukkan wajah, begitupun dengan Dokter Feri. Tak ada kata yang keluar dari mulutnya, ucapannya saat dijalan tadi yang mengatakan akan mengobati lukaku belum dia lakukan juga. Kini, aku hanya bisa menunggu, kiranya apa yang akan dilakukan seorang dokter untuk menyembuhkan pasien yang sedang sakit hati.Hening!Ya, hanya keheningan yang ada diantara kami.Aku mulai mendongak, menatap wajah Dokter Feri yang kini ternyata nampak gelisah. Entah apa yang kini ia pik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Bertengkar

"Maaf, mas! Aku permisi!"Setelah sekian lama kami terdiam akhirnya aku memutuskan untuk pergi.Sangat jauh dari bayanganku sebelumnya, malam yang kukira akan kuhabiskan untuk bersenang-senang dan menyenangkan diri tenyata sepertinya malah harus kuhabiskan untuk merenungi diriku sendiri. Entah suatu kesialan atau suatu kebaikan untukku. Hadirnya Dokter Imam dan apa yang ia ucapkan sudah membuat mata hatiku terbuka.Aku terluka oleh pernikahan suamiku, tapi dibalik itu, mau dituntut kemanapun suamiku tak akan salah karena laki-laki memang dihalalkan untuk menikahi dua atau bahkan tiga wanita. Akan tetapi diriku? Aku ingin suamiku merasakan apa yang kurasakan, namun jalan yang kutempuh sungguh salah. Aku adalah wanita bersuami, aku telah berdosa karena menjalin hubungan dengan pria lain. Sungguh, aku benar-benar rugi disini."Inara, apa kamu berniat menjauh dariku setelah malam ini?" tanya Dokter Feri membuat langkahku terhenti.A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status