Semua Bab Mengejar Restu Tuhanmu: Bab 31 - Bab 40

47 Bab

Bab 31

"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mereka. Ini hal yang cukup serius, jadi aku harus mempersiapkan diri dari sekarang." ucap Rin yang membuat Ayano sedikit penasaran.Wajah Rin, 'pun seketika berubah menjadi serius.*****Lama perjalanan mereka, akhirnya Rin dan Ayano sampai di kediaman, Kiyotaka."Aku pulang...." ucap Rin saat memasuki rumah.Grep....Tepat saat Rin masuk, Miyuki langsung memeluknya dengan erat."Mama?" "Syukurlah....hiks....syukurlah...." Miyuki tidak bisa mengatakan apapun lagi, selain kata 'Syukur'.Rin bisa merasakan tubuh Miyuki yang gemetar."Ma, aku tidak apa." ucap Rin lembut.Miyuki melepas pelukannya dan menatap putra semata wayangnya itu. Dia melihat luka gores di pipi putranya.Miyuki mengusap luka itu, dengan tatapan sedih."Kamu benar benar tidak apa? Ada yang luka yang lain? Biarkan mama melihat tubuhmu. Siapa tahu ada luka yang lain lagi." Miyuki memutar mutar tubuh Rin."Mama, aku tidak apa. Aku baik baik saja. Tidak ada luka lain lagi di tubuhku."
Baca selengkapnya

Bab 32 Perasaan Rin

Di stasiun....Zeyna, Reyhan dan Kyoyo sudah berada di stasiun. Keberangkatan mereka 10 menit lagi setelah kereta datang.Reyhan menyusun barang bawaannya, seperti kopernya dan koper Zeyna.Sedangkan Kyoyo masih menunggu Reyhan.Karena kereta tidak memungkinkan kursi roda masuk, Reyhan menggendong Zeyna masuk ke dalam kereta. Sedangkan Kyoyo membawa kursi roda Zeyna pada petugas agar diamankan terlebih dahulu."Mas, Zey malu." gumam Zeyna."Kalau malu, sembunyikan wajahmu." ucap Reyhan.Zeyna benar benar malu menjadi pusat perhatian. Sesampai di dalam kereta, Reyhan mendudukkan Zeyna di kursinya."Kamu tunggu sini, Mas mau ke Bibi dulu." ucap Reyhan."Tidak lama, 'kan?" "Tidak, Zey. Tunggu sebentar, ya." Zeyna menganggukkan kepala sebagai jawaban.Beberapa saat kemudian, Reyhan kembali bersama dengan Kyoyo. Kyoyo duduk di samping Zeyna,sedangkan Reyhan duduk di seberangan kursi mereka.*****Di tempat Rin....Penampilan Rin benar benar menghipnotis semua pengunjung. Bahkan mereka
Baca selengkapnya

Bab 33 Kegalauan Rin, kesepakatan Zeyna

"Aku...menyukai seseorang...." Rin menutup matanya, berharap kedua orang tuanya tidak marah.Rin tidak mendengar ada jawaban dari orang tuanya, dia mencoba membuka matanya dan melihat kedua orang tuanya sedang menerima telepon.Tit....."Maaf, Rin, Papa tidak mendengar apa yang kau katakan." Ucap Ryuen yang baru saja selesai dengan panggilannya.Sedangkan Miyuki masih menerima panggilan di tempat lain."Em...tidak jadi, Pa. Aku sudah ingat apa yang harus ku lakukan." ucap Rin yang langsung pergi dari hadapan Ryuen."Eh...kemana, Rin?" tanya Miyuki yang baru saja selesai menerima panggilan."Dia bilang sudah tau apa yang harus dilakukan." ucap Ryuen."Memangnya apa yang mau dilakukannya?" Ryuen mengangkat bahunya sebagai arti kalau dia juga tidak tau.Di sisi lain....Ayano mendengar semuanya. Dia menatap kepergian Rin dan mengikutinya.Rin pergi ke taman belakang Rumahnya."Apa maksud ucapanmu, Rin? Kau menyukai siapa?" tanya Ayano yang menghentikan langkah Rin.Rin menghentikan lan
Baca selengkapnya

