Share

Bab 22

Author: Bun say
last update Last Updated: 2024-05-15 12:05:23

Ponsel jatuh saat tanganku tiba-tiba saja tremor. Tiba-tiba saja aku merasa gugup dan takut. Otakku blank saat dipaksa untuk menebak siapa pelaku yang terang-terangan menerorku tersebut.

Apakah Mas Raga, Sheva, atau ada orang lain yang menaruh dendam padaku? Tapi siapa?

“Bu Zea?” Aku terperanjat kaget, “kenapa wajah Ibu tiba-tiba pucat? Dan siapa yang mengirim pesan barusan sampai-sampai Ibu berubah dingin?”

Entah sejak kapan Arvan berdiri di samping dan mengambil alih ponselku yang jatuh. Dia menatap pesan dengan alis bertautan, lalu menuntunku untuk duduk di meja makan. Tanpa bicara lebih lanjut, pria itu mengambil air hangat dan mengangsurkannya ke bibir. Aku menerimanya dengan tangan masih gemetar.

“Tenangkan diri Ibu. Jangan panik, siapapun mereka kita tidak akan pernah membiarkannya. Polisi juga sedang menyelidikinya, bukan?’’

Aku mengangguk pelan meski tak bisa mengenyahkan rasa khawatirku. Kalau permulaan saja sudah merusak halaman rumah, apa yang akan terjadi selanjutnya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 23

    “Aku titip Dika, ada urusan sebentar,” ujar Arvan begitu melihatku masuk ke ruangan dimana Dika masih meraung dan menangisi Mas Raga. Aku membujuk anak itu dan menenangkannya. Terpaksa kugendong karena tangisan Dika tidak kunjung reda. Setengah jam kemudian, bahuku terasa copot karena kelelahan.Lalu seseorang yang terakhir kali bicara denganku di ujung telepon, masuk ke dalam kamar dengan wajah kesal. Aku sendiri bingung bagaimana bisa tiba-tiba pria itu ada di sini. Apakah Arvan menghubunginya barusan?Mas Raga tidak banyak bicara, dia mendekat ke arah Dika dan meraba keningnya. Di luar pintu terlihat Arvan yang memilih duduk di kursi tunggu.“Dasar tidak becus ngurus anak,” ucapnya sambil mengusap kepala anak itu dan membawanya dalam pelukan. Aku mendesah mendengar kata-kata kasarnya belakangan ini. Tangis Dika akhirnya reda. Tangan lembut anak itu memeluk papanya. Entah kapan terakhir kali keduanya bersama, yang jelas sudah lama sekali, apalagi belakangan Mas Raga sibuk dengan

    Last Updated : 2024-05-15
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 24

    Ya, aku tidak mungkin salah. Jelas itu Sheva. Tapi untuk apa wanita itu memantauku dari kejauhan. Dan bukan hanya dia, tak jauh dari sana, dua orang pria juga tengah memperhatikan wanita itu dengan mata waspada.Tapi begitu melihat Arvan, dua orang yang duduk di atas motor langsung mengangguk dan pergi.“Bu Zea, ada apa?” tanya Arvan tiba-tiba sudah mendekat. Mungkin melihatku yang sejak beberapa saat lalu bergeming di depan warung.“Arv, kamu mengenal mereka?” tunjukku dengan isyarat ke sebrang jalan.Arvan melihat ke kejauhan. Dia mengangguk pelan. “Tenanglah. Mereka orang yang kusuruh untuk mengamankan kalian dari teror tak diinginkan.”“Mengamankan?” Dahiku mengernyit saat Arvan mengangguk singkat, “ya, kamu ingat teror di rumahmu? Itu atas suruhan seseorang yang iri dan tak membiarkan hidupmu tenang. Jadi, aku menyuruh mereka memantau situasi. Dan terbukti belakangan ini tak ada yang berani mengusik kalian, ‘kan?”“Jadi, kamu sudah mengetahui siapa saja orang yang berkeliaran da

