All Chapters of KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA : Chapter 11 - Chapter 20

102 Chapters

BAB 11

Bab 11"Kamu lagi ngapain sih, Mel?"Jantungku seakan mau copot rasanya mendengar pertanyaan Mas Iqbal. Dalam hati aku juga merutuki kecerobohanku sendiri, kenapa pula harus pakai menendang tempat sampah segala. Cerobohnya ...."A-aku haus, Mas, mau ambil minum. Tapi karena ngantuk banget, nggak sengaja nabrak tempat sampah. Maaf ya, gara-gara keteledoranku, tidur kamu jadi terganggu." Dengan suara yang dibuat sememelas mungkin kutunjukkan wajah penuh penyesalan. Lalu cepat-cepat kusambar botol air dan menuangkannya ke dalam gelas, kemudian meminumnya sampai habis."Kirain tadi apaan, ganggu orang tidur aja. Udah buruan tidur lagi, ini masih terlalu malam untuk bikin keributan," omelnya seraya merubah posisi tidur dari telentang menjadi menyamping, kini posisi Mas Iqbal jadi memunggungiku.Mas Iqbal tampak begitu kesal, sepertinya dia benar-benar merasa terganggu, apalagi dia memang baru tidur beberapa menit yang lalu."Iya," sahutku sekedarnya. Lalu aku mengeluarkan ponsel Mas Iqbal
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

BAB 12

Bab 12Setelah pegawai toko elektronik yang memasang CCTV pulang, aku mulai bersiap untuk berangkat ke kafe. Ya, mulai hari ini aku akan membuat empek-empek dan beberapa macam kue khas Palembang di kafe milik Mba Sri."Ini hari pertamaku bekerja, aku harus semangat," gumamku.Sebelum berangkat, aku memastikan sekali lagi semua CCTV sudah terpasang di tempat yang benar. Tak butuh waktu lama untuk bersiap, karena aku hanya memakai riasan yang simpel. Aku memang tidak suka memakai make up yang mencolok. Untuk OOTD hari ini aku hanya memakai one set dan tas selempang kecil.Sekitar tiga puluh menit kemudian, aku sudah sampai di kafe. Khusus hari ini aku memang datang agak siang, karena tadi harus menunggu orang yang akan memasang CCTV terlebih dahulu. Tapi mulai besok aku akan datang lebih pagi. Setidaknya lima belas menit atau dua puluh menit setelah Mas Iqbal berangkat ke tempatnya mengajar. Dan aku harus sudah pulang sebelum Mas Iqbal sampai di rumah. Alhamdulillah semua itu sudah men
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

BAB 13

Bab 13"Akhirnya sampai juga."Aku membuka pintu rumah dan ternyata ada Mas Iqbal duduk di ruang tamu. Entah sedang apa dia di sana, tumben sekali. Apa iya, Mas Iqbal sengaja menunggu kepulanganku?Setelah mengucapkan salam, aku melenggang masuk walaupun Mas Iqbal tak menjawab salamku. Sempat kulirik jam dinding yang tergantung di salah satu sisi tembok, ternyata sudah jam 6 lewat 10 menit. Berarti sebentar lagi adzan maghrib akan berkumandang.Mas Iqbal menatap ke arahku dengan tatapan tajam. Wajahnya masam dan terlihat kesal."Bagus ya, jam segini baru pulang!" ucap Mas Iqbal tiba-tiba.Aku baru akan melangkah ke kamar, namun langkahku terhenti mendengar ucapan Mas Iqbal."Kenapa, Mas?" tanyaku tanpa rasa bersalah."Kenapa, kamu bilang? Aku nungguin kamu dari tadi. Katanya cuma sebentar, tapi kenapa udah gelap gini baru pulang?" omel Mas Iqbal."Sebenarnya kamu kelayapan ke mana aja, sih? Kamu itu perempuan dan udah nikah. Apa pantas keluyuran sampai malam begini?" sambungnya lagi.
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