Bab 34 Menjenguk Zeyna

Seminggu kemudian...Rin benar benar disibukkan dengan banyaknya undangan. Bahkan sudah seminggu ini dia tidak memiliki waktu luang.Bahkan hari ini dia memiliki jadwal di sebuah hotel untuk mengisi acara. Di jalan pulang...."Ya ampun, apa kau ingin membunuhku?" ucap Rin pada Ayano."Mau bagaimana lagi, setelah malam itu popularitasmu semakin meningkat. Aku bahkan sudah banyak menolak. Jika aku menerima semuanya, yang ada kau tidak akan punya waktu luang selama sebulan penuh." ucap Ayano."Huh....benar benar melelahkan....em...." Rin baru sadar kalau mereka tidak berjalan ke arah pulang."Kau ingin kemana? Dan jalan ini seperti jalan menuju ke rumah bibi Kyoyo?" ucap Rin."Benar, bukankah kau sangat ingin mengetahui kondisi Zeyna-san?" ucap Ayano.Rin tersenyum, seketika semangatnya bangkit kembali."Kau memang yang terbaik, Ayano." puji Rin pada Ayano.Ayano tersenyum mendengar pujian dari Rin.["Rin, selama kau tersenyum dan selama itu untuk kebahagiaanmu, aku akan melakukan apapu
Baca selengkapnya

Bab 35 Ungkapan Perasaan Rin

Di perjalanan pulang.....Rin terus melamun, hal itu membuat tanda tanya besar pada Ayano."Kau kenapa lagi? Apa kau kecewa karena tidak bisa melihat Zeyna-san?" tanya Ayano."Bukan begitu, aku senang walau tidak bertemu Zeyna langsung. Karena aku melihatnya tadi dari jendela tadi." ucap Rin yang tersenyum saat melihat Zeyna yang memperhatikan dari jendela."Lalu? Apa yang membuatmu sepertinya sangat galau?" tanya Ayano."Aku sedang memikirkan sesuatu.""Apa?""Aku telah membuat keputusan. Aku akan menyatakan perasaanku pada Mama dan Papa." ucap Rin serius."Apa kau sudah memikirkan lagi matang matang? Ini bukan perkara kecil, Rin." ucap Ayano."Aku sudah memikirkan banyak kali, bahkan selama seminggu ini aku selalu memikirkannya. Dan saat tadi aku melihat Zeyna yang menatapku diam diam dari jendela, hati ku tergerak untuk mengatakan semuanya pada kedua orangtuaku." jelas Rin."Kau sudah meyakinkan hal yang harus kau ketahui?" tanya Ayano.Rin menatap Ayano dengan tatapan bingung."Ap
Baca selengkapnya

Bab 36 Sakit Hati Zeyna

Besoknya, Zeyna mengantar Reyhan langsung ke bandara.Ditemani dengan Ayumi pastinya, karena Kyoyo sibuk di toko bunga bersama dengan Akio.Di bandara....."Mas pulang dulu, Zey. Ingat pesan Mas, jangan terlalu capek. Kaki kamu belum pulih seutuhnya." ucap Reyhan."Iya, Mas. Zey akan ingat. Mas juga harus bilangin sama Ayah dan Bunda, kalau Zey tidak perlu di jemput. Minggu depan di awal tahun, Zey akan pulang." ucap Zeyna.Reyhan mengusap kepala Zeyna dengan lembut dan memeluknya."Sampai ketemu di awal tahun, Zey." ucap Reyhan.Zeyna tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada Reyhan.Reyhan pergi kembali ke Indonesia, karena tugasnya untuk merawat Zeyna sampai sembuh sudah selesai.*****Sedangkan di tempat Rin.....Setelah kejadian tadi malam, Rin sama sekali tidak keluar dari kamarnya. Rin duduk termenung di kamarnya memikirkan kembali ucapannya tadi malam.Tok...tok...Pintu terbuka dan memperlihatkan Miyuki yang membawa nampan berisikan sarapan untuk Rin."Rin, kamu makan dulu, y
Baca selengkapnya

Bab 37 Memberontak

Setelah kejadian Ryuen yang mempermalukan Zeyna di toko bunga, Kyoyo langsung membawanya pulang.Zeyna terus menangis di pelukan Kyoyo. Hatinya benar benar sakit.Sedangkan di kediaman Kiyotaka.....Ryuen kembali dengan suasana hati yang tidak baik baik saja."Ryu, kau dari mana saja, kenapa tidak memberitahuku kalau kau ingin keluar?" ucap Miyuki yang menghampiri suaminya."Aku baru saja ke toko bunga milik Kyoyo." ucap Ryuen.Di saat yang bersamaan, Rin mendengarnya. Yang awalnya dia mau kembali ke kamarnya untuk istirahat, kini langkahnya terhenti mendengar ucapan kedua orang tuanya."Untuk apa kau kesana? Apa kau mau membeli bunga?" tanya Miyuki."Tidak. Aku memberi peringatan pada wanita itu agar tidak mendekati putra kita." ucap Ryuen.Mendengarkan ucapan Ryuen, Rin langsung menghampiri kedua orang tuanya."Apa maksud ucapan, Papa? Yang mulai mendekati adalah aku, Zeyna tidak salah sama sekali." ucap Rin yang emosi dengan Papanya."Diam kamu, Rin. Papa melakukan semua ini demi k
Baca selengkapnya

