All Chapters of Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!: Chapter 11 - Chapter 20

63 Chapters

Nadine menerima hak nya

Keesokan harinya saat sudah sampai di kantor, dengan polanya Damar menuju ke ruangan atasannya."Selamat pagi Bu!"sapa Damar saat dia memasuki ruangan bosnya tersebut setelah sebelumnya mengetuk pintu."Selamat pagi, silakan duduk pak Damar, ada perlu apa-apa pagi-pagi ke sini?"tanya Bu Indra.Damar pun mengeluarkan uang yang sudah disiapkannya dari tadi, uang sejumlah 75 juta tanpa kurang tanpa lebih ia letakkan di depan Bu Indra atasannya."Ini uang club 75 juta yang Ibu minta! Saya tidak jadi diturunkan jabatan kan Bu? tanggungan saya sudah lunas!" tanya Damar dengan sedikit takut-takut."Saya tidak akan ingkar dengan apa yang sudah saya janjikan, mengingat kinerja anda yang cukup baik di perusahaan ini saya berniat untuk membiarkan anda tetap di jabatan anda yang sekarang, tapi satu minggu terakhir kinerja anda benar-benar buruk, semua laporan yang anda buat benar-benar kacau!"kata Bu Indra panjang lebar, dan sukses membuat Damar panas dingin."Jadi mohon maaf, anda akan dipindah
Read more

Rejeki nomplok

"Nanti setelah bosnya Damar itu pergi, kita minta saja uang yang diserahkan kepada Nadin tadi, amplopnya tebal banget ya Bu, pasti itu isinya adalah 100 juta seperti yang diungkapkan oleh Damar!" kata Sarah."Rezeki nomplok Kalau seumpama kita bisa mengambil alih uang tersebut, enak bener perempuan miskin itu menerima uang sebanyak itu, nggak pantes banget!" kata Bu Pratiwi menimpali perkataan putrinya.Sarah rupanya mengingkari surat perjanjian yang sudah ditandatanganinya kemarin, dia kembali mendatangi ibunya dan melakukan hal-hal yang sangat dilarang oleh suaminya tersebut.Sarah benar-benar menyepelekan tentang perjanjian yang sudah ditandatanganinya yang terkait dengan talak yang disebut di dalamnya.Kesalahan fatal Sarah akan memicu retaknya rumah tangganya bersama Budi, hanya Ivanka lah yang menjadi pertimbangan seorang Budi untuk memberi satu kesempatan kepada Sarah, Budi sudah berjanji dalam hatinya sendiri jika Sarah sampai tidak bisa memanfaatkan kesempatan yang diberikann
Read more

on cam nih

Sarah yang tidak mau ketahuan bahwa dirinya diam-diam menemui Bu Pratiwi, langsung berpamitan pulang kepada ibunya.Tapi langkahnya urung dilanjutkan saat mengetahui ada Damar di rumah sang ibu."Saya pulangnya nanti dulu deh Bu mau ngomong dulu sama Damar, aku harus memberikan kabar bahwa Nadine sudah menerima uang dari perusahaan miliknya, uang itu kan hasil kerja kerasnya Damar! seharusnya yang berhak menerimanya adalah Damar bukannya Nadine!"kata Sarah.Langkah cara mendahului Ibu Pratiwi untuk langsung menuju ke arah Damar."Sudah pulang lu Mar? Tau nggak Aku punya kabar penting banget buat kamu!"mendengar kakaknya yang tiba-tiba bicara membuat Damar menyipitkan matanya."Penting apa Kak? tentang apa? Kalau kakak nyamperin aku hanya untuk menanyakan uang, Maaf Kak, Damar sudah tidak punya uang lagi!" kata Damar yang salah paham."Haiiisssshhh kamu itu, suudzon aja adanya! dengerin dulu kenapa kalau mbak mu ini mau ngomong?"setelah berkata itu Sarah pun menoyor kepala sang adik kar
Read more