BAB 14

Bab 14Seperti biasanya Mas Iqbal baru masuk ke dalam kamar menjelang tengah malam. Untungnya aku sudah menyimpan ponselku dan berbaring di tempat tidur sebelum Mas Iqbal memergokiku."Kamu belum tidur?" tanya Mas Iqbal sebelum aku sempat memejamkan mata."Ini baru mau tidur.""Buruan tidur, biar besok nggak kesiangan." Mas Iqbal berbaring di sampingku kemudian memejamkan mata. Tak butuh waktu lama dia pun terlelap dan berpindah ke alam mimpi."Cepet banget ngoroknya," gerutuku seraya menoleh ke arah Mas Iqbal yang sudah mendengkur.Aku menguap, tubuhku terasa penat. Sudah waktunya bagiku untuk beristirahat juga. Misiku memata-matai Mas Iqbal hari ini sudah selesai."Besok aku harus bangun pagi," gumamku sembari menoleh ke arah jam dinding sebelum tidur.Namun, baru sekitar 5 menit aku memejamkan mata, tiba-tiba aku mendengar suara aneh. Refleks aku membuka mata dan langsung menoleh ke arah Mas Iqbal."Ros ...."Mas Iqbal memeluk guling dengan erat, sembari menyebut nama Rosa. Seperti
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

BAB 15

Bab 15Aku duduk termenung, setelah bertemu dengan Bu Dahlia tadi pagi pikiranku jadi tidak fokus. Kata-kata ibu mertua terus terngiang bagai kaset yang diputar berulang-ulang. Sakit sekali rasanya jika aku ingat kembali semua hinaan dari perempuan yang telah melahirkan suamiku itu."Aku nggak boleh begini terus. Aku harus buktikan pada semua orang kalau aku nggak seperti yang mereka katakan," gumamku berusaha menyemangati diri sendiri.Aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri untuk mengubah hidupku. Ucapan dan tatapan meremehkan akan aku jadikan cambuk untuk meraih impian dan cita-citaku. Mulai sekarang aku akan bekerja lebih giat agar aku bisa membuat mereka berhenti merendahkan aku."Memangnya kenapa kalau aku cuma lulusan SMA? Walaupun aku tidak kuliah, aku yakin aku juga bisa sukses. Suatu saat nanti, aku pasti akan buktikan pada mereka yang telah meremehkan aku hari ini," batinku penuh semangat.Aku segera bangkit dari kursi, ini bukan waktunya untuk bersantai. Aku harus kemba
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

BAB 16

Bab 16Tok tok tok! Terdengar suara ketukan di pintu kamar. Bisa ditebak, sudah pasti itu Mas Iqbal."Jam segini baru pulang," gerutuku lirih.Pintu depan memang sudah aku kunci, tapi Mas Iqbal membawa kunci cadangan, sehingga dia tidak perlu membangunkan aku untuk masuk ke dalam rumah. Namun dia tidak akan bisa masuk ke dalam kamar tidur, karena dia tidak memiliki kunci cadangannya. Dan aku memang sengaja mengunci pintu kamar agar dia tidak bisa masuk. Malam ini aku tidak akan membiarkan Mas Iqbal masuk dan tidur di sampingku.Mas Iqbal terus mengetuk pintu kamar dan memanggil-manggil namaku. Meskipun aku mendengarnya, tapi aku tidak mau membukakan pintu untuk Mas Iqbal. Biar saja dia tidur di luar. Aku ingin memberikan pelajaran untuk suamiku yang ganjen itu."Melati, buka pintunya!" teriak Mas Iqbal dari luar kamar. "Kamu udah tidur ya? Kenapa kamu kunci pintunya?" Mas Iqbal terus menggerutu, tapi aku tetap tidak mau membuka pintu.Aku kesal pada Mas Iqbal. Bagaimana aku tidak ma
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

BAB 17

Bab 17Prang! Mas Iqbal membanting gelas ke lantai. Aku benar-benar terkejut hingga membuat tubuhku gemetaran saat melihat gelas yang hancur berkeping-keping."Maksud kamu apa? Kamu nuduh aku selingkuh?" tanya Mas Iqbal."Aku cuma tanya sama kamu! Kalau memang Rosa itu cuma teman biasa, buat apa kamu ajak dia main ke rumah Ibu?""Kamu apa-apaan? Kenapa kamu larang-larang aku bawa teman pulang ke rumah Ibu?""Jelas aku melarang kamu, Mas! Teman yang kamu bawa itu perempuan!" teriakku. "Gimana kalau situasinya dibalik? Gimana kalau aku yang bawa pulang teman laki-laki ke rumah Ibu aku? Apa menurut kamu itu pantas? Apa kamu nggak akan marah kalau aku bawa pulang laki-laki lain tanpa sepengetahuan kamu?"Mas Iqbal kembali menendang meja. "Cerewet! Aku nggak mau lagi ngomong sama kamu! Lagian kamu mau bawa pulang laki-laki ke mana, ke kuburan? Ibu kamu 'kan udah mati!""Aku nggak suka kamu deket-deket sama perempuan itu!" ucapku."Kamu nggak berhak larang-larang aku! Jangan pernah ikut ca
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

