All Chapters of KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA : Chapter 41 - Chapter 50

102 Chapters

BAB 41

Bab 41POV Iqbal Jantungku seakan berhenti berdetak. Dadaku terasa sesak dan langkahku juga terasa berat. Suara salah satu kerabat di seberang sana membuat pikiranku kacau."Indri ... kenapa?" tanyaku dengan suara bergetar. Mataku membulat lebar. Ponsel yang ada di telingaku langsung jatuh ke lantai. Aku tak peduli meski ada banyak polisi di sekelilingku. Aku segera berlari menuju pintu keluar tanpa menghiraukan para laki-laki berseragam yang mengejarku."Jangan kabur! Tangkap dia sekarang!"Para polisi itu mencengkram tanganku dan menghadang jalanku. Aku mengamuk dan berteriak di kantor polisi. Aku harus segera pulang untuk melihat kondisi adikku. Aku harus memastikan keadaan Indri. Aku harus melihat wajah Indri untuk yang terakhir kalinya.Pagi tadi, kulihat Indri masih baik-baik saja. Hubunganku dengan Indri memang merenggang sejak masalah bertubi-tubi menghantam keluargaku. Aku memang marah dan kesal pada Indri yan
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

BAB 42

Bab 42POV RosaAku tersenyum menatap pantulan diriku di cermin. Seragam berwarna coklat ini benar-benar cocok dan pas di tubuhku, membuat aura kecantikanku semakin memancar.Hari ini adalah hari pertamaku mengajar di tempat kerjaku yang baru. Aku akan mengajar di sekolah dasar yang ada di kota kelahiranku.Setelah resmi bercerai dengan mantan suamiku yang tinggal di kota Bandung, aku memang pulang ke rumah orang tuaku di Bekasi."Semoga aku betah di sekolah yang baru."Hari ini aku sangat bersemangat. Sebagai guru yang sudah PNS, pekerjaanku cukup membuatku bangga. Apalagi aku seorang perempuan. Meskipun sekarang aku sudah menjadi janda, tapi aku tidak perlu merasa rendah diri karena aku mempunyai pekerjaan yang mapan sebagai PNS."Selamat pagi, Bu!" Aku mendapat sambutan hangat di sekolah baru. Semua orang mungkin sudah tahu kalau aku adalah seorang janda. Tapi tidak seorang pun dari mereka yang berani merendahkanku. A
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

BAB 43

Bab 43Aku mencabut laporanku pada Mas Iqbal. Kubiarkan Mas Iqbal pergi setelah aku mendengar kabar duka dari keluarganya. Ditemani oleh Hendra, aku segera pergi ke rumah Mas Iqbal untuk melayat. Bagaimanapun juga, aku cukup mengenal Indri dan dia pernah menjadi keluargaku. Akan kumaafkan Mas Iqbal untuk yang terakhir kalinya. Aku tak tega membiarkan Mas Iqbal meringkuk di balik jeruji besi tanpa bisa mengantarkan kepergian adiknya."Dia adik ipar kamu?" tanya Hendra membuat lamunanku buyar.Saat ini aku sudah sampai di rumah Mas Iqbal. Sudah banyak pelayat yang berkumpul di rumah mantan ibu mertuaku."Iya, Mas.""Kasihan ya dia. Katanya dia meninggal gara-gara aborsi," ucap seorang warga yang melayat. Aku tak sengaja mendengar pembicaraan para tetangga Bu Dahlia. Dari mereka, aku tahu penyebab kematian Indri yang cukup mendadak ini."Pasti dia malu hamil tanpa suami.""Udah jelas malu, Bu. Hamilnya sama kakek-
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more