peringatan Budi

"Kenapa sih kamu malah kalah sama perempuan seperti itu? mau-maunya kamu diancam seperti itu!"protes Sarah kepada adik lelakinya."Mbak Sarah nggak dengar tadi dia bilang on cam? Mbak sarah tahu artinya itu apa? Kita bakalan viral untuk kedua kalinya jika masih nekat!"jawab Damar."Kita?? Kamu aja kali! aku mah ogah!"kata Sarah membantah ucapan Damar."Tinggal kamu ambil saja hp-nya lalu kamu banting, beres kan? Kalau sudah begitu kan next dia tidak bisa mengancam kamu lagi!''kata Sarah memberi ide gila."Betul juga ya mbak? Kenapa aku nggak kepikiran sampai ke sana?"jawab Damar membenarkan ucapan kakaknya."Besok lagi aja lah Mbak, toh kita sudah tahu di mana Nadine tinggal, sewaktu-waktu kita bisa ke sana, dan yang pasti jangan saat ada Ine ataupun Sari!"kata Damar."Kenapa memangnya? Kamu takut? Kamu lho laki-laki, kok bisa-bisanya takut sama perempuan, pakai rok saja sana biar lebih lembut!"ledek Sari kepada adiknya."Bukannya takut, tapi lagi capek ini, mana jabatan Aku di kantor
Read more

Meminta yang bukan haknya

"Benar kata Nadine Mbak, Sampai kapan akan terus lari dari mereka! mereka itu bukan Tuhan Mbak yang harus ditakuti! kalau Nadine sudah siap untuk menghadapi mereka, Ya sudah sih kita siap saja di belakang Nadine untuk selalu mendukungnya!"jawab Ine."Tapi kita kan tidak selalu di rumah Ne, kita ini terikat dengan pekerjaan yang selalu meninggalkan Nadine sendirian di rumah!" kata Sari mengingatkan Nadine."Mbak Sari lupa dengan kuasa Allah? Apa sih yang tidak menurutnya? Bagi kita yang mustahil pun bisa di wujudkan dengan Kun fayakunnya!"jelas Ine mengingatkan."Kita serahkan saja jalan takdir yang akan diukir oleh Nadine, semampu dan sebisa kita, kita akan mendampinginya!"kata ine kemudian.Sari pun akhirnya menganggukkan kepalanya tanda paham apa yang dimaksud oleh Ine, tak lama dari dalam keluar Nadine bersama Gibran ya hendak dijemur oleh Nadine."Kita pasrah saja dengan garis takdir Mbak, kita tak perlu berlari-lari lagi, aku siap kok menghadapi Mas Damar! Dia kan sudah bukan sua
Read more

Bogem mentah

"Maaf tidak bisa, uang itu untuk tabungan sekolah Gibran kelak!" tolak Nadine masih dengan nada yang sangat tegas."Jangan serakah kah kamu Nadine, uang itu adalah milikku, aku yang bekerja aku yang memeras keringat aku yang membanting tulang! kenapa kamu malah ingin menguasainya sendiri?"Kata Damar dengan sedikit menahan amarahnya."Itu adalah uang dari perusahaan di luar uang gajimu, terkhusus untuk kami para istri!" Nadine menekan kata terkhusus dalam penjelasannya berharap Damar sadar dari rasa tamaknya."Tapi kalau aku tidak bekerja di sana, kamu juga tidak akan mendapatkan uang itu, lagian setiap bulannya aku juga sudah memberikannya kepadamu!" bantah Damar."Kamu masih mengungkit uang tak layak yang kamu berikan kepadaku? Uang yang kamu berikan kepadaku Bahkan tak ada separuh dari jatah perusahaan! tak ada 10% dari uang yang setiap bulannya kamu terima dari perusahaan! mau membahasnya lagi? Waras kamu?"Tanya Nadine. "Sudah, nggak usah banyak cincong! intinya aku tidak akan mem
Read more

Usaha Nadine

"Pesanan ibu sudah siap, silakan kalau Ibu mau mengambilnya!" kata Nadine.Setelahnya Nadine pun mempersiapkan pesanan sang customer agar saat sudah tiba, tinggal membawanya saja.Sinambi menunggu kedatangan pelanggannya, Nadine pun membersihkan peralatan miliknya.Tepat saat Nadine sudah selesai membersihkan alat masaknya, pelanggan pun datang. Nadine menyerahkan pesanan yang sudah dibuatnya tadi, kini tinggal giliran Nadine untuk datang ke rumah tetangganya yang telah dititipi Gibran.Tak lupa dibawanya kue yang sengaja dibuatnya tadi untuk tetangganya tersebut."Assalamualaikum Mbak Rahma...! terima kasih ya sudah jagain Gibran untukku! ini tadi ada sisa kue yang aku buat, mbak Rahma mau ya?" Kata Nadine menyodorkan satu toples kue kering kastengel dan juga satu loyang kecil brownies lumer. "Repot-repot banget loh kamu Din, tapi terima kasih deh, kebetulan perutku rasanya lapar, langsung aku makan ya?" Jawab Rahma berterima kasih atas kue pemberian Nadine tersebut. Karena sudah a
Read more

