Semua Bab Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku: Bab 21 - Bab 30

38 Bab

Bab 21

Tak sampai di sana, mataku membelalak melihat dua kaca jendela yang pecah. Serpihannya berceceran dimana-mana. Belum lagi batu sebesar kepala orang dewasa yang kuduga bekas menghantam dan tergeletak di teras.Astaga! Ini benar-benar keterlaluan.Apa ada pencuri, atau apapun itu? Tapi sepertinya tidak mungkin. Pintu utama masih tertutup sempurna. Pasti ada motif lain. Entah kenapa aku yakin hal itu.Tapi siapa?Naas, tak ada CCTV karena biasanya pos satpam selalu ada yang menjaga. Si⁴lnya sejak Mas Raga memecat ART berikut satpam dan bodyguardku, aku benar-benar cuma tinggal bertiga tanpa siapa-siapa di rumah besar ini.“Mama …!”“Mama, aku mau turun!” Afni dan Dika berteriak, mengumpulkan ingatanku yang melanglang buana. Mungkin kesal kusuruh menunggu di dalam mobil.Menarik nafas dalam-dalam, aku kembali ke mobil dengan perasaan khawatir. Khawatir keduanya histeris melihat apa yang terjadi.“Mama ingatkan sekali lagi, ya. Jangan takut dan jangan nangis. Cukup pejamkan mata dan diam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 22

Ponsel jatuh saat tanganku tiba-tiba saja tremor. Tiba-tiba saja aku merasa gugup dan takut. Otakku blank saat dipaksa untuk menebak siapa pelaku yang terang-terangan menerorku tersebut. Apakah Mas Raga, Sheva, atau ada orang lain yang menaruh dendam padaku? Tapi siapa?“Bu Zea?” Aku terperanjat kaget, “kenapa wajah Ibu tiba-tiba pucat? Dan siapa yang mengirim pesan barusan sampai-sampai Ibu berubah dingin?” Entah sejak kapan Arvan berdiri di samping dan mengambil alih ponselku yang jatuh. Dia menatap pesan dengan alis bertautan, lalu menuntunku untuk duduk di meja makan. Tanpa bicara lebih lanjut, pria itu mengambil air hangat dan mengangsurkannya ke bibir. Aku menerimanya dengan tangan masih gemetar. “Tenangkan diri Ibu. Jangan panik, siapapun mereka kita tidak akan pernah membiarkannya. Polisi juga sedang menyelidikinya, bukan?’’Aku mengangguk pelan meski tak bisa mengenyahkan rasa khawatirku. Kalau permulaan saja sudah merusak halaman rumah, apa yang akan terjadi selanjutnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 23

“Aku titip Dika, ada urusan sebentar,” ujar Arvan begitu melihatku masuk ke ruangan dimana Dika masih meraung dan menangisi Mas Raga. Aku membujuk anak itu dan menenangkannya. Terpaksa kugendong karena tangisan Dika tidak kunjung reda. Setengah jam kemudian, bahuku terasa copot karena kelelahan.Lalu seseorang yang terakhir kali bicara denganku di ujung telepon, masuk ke dalam kamar dengan wajah kesal. Aku sendiri bingung bagaimana bisa tiba-tiba pria itu ada di sini. Apakah Arvan menghubunginya barusan?Mas Raga tidak banyak bicara, dia mendekat ke arah Dika dan meraba keningnya. Di luar pintu terlihat Arvan yang memilih duduk di kursi tunggu.“Dasar tidak becus ngurus anak,” ucapnya sambil mengusap kepala anak itu dan membawanya dalam pelukan. Aku mendesah mendengar kata-kata kasarnya belakangan ini. Tangis Dika akhirnya reda. Tangan lembut anak itu memeluk papanya. Entah kapan terakhir kali keduanya bersama, yang jelas sudah lama sekali, apalagi belakangan Mas Raga sibuk dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 24

