Tidak lama kemudian, Bayu masuk ke dalam kamar dengan membawa dua botol sampanye produksi tahun 90-an.Mereka duduk berdua di tepi tempat tidur, sementara Bayu, dengan tatapan penuh hasrat, mendekatkan dirinya pada Sefia. Dia menariknya ke dalam pelukannya, tapi Sefia merasa kosong."Kamu cantik sekali, Sayang," puji Bayu dengan suara parau. Tangannya tidak berhenti bergerilya di tubuh Sefia.Pria itu tidak tahu, setiap sentuhannya membuat Sefia semakin merasa jijik, namun wanita itu tetap bertahan dalam senyuman palsu. Baginya, ini adalah harga yang harus dibayar untuk memastikan tugas Bayu akan dilaksanakan.Dia tidak mungkin mencari orang lain karena tugas ini bukan hal yang sepele.Malam itu, mereka menjalani apa yang oleh Bayu mungkin dianggap sebagai momen romantis, namun bagi Sefia, setiap detik terasa seperti siksaan. Dia menutup matanya, mencoba menghalau rasa muak yang menghantui pikirannya, dan berpura-pura menikmati setiap detik yang be
Last Updated : 2024-08-28 Read more