    Last Updated : 2024-05-15
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 25

    Namaku Raga Bimantara. Seorang pilot dengan jam terbang cukup tinggi. Kehidupanku berjalan sempurna dengan seorang istri dan dua anakku. Kehidupanku yang sempurna banyak dielu-elukan oleh kaum wanita, termasuk dikelilingi oleh kaum hawa yang berpenampilan seksi dan body menarik. Wajah cantik mereka juga jadi godaan. Sampai membuatku menjatuhkan hati yang kedua kalinya pada sosok wanita cantik, yang kerap kali menggoda dengan tingkahnya.Sheva, wanita itu terang-terangan menyatakan cintanya padaku dan mengatakan dia rela meskipun kami hanya teman tidur. Tidak lebih.Dikarenakan istriku sibuk dengan dua anakku, akhirnya pertahananku goyah juga, terbukti saat kami fly ke suatu negara, Sheva menyuruhku mampir ke dalam kamarnya.“Ayolah Mas, cuma mampir doang. Aku janji deh nggak akan ngapa-ngapain kalau kamu tidak mau.”Sempat ragu dan ingat dosa, apalagi ingat petuah Ibu bapakku, aku tidak langsung melayani permintaan wanita itu, meskipun jujur aku tergoda dengan ajakannya.Selai

    Last Updated : 2024-05-15
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 26

    “Kamu mau pergi ke mana Mas?” tanya Sheva padahal sudah tahu jawabannya.“Jangan katakan kalau kamu akan menuruti perintah si Arvan dan bertemu dengan anakmu di rumah sakit. Aku nggak mau ya, kamu sampai ketemu sama si Zea lagi. Aku yakin pasti dia akan menghasut kamu karena menyesal sudah berpisah. Atau, mungkin saja ini hanya akal-akalan si Zea biar kamu merujuknya dengan alasan anak-anak!” tuduh Sheva dengan tangan berkacak pinggang.Entahlah, sejak kami keluar dari rumah utama, wanita itu begitu terang- terangan tidak mengizinkan aku bertemu dengan dua buah hatiku. Padahal sebelumnya dia terlihat menyukai Afni dan Dika.Apa pikiranku salah selama ini?“Mas jawab dong, kamu nggak akan pergi, ‘kan?” “Aku akan menjenguk Dika sebentar. Memastikan anak itu baik-baik saja. Setelahnya aku janji akan langsung pulang.” Aku terus meyakinkan wanita itu tapi, Sheva benar-benar melarangku untuk pergi dan menemui mereka. Tapi hatiku terus berontak. Aku tidak punya pilihan kecuali menuruti

    Last Updated : 2024-05-15
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 27

    “Oh, Sh!t!! Apa yang sudah kau lakukan, jal⁴ng! Kau mau membuatku impoten, hah?!” Aku mengaduh kesakitan sambil memegang anu-ku yang rasanya sungguh ngilu dan sangat sakit sekali, bahkan saking sakitnya sampai menjulur ke ulu hati.Sheva terengah-engah. Dia masih duduk di lantai sambil memegangi laher. Meraup udara sebanyak- banyaknya sambil terbatuk. Terlihat juga lehernya yang memerah bekas cengkraman jari-jariku.“Aku terpaksa melakukannya, Mas. Kau yang mencekik dan hampir membun*hku. Kau gila, Mas. Padahal aku tak salah apa-apa,” kilahnya seperti bunglon yang pandai berkamuflase. Seandainya aku tidak melihat buktinya tentu aku akan mempercayai ucapannya.Tapi tidak lagi. Wanita berpakaian seksi bahkan tidak mengenakan bra dan celana dalam itu, aku yakin sebelumnya sudah melakukan sesuatu dengan pria yang kutemui di lorong. Tapi disaat seperti ini, kenapa dia masih mau membela diri padahal sudah ketahuan. Dih! Aku tidak perlu memastikan aroma apa yang tersebar di dalam ruan

