Semua Bab Mengejar Restu Tuhanmu: Bab 41 - Bab 47

47 Bab

Bab 41 Sakit tak berdarah

Malam harinya....Rin duduk di jendela menatap langit malam. Rin tidak jadi mengisi acara di hotel. Dirinya lebih memilih pulang ke rumah dan istirahat. Hal itu juga mengundang amarah Ryuen. Brak....Pintu utama dibuka dengan keras, Ryuen dengan penuh emosi pulang ke rumah mencari putranya."RIN! DIMANA KAU?" teriak Ryuen.Ayano yang mendengar teriakan Ryuen langsung menghampirinya."Ayano, di mana anak itu?" ucap Ryuen dengan nada dingin plus tatapan tajamnya."Rin ada di kamarnya, tuan." ucap Ayano.Ryuen dengan segera naik ke lantai dua menuju kamar putranya.Akan tetapi, Ayano menghalangi Ryuen agar tidak kesana."Apa maksudnya ini, Ayano?" tanya Ryuen."Maaf, tuan. Jika anda ingin marah dengan Rin, saya sarankan jangan. Karena kondisinya saat ini sedang tidak baik baik saja. Untuk masalah yang terjadi hari ini, saya sudah memberi pengertian pada mereka. Dan mereka memakluminya." ucap Ayano."Mereka memang memakluminya, tapi saya sudah merasa malu. Gara gara ulah anak itu, saya d
Baca selengkapnya

Bab 42 Kisah Untuk Zeyna

Di Indonesia....Zeyna dan keluarganya melakukan aktivitas seperti biasanya.Dimana, Azzam biasanya pagi pagi sekali sudah pergi ke pesantren untuk mengajar biasanya Azizah ikut membantu, tapi karena putrinya baru kembali, dirinya memilih di rumah menghabiskan waktu bersama putrinya. Sedangkan Reyhan memiliki kesibukan di rumah sakit.Azizah dan Zeyna duduk di ruang tamu untuk menghabiskan waktu bersama.Saat masih asyik berbicara, tiba tiba Zeyna teringat dengan ucapan Kyoyo tentang kisah cinta kedua orang tuanya.Zeyna mendekati Azizah dan bergelayut manja di lengannya."Bunda~, Zey, 'kan sudah dewasa. Zey ingin tau bagaimana, kisah Ayah dan Bunda saat pertama kali bertemu." ucap Zeyna.Azizah tersenyum mendengar permintaan putrinya."Kenapa, emm? Sepertinya kamu sangat penasaran." Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala, "Zey, memang sangat penasaran, Bun." ucap Zeyna.Jujur saja, Zeyna penasaran bukan karena ingin tahu tentang romansa kedua orang tuanya. Tapi dirinya ingin tau,
Baca selengkapnya

Bab 43 Pertengkaran Hebat

Seminggu kemudian.....Di kediaman Kiyotaka....Setelah kepergian Zeyna, Rin menjadi frustasi. Yang biasa sifatnya ceria dan manja pada Mamanya, kini seketika hilang. Rin jarang keluar kamarnya, dia lebih tertutup. Bahkan, Rin juga tidak merespon grup Orkestra dan beberapa panggilan untuk manggung selama seminggu ini.Di ruang makan....Ryuen dan Miyuki sedang makan malam bersama. Namun kali ini tanpa kehadiran putra semata wayangnya. Bukan hari ini, dalam seminggu ini, Rin hampir tidak pernah keluar kamar dan memilih makan di kamarnya."Huh....anak itu masih belum mau keluar dari kamarnya?" ucap Ryuen yang tampak kesal dengan sifat kekanak kanakan putranya.Miyuki hanya diam dan memperhatikan Ryuen."Ayano!" Ayano yang ada di dekat sana langsung menghampiri Ryuen yang memanggilnya."Iya, tuan." "Berapa jadwal manggung yang sudah ditolak anak itu?" tanya Ryuen."Dalam satu minggu ini ada lima jadwal yang telah ditolak oleh, Rin. Ada dua jadwal manggung dengan grup Orkestra juga yang
Baca selengkapnya

Bab 44 Kecelakaan

Rin berhenti di sebuah club malam. Kedatangannya langsung menjadi perhatian banyaknya wanita yang ada di sana.Rin memesan dua botol Alkohol. Padahal selama ini dia tidak pernah menyentuh yang namanya Alkohol, bukan karena hal apapun. Karena tubuhnya tidak kuat jika harus mengkonsumsi Alkohol.Di tempat Ayano....Beberapa saat setelah ketinggalan jauh dari Rin, akhirnya Ayano menemukannya.Ayano berhenti di depan club. Dia melihat mobil Rin yang terparkir."Ck...apa yang akan dilakukannya lagi. Jangan bilang dia sedang minum minum untuk melampiaskan rasa kesalnya." Dengan rasa penuh kesal, Ayano masuk untuk memastikan.Benar saja, ternyata Rin minum minum, bahkan Rin juga sudah menghabiskan beberapa batang rokok."Dasar bodoh...." Ayano melangkah dengan langkah cepat menghampiri Rin.Menarik botol yang ada di tangannya dan melemparnya ke sembarang arah.PRANG....Seketika semua pandangan mengarah pada mereka. Musik yang tadinya menyala mengiringi goyangan mereka, kini terhenti dan m
Baca selengkapnya