Berghibah tentang Nadine

"Emang dasar Nadine aja yang gak tau diri, aku sumpahin dia mendapatkan azab dari apa yang dia lakukan kepadamu, Ibu tidak terima ya Mar, apalagi tentang uang yang di dirampasnya itu! udah jelas-jelas dia tidak bekerja, seharusnya dengan sukarela Dia memberikan uang itu kepadamu, kan memang kamu yang kerja?" pendapat sampah seorang Pratiwi.Padahal yang sebenarnya adalah uang yang diterima oleh Nadine itu merupakan uang tunjangan dari perusahaan yang memang diperuntukkan untuk istri dari para pekerjanya, lalu bagaimana jika perempuan yang bekerja di perusahaan Indrawati tersebut? Nah kalau ada perempuan yang bekerja di sana maka akan mendapatkan bonus separuh dari tunjangan istri tersebut yaitu sekitar 1.500.000. Bonus itu pun tidak serta-merta keluar begitu saja.Bonus itu bisa cair jika pekerja tersebut tidak absen selama masa kerjanya di satu bulan dengan alasan apapun. "Iya ya Bu? Kok Nadine tidak mendapatkan azab karena sudah menzalimiku? Dia malah semakin senang hidupnya! Ibu
Read more

baba 19

"Entahlah Bu, Nadine sangat berubah sejak kejadian waktu itu! Nadine yang sekarang benar-benar tak sama seperti Nadine yang menemaniku selama ini! entah apa yang terjadi padanya, apa mungkin Nadine kesurupan setan Talak ya Bu?" Damar bicara sesuatu yang tidak berbobot. Mana ada setan Talak? ya nggak dears?"Kamu waras? Mana ada setan Talak? Aya Aya wae ikam pang!" kata Ibu Pratiwi menggabungkan bahasa daerah dari dua tempat berbeda."Lah nyatanya Bu? Aku saja sampai tak bisa mengendalikannya setelah talak itu tanpa sengaja aku jatuhkan, kenapa juga dia harus seperti itu? Padahal kan tinggal anggap kalau aku tak pernah berkata Talak kepadanya kan beres?" Kata Damar masih ngawur."Nadine itu benar-benar egois dan tak memikirkan Gibran yang akan kehilangan ayahnya!" omel Damar lagi.Damar sendiri tidak menyadari jika sebenarnya yang egois adalah dirinya, bahkan sejak kelahiran Gibran sama sekali Damar tidak pernah memikirkan kebutuhan anak tersebut, kalau tidak tertolong oleh fihak kanto
Read more

bab 20

"Kenapa hidup kita semakin belangsak ya Bu? Apa benar kalau kita ini terkena karma karena kutukan Nadine?" Tanya Damar. "Tau nggak Bu? Sebenarnya aku nggak rela loh Nadine mendapatkan aliran dana setiap bulannya sebanyak 3 juta dari perusahaan tempatku bekerja, bahkan aku yang banting tulang saja hanya menghasilkan 5 juta setiap bulannya!"lanjut Damar lebih seperti curhat kepada ibunya."Betul katamu Mar, enak bener sih Nadine? Ongkang-ongkang kaki di rumah tapi mendapatkan jatah! makin besar kepala lah tuh! coba kamu minta saja uang yang diberikan oleh kantor kepada Nadine!" usul Pratiwi lagi."Kalau Ibu mau silakan, kalau aku sih ogah pakai banget! bukannya mendapat uang tapi babak belur dan bonyok karena bogem mentahnya Nadine...!"jawab Damar. Tengah asik berbincang santai membahas tentang kebingungan mereka, dari kamar Santi terdengar orang sedang muntah-muntah, bisa dipastikan bahwa itu adalah Santi sang pemilik kamar. "Santi sedang tidak enak badan Bu? Kok muntah-muntahnya pa
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status