    Last Updated : 2024-05-15
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 28

    Aku berlari di lorong, mencari hydrant box indoor untuk memadamkan api. Siapa tahu ada kebakaran di dalam. Sheva pasti nekat setelah aku mengusir dan mencaci makinya habis-habisan. Meski itu sepadan, tapi aku yakin wanita itu tidak akan membiarkanku hidup tenang dan pergi dengan tangan kosong. Dia terlalu licik untuk pergi dan pasrah begitu saja.Tak ada api di dalam sana. Hanya saja asap pekat hitam membuat jarak pandang terbatas. Aku terbatuk, sesak.. Baju-baju mahal yang bertumpuk di atas sofa habis dilalap api, belum lagi furniture dan barang-barang berharga lainnya sudah menghitam dan gosong, meninggalkan asap yang masih mengepul, mengeluarkan aroma menyengat. Si pelaku yang tidak lain adalah pasangan mesumku tidak ada di sini. Wanita itu sepertinya sudah melarikan diri setelah sebelumnya melampiaskan kebencian lewat barang-barangku yang berharga.Menutup hidung dengan tangan, aku berjalan ke kamar memeriksa barang- barang yang tersisa di sana. Dan benar saja, barang-barang

    Last Updated : 2024-05-15
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 29

    Aku menutupi kepala dengan topi hitam untuk menyamarkan, jangan sampai wanita itu mengetahui kalau aku disini sedang mengamatinya.Si centil itu duduk di pangkuan bandot tua yang perutnya sebesar baskom. Tampak tidak risih saat menjajakan diri. Begitu parah kelakuannya yang ternyata baru kusadari sekarang. Pria berkumis tebal dengan wajah bopeng itu memainkan anak rambut Sheva, lalu menyusupkan wajah ke ceruk lehernya dan membuat Sheva kelojotan. Mereka tertawa-tawa persis seperti orang gila di mataku.Entah apa yang mereka obrolkan tapi jelas wanita itu langsung mengangguk girang. Pria itu berdiri sambil membetulkan kancing kemejanya yang terlepas dan mengajaknya keluar. Sheva bergelayut manja di lengannya.Tak mau kehilangan jejak, aku mengekor di belakang dua pria yang mengawalnya. Sepertinya si bandot tua cukup berduit dan mampu membayar seseorang untuk menjaganya.Kendaraan hitam membelah jalanan kota yang mulai lengang. Para penghuni sudah kembali ke peraduan dan mengisti

    Last Updated : 2024-05-15
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 30

    “Katakan dengan jujur atau aku akan menghabisimu sekarang!” ancamku tak main-main. Bayangan ketakutan mantan istri dan dua anakku menari di kepala, membuatku kehilangan akal dan bergelung amarah pada Sheva. Memangnya kalau bukan dia pelakunya, lantas siapa lagi yang mesti aku curigai? Wanita itu meneguk ludah dengan kasar. Matanya bergerak-gerak mencari alasan untuk menjawab pertanyaanku. Dari gerak geriknya saja, aku sudah mengetahui kalau dialah si biang masalah.Wanita licik ini tidak cukup mengambilku dari keluargaku sendiri, dia dengan teganya berbuat zalim di belakang mereka. Meski perbuatanku sendiri tidak dapat dibenarkan, tapi dia lebih keterlaluan padahal Zea tidak melakukan apa-apa padanya.“Heh, kau tidak memiliki jawaban, ‘kan? Itu karena memang benar kalau kaulah pelakunya. Tapi ingat Sheva, sekali lagi kau meneror mereka maka kau akan berhadapan denganku!” Kuhempaskan rahang wanita itu hingga dia tersungkur ke lantai.Sebelum pergi, aku menyambar kunci yang teronggo

