Semua Bab Gerry's Love Story : Bab 41 - Bab 50

118 Bab

Kedatangan Mantan

"Yang, mandinya barengan aja." Gerry turun dari tempat tidur untuk menyusul Gita yang sedang melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.Namun, Gita dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya. Dia sudah menyadari keinginan dari suaminya, pria itu pasti tidak hanya ingin mandi bersama dengan dirinya.Gerry menginginkan hal yang lain dari dirinya, Gita sudah sangat paham akan hal itu. Gerry mendengkus sebal dengan apa yang dilakukan oleh Gita, padahal dia benar-benar sudah tidak tahan untuk menggauli istrinya."Sayang! Kamu tuh gitu," keluh Gerry dengan kesal."Maaf, Yang. Tapi kamu pasti nakal, maaf, ya?" ucap Gita dengan nada menggoda."Ck!"Hanya suara decakan yang keluar dari bibir Gerry, tetapi dia tidak berani mengatakan apa pun lagi. Karena pada kenyataannya memang adzan subuh telah berkumandang, dia harus segera mandi dan melaksanakan kewajiban terhadap Sang Khalik.Akhirnya Gerry memutuskan untuk mandi di dalam kamar tamu, karena dia takut tergoda setelah meliha
Baca selengkapnya

Permintaan yang Sudah Bisa Ditebak

Gita sangat paham jika Ganjar kini sedang terluka hatinya. Setelah sempat bercerai dari istri keduanya, kini rumah tangganya bersama dengan istri mudanya sedang berada di dalam masalah.Wanita muda yang masih seumuran dengan Gendis itu ketahuan berselingkuh dengan teman satu kampusnya, bukan hanya Gita yang tahu akan hal itu.Namun, Gendis juga mengetahui akan hal itu. Karena mereka memang kuliah di dalam satu universitas yang sama.Gendis juga sempat bercerita jika dia merasa kesal terhadap perempuan itu, tetapi jika mengingat akan Ganjar yang selalu mengabaikan dirinya, Gendis berkata akan bersikap masa bodoh."Bukan begitu, aku hanya ingin menebus kesalahanku. Selama ini aku tidak pernah mengurusi putri kita, jadi... izinkan aku untuk memperbaiki hubunganku bersama dengan Gendis.'' Ganjar berucap dengan wajah mengiba.Gita sangat mengerti jika dirinya tidak begitu menyukai pria yang sudah menjadi mantan suaminya itu, itu terjadi karena dulu Ganjar benar-benar sudah mencampakkan dir
Baca selengkapnya

Usaha

Selepas kuliah Gerry langsung mengantarkan Gendis, tentunya dia meminta kepada Mark untuk terus menjaga Gendis. Karena dia harus segera pergi, Mark hanya mengangguk patuh tanpa banyak bicara.Setelah itu, Gerry tidak langsung pergi menuju tempat di mana Gita bekerja. Dia malah pergi ke rumah mak Odah, karena dia ingin mengambil sesuatu yang saat ini begitu dia butuhkan.Selain itu, dia juga begitu merindukan ibunya. Dia ingin menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, wanita pengertian yang selalu bekerja keras untuk membiayai hidupnya.Saat tiba di gang tempat di mana rumah mak Odah berada, Gerry menitipkan mobil Gita di supermarket yang tidak jauh dari sana. Lalu, dengan tergesa dia melangkahkan kakinya untuk bertemu dengan ibunya tersebut."Assalamualaikum, Emak!" teriak Gerry saat melihat mak Odah yang sedang melayani pembeli.Mak Odah langsung menolehkan wajahnya ke arah Gerry, dia tersenyum dengan begitu senang kala melihat putra semata wayangnya itu datang untuk mengunjunginy
Baca selengkapnya