BAB 44

Bab 44Aku kembali melanjutkan hidupku seperti biasa. Pelan-pelan, orang-orang mulai lupa dengan gosip heboh yang pernah beredar tentang Mas Iqbal. Kabar perceraianku juga mulai tersebar ke mana-mana. Ketua RT di tempat tinggalku sudah tahu kalau aku telah bercerai dengan Mas Iqbal. Semua tetanggaku sudah tahu kalau aku mulai menjalani hidup dengan status baru."Selamat pagi, Bu," sapaku pada para tetangga yang berpapasan denganku di jalan."Eh, mau ke mana, Mba? Mau berangkat kerja, ya?" "Iya, Bu. Mari, Bu." Aku melempar senyum pada semua orang yang bertemu denganku.Begitu sampai di kafe, aku juga menyapa satu persatu pegawaiku dengan wajah cerah. Setelah aku mengambil akta cerai, jujur hatiku kembali rapuh. Untuk menutupi hatiku yang hancur dari dalam, aku berusaha sekuat tenaga memperlihatkan wajah bahagiaku pada semua orang, meskipun senyumanku hanyalah bentuk kepura-puraan. Ya, setelah aku berpisah dari Mas Iqba
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

BAB 45

Bab 45Aku terdiam cukup lama. Rasanya canggung untuk menerima ajakan dari Hendra, tapi aku juga sungkan untuk menolak. Lagipula, Hendra hanya ingin menemaniku jalan-jalan. Tidak masalah 'kan kalau aku pergi mencari angin bersama dengan Hendra?"Gimana, Mel?"Setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku pun memutuskan untuk menerima tawaran Hendra. "Tapi aku belum tahu mau ke mana, Mas.""Kita bisa pikirin itu nanti. Ayo naik mobilku." ajak Hendra."Kayaknya aku mau naik angkot aja, Mas."Entah kenapa tiba-tiba aku ingin naik angkutan umum. Sudah lama aku tidak naik kendaraan itu yang kini lambat-laun mulai ditinggalkan oleh para penumpang karena kebanyakan orang telah beralih ke kendaraan roda dua."Mau naik angkot? Ya udah, ayo aku temani."Hendra mengikutiku menuju ke halte, lalu kami menaiki salah satu angkot yang kebetulan melintas. Angkutan yang kami tumpangi hanya ada dua orang penumpang. Aku dan Hendra meng
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

BAB 46

Bab 46Aku tidak sempat menjawab pertanyaan dari Mba Mira karena tiba-tiba ponselku mati kehabisan daya."Untung aja ponselku mati." Sebenarnya, aku sendiri juga tidak tahu harus menjawab apa. Pertanyaan dari Mba Mira membuatku mulai berpikir yang tidak-tidak. Kenapa Mba Mira menanyakan hal seperti itu padaku? Memangnya apa pentingnya pendapatku mengenai Hendra?Selama beberapa bulan terakhir ini, aku memang cukup sering bertemu dengan Hendra. Aku juga merasa hubunganku dan Hendra semakin dekat. Tapi aku hanya menganggap Hendra sebagai teman. Aku tak pernah punya pikiran macam-macam terhadapnya."Kayaknya nggak mungkin Mba Mira punya maksud tertentu." Aku segera menepis semua pemikiran tentang ucapan Mba Mira tadi.Pagi harinya, aku bangun agak siang karena aku tidak perlu datang ke kafe untuk bekerja. Rencananya hari ini aku akan pergi ke tempat wisata. Meskipun aku hanya pergi berlibur sendirian, tapi aku yakin ada banyak kegi
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

BAB 47

Bab 47Perempuan bernama Ayu itu menatap Hendra tak berkedip. Jika dilihat-lihat, wajah itu tampak familiar sekali. Apa mungkin aku pernah bertemu dengan perempuan itu sebelumnya? Tapi di mana?"Apa kabar, Mas?" tanya Ayu pada Hendra.Aku diabaikan sepenuhnya oleh Ayu. Perempuan itu hanya tersenyum dan menatap lurus ke arah Hendra. "Alhamdulillah baik," jawab Hendra singkat."Aku nggak nyangka kamu akan datang ke acara ini."Hendra tak menjawab. Sepertinya Hendra tidak mau meladeni perempuan itu."Kalau begitu, selamat menikmati acaranya, Mas," ucap Ayu, kemudian dia pergi meninggalkan kami.Tak lama kemudian, Mba Mira dan Pak Rayhan muncul bersama seorang laki-laki berjas mewah. Saat melihatku dan Hendra, Mba Mira dan Pak Rayhan langsung menghampiri kami."Perkenalkan, ini sepupu saya, Hendra," ucap Pak Rayhan. "Hendra, ini Pak Willy Salim, pemilik perusahaan furniture yang bekerja sama deng
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