    Last Updated : 2024-05-15

Latest chapter

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 38

    Sampai di hari kepulanganku ke rumah, aku tidak bertemu dengan Arvan kembali. Entah kemana pria itu perginya aku tidak tahu. Hanya saja aku berdoa semoga dia dalam keadaan baik-baik saja.Aku banyak bercerita tentang pria itu pada Mama dan Papa. Meski awalnya Mama tidak menyukai Arvan dikarenakan pria itu yang tidak menjagaku dengan baik, tapi setelah aku meyakinkan dan menjelaskan semuanya, Mama akhirnya mengutarakan kesalahannya pada pria itu.“Ya ampun, Mama nggak tahu kalau Arvan se-protektif itu untuk menjagamu. Mama bahkan membentaknya karena dia gagal melindungimu,” ujar Mama tampak merasa bersalah.“Tapi ngomong-ngomong, apa kamu serius menyukai dia?” Ingat Ze, statusmu itu janda anak dua, sedangkan Arvan itu adalah bujangan. Lagian inget kasusnya juga. Meskipun dia dinyatakan tidak bersalah setelah dia naik banding, tapi ‘kan tetap saja sekali arang tercoreng di muka, selamanya orang takkan percaya. Ya, seperti itu istilahnya,” lanjut Mama mengemukakan kekhawatirannya.“Ins

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 37

    Mataku mengerjap, merasa silau dari cahaya yang ada di atasku. Lalu kesadaran membawaku ke alam nyata, saat kulihat Arvan duduk di samping sambil menggenggam tanganku erat, dan membawa ke pipinya yang hangat.Sejenak aku lupa apa yang terjadi, namun rasanya seperti mimpi ketika pria itu berada di sini dengan wajah cemasnya. Aku bahagia tentu saja.Lalu tiba-tiba rasa nyeri dalam perut berdenyut kuat. Memikirkan apa penyebabnya, barulah ‘ku ingat apa yang terjadi sesaat sebelum aku berakhir seperti ini.Aku ingin mengatakan semuanya pada Arvan, agar pria itu segera menangkap si pelaku.Sheva, wanita itu bertindak nekat dengan menusukku hingga berdarah-darah, dan rasa sakit di perut saat itu membuatku tidak sadarkan diri.Arvan meyakinkan kalau semuanya akan baik-baik saja. Termasuk aku harus menurut keinginannya agar cepat sembuh. Dan untuk sementara waktu, mengatakan agar aku tidak banyak pikiran. Aku berharap Arvan juga bisa menyelesaikan semuanya.Pintu ruangan yang diketuk membuat

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 36

    “Arvan, apa-apaan kamu? Apa yang kamu lakukan pada Ezra?!” Tiba-tiba Bu Widya keluar dari kamar tempat Zea dirawat dan memburu pria itu, lalu membantu membangunkannya. “Ezra, kamu nggak apa-apa? Bibirmu berdarah itu,” ujarnya panik dan kesal padaku.“Saya nggak apa-apa, Tante.” Ezra menatap tajam tapi tak kupedulikan. Awas saja kalau bertemu di luaran sana, akan kupatahkan lehernya jika dia berani mengusikku.“Ampun ya, kamu Arvan. Bisa-bisanya kamu bertingkah kasar di rumah sakit. Heuh, sudah kayak preman saja!”Ezra tersenyum sinis karena dibela seperti memiliki seorang dewi penolong. Dia merasa di atas angin saat Bu Widya membawa pria itu masuk ke dalam ruangan. Terlihat tatapan meremehkan darinya yang ditujukan padaku.Sejak kapan pria itu dekat dengan Bu Widya, padahal dengan Zea saja bahkan baru bertemu beberapa kali saat di mall dan mampir ke rumahnya. Selebihnya aku jelas tahu kalau Ezra tidak dekat dengan wanita itu.“Arvan, bisa kita bicara sebentar?” tanya Pak Budi keluar