Pria Tua Menyebalkan

Sebenarnya Gerry merasa sangat kesal, karena dia melihat Gita bersama dengan laki-laki yang tidak dia kenal. Laki-laki itu terlihat berpenampilan begitu rapi, memakai setelan kerja dan laki-laki itu juga terlihat mapan walaupun mukanya terlihat tua.Namun, dia berusaha untuk menenangkan hatinya. Dia tidak boleh asal marah-marah saja, dia tidak boleh asal menuduh istrinya.Dia masih mengingat kata-kata yang diucapkan oleh ibunya, dia harus berusaha untuk menjadi suami yang baik untuk Gita.Dia harus berusaha untuk menjadi suami yang pengertian, perhatian dan bisa menjadi sosok bapak yang baik untuk Gendis.Gerry berusaha untuk memasang senyum terbaiknya, lalu dia menghampiri Gita dan menunduk untuk mengecup keningnya."Iya, aku sudah datang. Maafkan aku, karena aku datang telat," ujar Gerry seraya menyimpan makanan kesukaan Gita di atas meja.Gita membalas senyuman Gerry yang terlihat begitu manis, kemudian dia menolehkan wajahnya ke arah pria tua yang ada di hadapan Gita."Kenalin, Ge
Baca selengkapnya

Panas

"Boleh, Yang. Kamu boleh minta aku suapin, tapi aku mau makan kamu dulu." Gerry langsung menggigit cuping telinga Gita setelah mengatakan hal itu.Sontak saja hal itu membuat tubuh Gita meremang, terlebih lagi Gerry langsung menelusupkan tangannya pada pangkal paha istrinya.Bahkan, tanpa ragu Gerry langsung mengusap milik istrinya yang selalu membuat dirinya tergila-gila itu. Gita langsung menggeliatkan tubuhnya, bahkan tanpa sadar Gita sampai menggoyangkan pinggulnya.Dia tidak bermaksud untuk menggoda Gerry, itu adalah respon dari apa yang dilakukan oleh suaminya terhadap dirinya. Namun, tanpa sadar hal itu justru membangunkan sesuatu yang sedari tadi tertidur dengan pulas."Sayang, dia sudah tidak sabar untuk masuk. Boleh, ya?" tanya Gerry dengan suaranya yang terdengar begitu berat.Bahkan, tatapan mata Gerry sudah diselimuti kabut gairah. Gita yang paham langsung menganggukkan kepalanya, apa salahnya dia memberikan servis terbaiknya terhadap suaminya saat ini juga.Toh pada keny
Baca selengkapnya

Hal yang Menyebalkan

"Kapan kamu pulang, Yeobo? Kenapa sekarang aku merasa jika kamu begitu dekat denganku? Tetapi kamu begitu sulit untuk aku gapai, perasaan macam apa ini?" tanya Mak Odah dengan air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya.Mak Odah merasa kesal terhadap dirinya sendiri, karena akhir-akhir ini dia selalu merasa begitu dekat dengan suaminya. Dia selalu merasa ada bayangan suaminya di dekatnya, sayangnya dia tidak bisa menggapai bayangan tersebut.Setiap hari dia berusaha untuk menggapainya, tapi sayangnya bayangan itu seakan lari dan menjauh dari dirinya.Hal itu justru menambah kerinduannya terhadap pria yang sampai saat ini masih dianggap sebagai suami itu, hal itu membuat dirinya tersiksa dan merasa sedih yang teramat sangat.Bahkan sudah satu minggu ini, setiap dia tidur selalu berselimutkan mantel milik suaminya. Dia merasa lebih tenang dan lebih lelap dalam tidurnya."Aku yakin jika kamu masih hidup, Yeobo. Lalu, kapan kamu datang untuk menemuiku dan putra kita?" tanya Mak Odah de
Baca selengkapnya

Perawatan

Terlihat senyum dari seorang pria matang berparas tampan baru saja masuk ke dalam rumah sederhana yang dia sewa di tanah air bagian timur, rumah yang akan dia tempati selama 1 bulan sebelum dia menemui anak dan juga istrinya.Sebenarnya dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan anak dan juga istrinya, tetapi ini adalah jalan untuk mendapatkan uang yang banyak agar bisa membangun usaha baru bersama dengan anak dan juga istrinya di tanah air.Pria bermata sipit berusia empat puluh dua tahun itu juga berencana akan mengganti kewarganegaraannya menjadi WNI, sudah cukup dia menderita karena sudah berpisah dengan istrinya dan juga putranya.Dia ingin menebus kesalahannya selama sepuluh tahun meninggalkan mereka berdua, dia ingin memberikan kemewahan dan juga kehidupan yang layak untuk keduanya."Aku sudah datang, Nyi. Aku sudah merasa semakin dekat dengan kamu, sepertinya aku harus segera menjalankan project ini dengan cepat. Agar aku bisa segera bertemu dengan kamu dan dengan putra kita,"
Baca selengkapnya