BAB 48

Bab 48Tanpa mempedulikan permintaan Ayu, Hendra langsung membawaku keluar dari hotel. Aku tak sempat melihat bagaimana ekspresi wajah Ayu, karena Hendra begitu cepat menarik tanganku."Tadi kamu udah makan 'kan sama Mba Mira? Mau makan lagi nggak?" tawar Hendra."Udah malam, Mas. Kita langsung pulang aja," jawabku.Hendra mengendarai mobil dengan santai. Di sepanjang perjalanan, aku dan Hendra saling diam. Aku tak membuka suara, begitu pula dengan Hendra. Wajah Hendra yang terlihat kusut membuatku takut untuk membuka obrolan."Makasih udah nganterin aku pulang, Mas," ucapku pada Hendra sebelum kami berpisah."Aku langsung pulang ya, Mel?""Iya, Mas. Hati-hati di jalan."Aku masuk ke rumah, kemudian merebahkan diri di tempat tidur. Akhirnya aku bisa beristirahat setelah berjam-jam berkumpul bersama para pengusaha elit.Di acara tadi, Pak Rayhan mengenalkanku pada beberapa pengusaha. Aku bisa mencari rel
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

BAB 49

Bab 49Kulihat Ayu terus melirik ke arahku dan Hendra. Aku sudah berusaha menjauh dari Hendra, tapi dia terus menahanku. "Maaf, Mas. Aku harus ke belakang. Masih ada kerjaan," pamitku."Sebentar, Mel. Jangan pergi dulu. Aku bawa berita bagus untuk kamu. Soal rencana kamu yang mau cari EO buat snack box, aku udah bikin janji temu antara kamu sama temanku," ucap Hendra.Aku merasa Hendra seperti sedang mencari-cari alasan agar bisa berbicara denganku. Tapi jika ini menyangkut pekerjaan, mungkin aku bisa meluangkan waktu sebentar meskipun aku harus menerima tatapan sinis dari Ayu."Mas Hendra, bisa nggak kita ngobrol sebentar?" Beberapa kali Ayu berusaha memanggil Hendra, tapi Hendra terkesan cuek dan tak mau meladeni.Meski aku tidak mau ikut campur, tapi sepertinya Hendra dan Ayu mempunyai hubungan yang kurang baik. Walaupun begitu, hari-hari berikutnya Ayu sering muncul di kafe untuk menemui Hendra.Bahkan saat Hendra t
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

BAB 50

Bab 50Kubiarkan Ayu pergi setelah dia selesai bicara. Aku tidak terlalu menanggapi ocehan perempuan tidak jelas itu. Kubiarkan saja dia bertingkah dengan segala kesombongannya. Hubungan Ayu dan Mas Hendra bukanlah urusanku, karena aku memang tidak punya hubungan spesial dengan Hendra."Fokus kerja aja, Mel! Nggak perlu memusingkan orang-orang yang nggak penting!" gumamku berusaha menyemangati diri sendiri.Selama ini aku tidak pernah mengganggu siapapun, aku juga tidak ingin mencari musuh. Kalau memang keakrabanku dengan Hendra bisa memancing musuh, maka lebih baik aku tidak berurusan lagi dengan Hendra."Mel!" Hendra melambaikan tangan seraya melempar senyum tipis padaku. Begitu laki-laki dengan tubuh tinggi tegap dan rambut cepak itu masuk ke kafe, aku mulai merasa was-was. Aku benar-benar malas melihat wajah Ayu dan aku tidak ingin perempuan aneh itu kembali berkunjung ke kafeku ini."Kamu belum menukar voucher ke restoran teman aku,
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status