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 35

    POV Arvanda Pradipta Ponsel yang berdering membuatku terpaksa menepikan kendaraan di bahu jalan. Doni—pria yang kusuruh untuk menjaga Zea dan dua anaknya, menghubungi.Tak biasanya dia nyepam sampai lima kali panggilan. Doni hafal sifatku. Jika tak diangkat, artinya aku sedang sibuk dan akan menghubungi kembali nanti.Dan sekarang, otakku dipenuhi rasa gelisah dan prasangka.“Ada apa, Don?” Langsung kutanya pria itu tanpa peduli.“Van, kayaknya lo harus balik lagi ke sini. Zea masuk rumah sakit!” ujarnya terdengar panik disusul suara sirine dari ambulan yang terdengar getir di telinga.“Katakan yang jelas, ada apa?! Apa terjadi sesuatu sama Zea?!” Entah kenapa perasaanku tiba-tiba gelisah. Apalagi terdengar suara beberapa orang di belakang pria itu.“Zea ditusuk oleh seseorang. Sorry, Van. Aku ‘gak nyangka bakal kejadian kayak gini!”“Shitt!!” Aku mengumpat tak sadar sambil memukul setir. Tak menduga akan kecolongan seperti ini. Padahal Doni sudah aku wanti-wanti untuk menjaga ca

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 34

    Tunggu, apa maksudnya?Apa Arvan sering membicarakanku pada orang tuanya. Tapi sejak kapan? Dan apa saja yang dia katakan.Aku masih bertarung dengan pikiranku sendiri, saat pria itu bertambah garang dan menatapku tajam.“Suruh dia pergi dari sini, atau bapak sendiri yang akan menyeretnya keluar!” usirnya tanpa rasa kemanusiaan.Aku terkejut, begitupun Afni dan Dika. Keduanya merapatkan badan dengan gemetar.“Ma, aku takut,” cicit Dika.“Ma, ayo kita pulang.” Afni ikut merengek tak bisa kutenangkan. Jujur aku tak menyangka akan dihadapkan dengan situasi seperti ini.“Pak, sabar dulu. Kenapa mesti ngomong seperti itu? Zea dan anak-anaknya adalah tamu kita. Rasanya tidak pantas Bapak bicara seperti itu.” Wanita yang sepertinya ibunya Arvan berdiri dan mendekati pria yang menatap dingin tersebut. Afni dan Dika juga seketika mengatupkan bibir, mungkin takut dengan cara pandangnya saat melihatku.“Ibu diam saja, biar Bapak sendiri yang ngomong pada anak itu. Apa dia tak sadar dengan apa

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 33

    “Zea? Ada apa, dan kenapa kamu pulang lagi?”Karena pikiranku yang kacau, aku tidak sadar kalau ternyata Arvan sudah ada di rumah bersama Dika. Anak itu sudah tampan dengan rambutnya yang terlihat basah. Arvan juga tengah menyuapinya makan. Di tangan pria itu, Dika tampak lebih ceria.“Ze, kenapa kamu nggak menjawab pertanyaanku? Kamu dan Afni baik-baik saja, ‘kan?” tanyanya terdengar khawatir.Aku menggeleng lemah dan mendekat padanya. Tak peduli apapun, aku menjatuhkan badan ke pelukan pria itu yang sigap menyambut dengan penuh tanya.Cukup lama kami berpelukan. Bahkan dapat kudengar suara jantungnya yang bertalu. Sudah lama aku tak mendapatkan pelukan nyaman seperti ini. Dan di pelukan Arvan, sesaat aku merasa tenang.Aku melepas pelukan dan mendesah berat, masih tak berani menatap wajahnya.“Maaf, dan … makasih.”“Ceritakan apa yang terjadi sampai-sampai membuatmu gelisah seperti ini? Apa ada seseorang yang menyakitimu, atau kamu bertemu dengan Sheva, atau bahkan Pak Raga mungki