Ya, aku tidak mungkin salah. Jelas itu Sheva. Tapi untuk apa wanita itu memantauku dari kejauhan. Dan bukan hanya dia, tak jauh dari sana, dua orang pria juga tengah memperhatikan wanita itu dengan mata waspada.Tapi begitu melihat Arvan, dua orang yang duduk di atas motor langsung mengangguk dan pergi.“Bu Zea, ada apa?” tanya Arvan tiba-tiba sudah mendekat. Mungkin melihatku yang sejak beberapa saat lalu bergeming di depan warung.“Arv, kamu mengenal mereka?” tunjukku dengan isyarat ke sebrang jalan.Arvan melihat ke kejauhan. Dia mengangguk pelan. “Tenanglah. Mereka orang yang kusuruh untuk mengamankan kalian dari teror tak diinginkan.”“Mengamankan?” Dahiku mengernyit saat Arvan mengangguk singkat, “ya, kamu ingat teror di rumahmu? Itu atas suruhan seseorang yang iri dan tak membiarkan hidupmu tenang. Jadi, aku menyuruh mereka memantau situasi. Dan terbukti belakangan ini tak ada yang berani mengusik kalian, ‘kan?”“Jadi, kamu sudah mengetahui siapa saja orang yang berkeliaran da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 25

Namaku Raga Bimantara. Seorang pilot dengan jam terbang cukup tinggi. Kehidupanku berjalan sempurna dengan seorang istri dan dua anakku. Kehidupanku yang sempurna banyak dielu-elukan oleh kaum wanita, termasuk dikelilingi oleh kaum hawa yang berpenampilan seksi dan body menarik. Wajah cantik mereka juga jadi godaan. Sampai membuatku menjatuhkan hati yang kedua kalinya pada sosok wanita cantik, yang kerap kali menggoda dengan tingkahnya.Sheva, wanita itu terang-terangan menyatakan cintanya padaku dan mengatakan dia rela meskipun kami hanya teman tidur. Tidak lebih.Dikarenakan istriku sibuk dengan dua anakku, akhirnya pertahananku goyah juga, terbukti saat kami fly ke suatu negara, Sheva menyuruhku mampir ke dalam kamarnya.“Ayolah Mas, cuma mampir doang. Aku janji deh nggak akan ngapa-ngapain kalau kamu tidak mau.”Sempat ragu dan ingat dosa, apalagi ingat petuah Ibu bapakku, aku tidak langsung melayani permintaan wanita itu, meskipun jujur aku tergoda dengan ajakannya.Selai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 26

“Kamu mau pergi ke mana Mas?” tanya Sheva padahal sudah tahu jawabannya.“Jangan katakan kalau kamu akan menuruti perintah si Arvan dan bertemu dengan anakmu di rumah sakit. Aku nggak mau ya, kamu sampai ketemu sama si Zea lagi. Aku yakin pasti dia akan menghasut kamu karena menyesal sudah berpisah. Atau, mungkin saja ini hanya akal-akalan si Zea biar kamu merujuknya dengan alasan anak-anak!” tuduh Sheva dengan tangan berkacak pinggang.Entahlah, sejak kami keluar dari rumah utama, wanita itu begitu terang- terangan tidak mengizinkan aku bertemu dengan dua buah hatiku. Padahal sebelumnya dia terlihat menyukai Afni dan Dika.Apa pikiranku salah selama ini?“Mas jawab dong, kamu nggak akan pergi, ‘kan?” “Aku akan menjenguk Dika sebentar. Memastikan anak itu baik-baik saja. Setelahnya aku janji akan langsung pulang.” Aku terus meyakinkan wanita itu tapi, Sheva benar-benar melarangku untuk pergi dan menemui mereka. Tapi hatiku terus berontak. Aku tidak punya pilihan kecuali menuruti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 27

“Oh, Sh!t!! Apa yang sudah kau lakukan, jal⁴ng! Kau mau membuatku impoten, hah?!” Aku mengaduh kesakitan sambil memegang anu-ku yang rasanya sungguh ngilu dan sangat sakit sekali, bahkan saking sakitnya sampai menjulur ke ulu hati.Sheva terengah-engah. Dia masih duduk di lantai sambil memegangi laher. Meraup udara sebanyak- banyaknya sambil terbatuk. Terlihat juga lehernya yang memerah bekas cengkraman jari-jariku.“Aku terpaksa melakukannya, Mas. Kau yang mencekik dan hampir membun*hku. Kau gila, Mas. Padahal aku tak salah apa-apa,” kilahnya seperti bunglon yang pandai berkamuflase. Seandainya aku tidak melihat buktinya tentu aku akan mempercayai ucapannya.Tapi tidak lagi. Wanita berpakaian seksi bahkan tidak mengenakan bra dan celana dalam itu, aku yakin sebelumnya sudah melakukan sesuatu dengan pria yang kutemui di lorong. Tapi disaat seperti ini, kenapa dia masih mau membela diri padahal sudah ketahuan. Dih! Aku tidak perlu memastikan aroma apa yang tersebar di dalam ruan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 28