Merasa Tak Enak Hati

"Mau ke mane mereka? Kenapa si Odah keliatan cakep bener? Mau kondangan atau mau kawin lagi ye, kaya saran gue?" tanya Alma pada dirinya sendiri.Sebenarnya Alma merasa kasihan kepada mak Odah, karena perempuan itu selalu saja banting tulang untuk menghidupi dirinya dan juga putra semata wayangnya.Dia berpikir jika mak Odah menikah kembali, akan ada pria yang menafkahi hidupnya. Akan ada pria yang membahagiakannya, pastinya akan ada pria yang menjadi selimut malamnya.Tidak lama kemudian, Alma nampak memukul-mukul keningnya sendiri dengan telapak tangan kanannya."Elu kenape sih, Alma? Kenapa nyuruh-nyuruh si Odah buat kawin mulu? Kenapa mengira si Odah akan lebih bahagia dengan menikah kembali? Ck! Gue aja punya laki sengsara mulu," ujar Alma seraya melengos masuk ke dalam rumahnya.Jika Alma terlihat masuk ke dalam rumahnya, berbeda dengan Gita dan juga mak Odah. Kedua orang itu kini langsung pergi menuju salon.Gita pergi dengan wajah sumringahnya karena ada temannya, sedangkan ma
Baca selengkapnya

Berdebat

"Elu aneh, sebenarnya apa yang elu sembunyian dari gue?" tanya Gilang.Gerry kebingungan, haruskah dia mengatakan hal yang sejujurnya kepada sahabatnya itu? Ataukah merahasiakannya terlebih dahulu?''Anu, itu. Ehmmm! Ngga ada," jawab Gerry pada akhirnya.Gerry terlihat gugup dalam menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, Gerry bahkan terlihat meremat kedua tangannya secara bergantian.Gilang menjadi berpikir hal yang tidak-tidak jika melihat kelakuan Gerry yang seperti itu, karena Gerry memang tidak pernah bisa menyembunyikan rasa gugupnya dari siapa pun."Elu nggak lagi selingkuh, kan?" celetuk Gilang.Pletak!Sebuah sentilan yang begitu kencang mendarat tepat di kening Gilang, hal itu membuat Gilang meringis kesakitan.Tentu saja pelakunya adalah Gerry, dia yang merasa dituduh terlihat begitu kesal dan tidak terima. Gilang yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Gerry langsung berteriak."Sakit, Vangke!" Gerry tidak menggubris teriakan dari Gilang, dia yang tidak mau dituduh ma
Baca selengkapnya

Sedihnya Diselingkuhi

"Anu, Bu. Itu, Gerry-nya. Nakal!""Gerry yang nakal atau kamu yang nakal?"Gilang terlihat menggaruk tengkuk lehernya, dia kebingungan menjawab pertanyaan dari ibu Junaeti. Rasanya dia tidak mungkin mengatakan bahwa dirinyalah yang membuat Gerry kesal.Akan tetapi, tetap saja dia merasa kesal juga kepada sahabatnya itu. Karena tidak sepatutnya Gerry menyentil jidatnya sampai meninggalkan stempel di sana."Kenapa malah diam aja? Tolong jelaskan dengan sejelas-jelasnya kepada ibu," pinta Ibu Junaeti."Dia sentil jidat saya ampe kaya gini, itu artinya Gerry yang nakal." Gilang menunjukkan jidatnya yang berwarna merah keunguan.Sontak saja ibu Junaeti langsung menolehkan wajahnya ke arah Gerry, dia memelototkan matanya dengan alis yang bertaut. Wanita yang berprofesi sebagai dosen itu seolah bertanya kepada Gerry dengan apa yang sebenarnya sudah terjadi.Gerry paham dengan arti tatapan dari ibu Junaeti, dia berusaha untuk memutarkan otaknya agar tidak salah dalam menjawab.Tidak mungkin b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status