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 32

    Dua hari kemudian, Afni tampak cantik setelah memakai seragam baru. Hari ini aku akan mengantarnya ke taman kanak-kanak. Afni mulai bersekolah sekarang, itu pun setelah tak bosan-bosannya kubujuk. Awalnya, dia masih mau main di rumah dan belum mau masuk TK. Akhirnya setelah perjuangan dan sedikit drama, dia mau menuruti permintaanku dan Arvan untuk masuk pra sekolah.“Ayo kita berangkat sekarang, nanti telat masuk kelas,” ajakku sambil menggamit lengannya. Afni terlihat riang dan sesekali bersenandung. Lagu ‘balonku ada lima’ jadi pilihannya.Saat hendak membuka pintu mobil, aku terkejut melihat di dekat gerbang, Mas Raga menunggu di sana dengan senyum manisnya.“Ma, itu Papa. Aku mau berangkatnya bareng Papa aja,” ujar Afni berseru.Sebelum aku merespon, Afni sudah berlari-lari mendekati pria itu. Mas Raga segera memangku, mencium rambut dan mengajaknya duduk di kursi depan mobilnya. Aku yang melihatnya bahkan sampai melongo.Apa-apaan pria itu? Kenapa pagi-pagi sekali sudah ada d

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 31

    “Halo, Arvan?” sapaku begitu panggilan tersambung.“Ada apa Bu Zea? Kangen, ya,” canda pria itu dengan suara lembutnya di ujung telepon. Aku menggigit ujung jari, bingung harus mulai dari mana.“Bu Zea, kenapa diam saja? Kalau kangen ya, bilang aja kangen. Gak usah malu-malu kayak gitu. Lagian bentar lagi ‘kan kita nikah,” godanya lagi membuatku semakin tak enak hati. Bagaimana tanggapannya kalau dia tahu Mas Raga ada di sini.“Arvan, ada papanya anak-anak di sini, dan—”“Oh, apa dia membuat masalah? Apa perlu aku pulang sekarang?” potong Arvan dengan cepat. Pria itu sangat mengkhawatiranku yang tidak siap bertemu dengan mantan suami. Tapi bibirku seakan kelu untuk bicara padanya. Entah bagaimana caranya meminta izin.“Kenapa Bu, apa ada masalah?” tanya Arvan lagi di ujung telepon, seperti tidak sabar ingin mendengar alasanku menghubunginya.“Itu … anak-anak katanya ingin jalan-jalan dengan papanya, dan Mas Raga memintaku untuk pergi. Aku butuh izinmu, Arvan. Itupun kalau kamu tid

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 30

    “Katakan dengan jujur atau aku akan menghabisimu sekarang!” ancamku tak main-main. Bayangan ketakutan mantan istri dan dua anakku menari di kepala, membuatku kehilangan akal dan bergelung amarah pada Sheva. Memangnya kalau bukan dia pelakunya, lantas siapa lagi yang mesti aku curigai? Wanita itu meneguk ludah dengan kasar. Matanya bergerak-gerak mencari alasan untuk menjawab pertanyaanku. Dari gerak geriknya saja, aku sudah mengetahui kalau dialah si biang masalah.Wanita licik ini tidak cukup mengambilku dari keluargaku sendiri, dia dengan teganya berbuat zalim di belakang mereka. Meski perbuatanku sendiri tidak dapat dibenarkan, tapi dia lebih keterlaluan padahal Zea tidak melakukan apa-apa padanya.“Heh, kau tidak memiliki jawaban, ‘kan? Itu karena memang benar kalau kaulah pelakunya. Tapi ingat Sheva, sekali lagi kau meneror mereka maka kau akan berhadapan denganku!” Kuhempaskan rahang wanita itu hingga dia tersungkur ke lantai.Sebelum pergi, aku menyambar kunci yang teronggo

DMCA.com Protection Status