Aku berlari di lorong, mencari hydrant box indoor untuk memadamkan api. Siapa tahu ada kebakaran di dalam. Sheva pasti nekat setelah aku mengusir dan mencaci makinya habis-habisan. Meski itu sepadan, tapi aku yakin wanita itu tidak akan membiarkanku hidup tenang dan pergi dengan tangan kosong. Dia terlalu licik untuk pergi dan pasrah begitu saja.Tak ada api di dalam sana. Hanya saja asap pekat hitam membuat jarak pandang terbatas. Aku terbatuk, sesak.. Baju-baju mahal yang bertumpuk di atas sofa habis dilalap api, belum lagi furniture dan barang-barang berharga lainnya sudah menghitam dan gosong, meninggalkan asap yang masih mengepul, mengeluarkan aroma menyengat. Si pelaku yang tidak lain adalah pasangan mesumku tidak ada di sini. Wanita itu sepertinya sudah melarikan diri setelah sebelumnya melampiaskan kebencian lewat barang-barangku yang berharga.Menutup hidung dengan tangan, aku berjalan ke kamar memeriksa barang- barang yang tersisa di sana. Dan benar saja, barang-barang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 29

Aku menutupi kepala dengan topi hitam untuk menyamarkan, jangan sampai wanita itu mengetahui kalau aku disini sedang mengamatinya.Si centil itu duduk di pangkuan bandot tua yang perutnya sebesar baskom. Tampak tidak risih saat menjajakan diri. Begitu parah kelakuannya yang ternyata baru kusadari sekarang. Pria berkumis tebal dengan wajah bopeng itu memainkan anak rambut Sheva, lalu menyusupkan wajah ke ceruk lehernya dan membuat Sheva kelojotan. Mereka tertawa-tawa persis seperti orang gila di mataku.Entah apa yang mereka obrolkan tapi jelas wanita itu langsung mengangguk girang. Pria itu berdiri sambil membetulkan kancing kemejanya yang terlepas dan mengajaknya keluar. Sheva bergelayut manja di lengannya.Tak mau kehilangan jejak, aku mengekor di belakang dua pria yang mengawalnya. Sepertinya si bandot tua cukup berduit dan mampu membayar seseorang untuk menjaganya.Kendaraan hitam membelah jalanan kota yang mulai lengang. Para penghuni sudah kembali ke peraduan dan mengisti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 30

“Katakan dengan jujur atau aku akan menghabisimu sekarang!” ancamku tak main-main. Bayangan ketakutan mantan istri dan dua anakku menari di kepala, membuatku kehilangan akal dan bergelung amarah pada Sheva. Memangnya kalau bukan dia pelakunya, lantas siapa lagi yang mesti aku curigai? Wanita itu meneguk ludah dengan kasar. Matanya bergerak-gerak mencari alasan untuk menjawab pertanyaanku. Dari gerak geriknya saja, aku sudah mengetahui kalau dialah si biang masalah.Wanita licik ini tidak cukup mengambilku dari keluargaku sendiri, dia dengan teganya berbuat zalim di belakang mereka. Meski perbuatanku sendiri tidak dapat dibenarkan, tapi dia lebih keterlaluan padahal Zea tidak melakukan apa-apa padanya.“Heh, kau tidak memiliki jawaban, ‘kan? Itu karena memang benar kalau kaulah pelakunya. Tapi ingat Sheva, sekali lagi kau meneror mereka maka kau akan berhadapan denganku!” Kuhempaskan rahang wanita itu hingga dia tersungkur ke lantai.Sebelum pergi, aku menyambar kunci yang teronggo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status