BAB 18

Bab 18Aku berbaring sendirian di dalam kamar. Mas Iqbal sudah pergi beberapa jam yang lalu. Dia pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun padaku. Sepertinya aku hanya dianggap nyamuk yang tidak penting baginya."Biarin ajalah Mas Iqbal pergi. Paling juga dia pulang ke rumah Ibunya," gumamku.Aku tidak perlu mencemaskan Mas Iqbal. Sebelum aku mengkhawatirkan Mas Iqbal, lebih baik aku mencemaskan diriku sendiri. Nasibku sudah di ujung tanduk. Jika sudah begini, aku tidak yakin bisa menyelamatkan rumah tangga yang semakin hari semakin terasa tidak sehat ini."Aku harus bisa mengurus toko Bu Wulan dengan baik. Aku harus jadi perempuan yang tangguh dan mandiri. Aku harus punya penghasilan tetap dan punya tabungan sebelum aku berpisah dengan Mas Iqbal!"Aku sudah tidak mau berharap banyak lagi. Aku ikhlas jika rumah tanggaku memang harus berakhir. Aku harus mulai bersiap-siap untuk hidup mandiri dan berdiri di kakiku sendiri."Fokus! Jangan mikirin hal yang nggak penting. Aku har
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

BAB 19

Bab 19"Tenang dulu, Mba. Bicara pelan-pelan. Ada masalah apa, Mba? Kenapa Mba Mira menangis?" tanyaku dengan penuh hati-hati.Tangisan Mba Mira membuatku cemas dan panik. Karena selama aku mengenalnya, aku belum pernah melihatnya menangis seperti itu. Apa mungkin Mba Mira bertengkar dengan Pak Rayhan? Atau Mba Mira mengalami musibah besar yang tak terduga?"Maafin Mba, telepon kamu pagi-pagi begini," ucap Mba Mira masih sambil terisak. "Sekarang Mba lagi ada di rumah sakit. Mama ... Mama udah pergi, Mel. Maafin Mama juga ya, kalau seandainya Mama ada salah sama kamu."Untuk sesaat aku tidak bisa berkata apa-apa. Jantungku berdegup kencang, otakku seakan tidak bisa berpikir. Mama siapa yang dimaksud oleh Mba Mira? Apa itu ... Bu Wulan?"Innalilahi wainailaihi roji'un. Maksud Mba Mira apa? Siapa yang meninggal, Mba?""Mama Wulan, Mel. Mamanya Mas Rayhan," ungkap Mba Miranti, tangisnya kembali pecah setelah mengatakan berita duka itu.Aku menutup mulutku dengan telapak tangan, bahkan tu
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

BAB 20

Bab 20Aku menatap pantulan tubuhku di cermin besar yang ada di kamar. Hari ini aku sengaja memakai pakaian yang lebih rapi dari biasanya karena aku akan pergi ke kafe setelah satu minggu mengambil cuti karena harus menemani Mba Mira yang masih berkabung.Setelah taksi online yang kupesan datang, aku segera meluncur menuju ruko tiga lantai yang kini sudah sah menjadi milikku. Tak memakan waktu lama aku pun sampai dan langsung membayar ongkos sesuai tarif di aplikasi."Kayaknya aku harus beli motor untuk menghemat ongkos. Nanti aku pikirkan lagi deh," batinku sambil melangkah memasuki ruko."Selamat pagi," sapaku pada beberapa karyawan yang sudah sampai lebih dulu."Selamat pagi juga, Mba," sambut pegawai yang lain."Maaf ya, saya kelamaan nggak masuk," sahutku seraya melempar senyum pada semua orang yang menyambutku.Tak lama setelah aku sampai, Mbak Mira dan Pak Rayhan juga datang. Kami diminta untuk berkumpul karena ada yang ingin disampaikan oleh Pak Rayhan selaku putra tunggal alm
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status