Bab 45 Kondisi Rin

"NGGAK....HIKS....RIIINNN....HIKS...." Mendengar tangisan Miyuki, Ryuen langsung turun dan melihat istrinya yang kini terduduk di lantai dan menangis histeris."Apa yang terjadi?" tanya Ryuen sedikit panik melihat istrinya.Miyuki masih tidak mau bicara, dia menatap Ryuen yang di sampingnya dengan tatapan amarah."INI SEMUA GARA GARA KAMU, RYUEN...HIKS...., SEANDAINYA KAMU TIDAK MENCARI MASALAH DAN MERUNDUNG PUTRAMU, DIA PASTI MASIH BAIK BAIK SAJA....HIKS..." ucap Miyuki yang benar benar emosi saat iniRyuen tampak bingung dengan ucapan istrinya. "Rin? Dia kenapa?" Miyuki, dengan air mata yang terus berlinang kembali menatap Ryuen dengan tajam."Kamu bertanya dia kenapa?" Miyuki menjeda ucapannya, "Dia mengalami kecelakaan, Ryuen. Saat ini kondisinya tidak akan yang tau....hiks....."Ryuen membawa tubuh istrinya ke dalam pelukannya."Maaf, sayang. Aku salah. Aku yakin putra kita akan baik baik saja." "Tapi bagaimana jika Rin kenapa napa...hiks...aku tidak sanggup menerimanya...."
Baca selengkapnya

Bab 46 Diusir?

Di rumah sakit....Rin masih belum ada perkembangan. Bahkan sudah dua hari ini Rin belum mau membuka matanya.Padahal sudah ada pergerakan dari tubuhnya.Ayano masih duduk di luar kamar rawat Rin, menatap kontak Zeyna yang didapatkannya dari Akio.Dua hari lalu...."Maaf, Ayano. Bukan aku tidak ingin membantumu. Hanya saja, Zeyna sudah kembali ke Indonesia. Dan untuk dia kembali kesini hanya untuk, Rin.....rasanya itu berat." jelas Kyoyo.Ayano tampak kecewa dengan jawaban dari Kyoyo."Setidaknya, bisakah aku meminta kontak Zeyna?" tanya Ayano."Maaf untuk itu. Aku tidak bisa sembarangan memberikan kontaknya pada orang lain." ucap Kyoyo.Ayano pergi dengan rasa kecewa, dirinya tidak bisa berbuat apapun."Kau ingin menghubungi, Zeyna?" ucap seorang pria.Ayano melihat ke sumber suara dan melihat Akio dan Ayumi yang sepertinya menunggu Ayano di luar."Kalian?""Jangan salah paham, kami menemuimu karena kami masih memiliki rasa kemanusiaan." ucap Ayumi sinis tanpa menatap Ayano."Ayumi."
Baca selengkapnya

Bab 47 Lamaran?

"Kau yakin dengan jawabanmu?" tanya Ayano."Em, kau kembalilah. Tolong bereskan barang barangku." ucap Rin tanpa menatap Ayano.Ayano terdiam sesaat, dia menatap Rin dengan tatapan serius."Rin, aku akan ikut denganmu." ucap Ayano.Rin yang tadinya memalingkan wajahnya kini menatap Ayano dengan tatapan tidak percaya."Apa maksudmu ikut dengan ku? Kau ingin jatuh miskin denganku?" ucap Rin tak percaya."Hahaha.....jatuh miskin? Harta ku sudah cukup untuk memenuhi hidupku sampai tua. Jika kau menumpang di kehidupanku juga masih cukup." ucap Ayano yang terkesan meledek Rin."Kau mengejekku, ya? Kau pikir aku tidak memiliki uang ku sendiri?" ucap Rin yang tidak mau kalah."Haha....sudahlah. Aku akan kembali ke rumah untuk mengambil semua barang barangmu, dan juga aku akan mengundurkan diri dan ikut denganmu." ucap Ayano.Ayano langsung pergi tanpa menatap reaksi Rin terlebih dahulu."Sepertinya aku cukup beruntung memilikimu, Ayano." ucap Rin yang menatap kepergian Ayano.Rin merebahkan t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status