Bab 38 merima tawaran, atau tidak sama sekali

Dua pengawal itu ingin membantu Ayano, tapi satu kode tangan Ayano langsung membuat mereka berhenti."Jangan gegabah, Rin. Ingat, aku di pihakmu." ucap Ayano dengan tatapan seriusnya.Rin melepaskan Ayano dan kembali masuk ke kamarnya.Brak....Rin membanting pintu hingga membuat mereka terkejut akibat ulah tuan mudanya.Tiga hari kemudian.....Hari ini adalah malam natal, di mana banyak sekali orang orang yang memiliki pasangan merayakan natal.Zeyna duduk di kamar dan menatap langit malam yang penuh dengan bintang. Juga disertai salju yang perlahan turun.H-8 kepulangan Zeyna. Setelah kejadian di toko bunga, Zeyna tidak pernah lagi ke sana. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.Terkadang siang hari, Ayumi datang untuk menemani Zeyna agar tidak bosan.Di tempat Rin....Hubungan Rin dengan kedua orang tuanya semakin renggang.Bahkan terkadang Ryuen lebih memilih pergi dari rumah bersama istrinya daripada harus ribut dengan putranya.Rin juga sudah melewatkan waktu manggungnya
Baca selengkapnya

Bab 39 Kembali

Di taman....Zeyna dan Ayumi menikmati malam ini dengan kulineran.Hobi keduanya jika di satukan di malam Festival.Di perjalanan Rin...."Rin, ini penawaran terbaik dari Mama. Atau tidak bertemu sama sekali." ucap Miyuki.Rin terdiam, jujur saja dia tidak bisa melawan Mamanya. Jika Mamanya sudah bicara serius seperti ini, tidak ada kesempatan untuk melawan."Apa jawabanmu, Rin. 'Iya' atau 'tidak'?" tanya Miyuki.Rin memikirkan semuanya dengan sangat matang."Em." Rin berdehem disertai anggukan kepala."Baiklah, kita ketaman sekarang. Ingat, 'hanya bertemu'." ucap Miyuki yang menekankan suaranya.Rin hanya menatap sendu dan menggenggam kedua tangannya dengan erat. Dirinya yang ingin berjuang untuk Zeyna, tapi dirinya sendiri merasa tidak mampu memperjuangkan kebebasannya sendiri.["Zey, apa yang harus ku lakukan?"] ucap Rin dalam hati.Di teman....Zeyna duduk di kursi taman sambil menikmati makanan yang dibelinya bersama Ayumi.Sedangkan Akio ke luar taman untuk menjemput Kyoyo yang
Baca selengkapnya

Bab 40 Kembali 2

Di bandara....Zeyna duduk bersama dengan Kyoyo dan Ayumi.Kyoyo sejak tadi menggenggam tangan Zeyna dan mengusap usap dengan lembut."Sampai di Indonesia, jangan lupa kabari Bibi, ya sayang." ucap Kyoyo.Zeyna menggenggam tangan Kyoyo yang ada di tangannya."Pasti, Zey kabari, Bibi. Maaf ya, selama di sini, Zey selalu buat Bibi repot. Bahkan beberapa hari lalu, Zey buat Bibi malu." ucap Zeyna dengan penuh rasa bersalah."Apa yang kamu bicarakan, nak? Jangan berkata begitu. Bibi sama sekali tidak merasa direpotkan dengan hadirnya kamu di kehidupan, Bibi. Bibi sangat senang dengan adanya kamu di sini." ucap Kyoyo.Zeyna tertunduk sedih, "Bibi, Zey juga mau minta maaf, karena Zey, hubungan Bibi dengan Bibi Miyuki menjadi renggang. Padahal kalian adalah sahabat." ucap Zeyna.Kyoyo mengusap kepala Zeyna dengan lembut."Jika itu menyangkut putriku, Bibi tidak peduli. Mau sahabat atau bahkan saudara sekalipun. Jika dia berani membuat putriku menangis, maka Bibi akan sangat marah dengannya."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status