Share

BAB 11

last update Last Updated: 2024-04-21 04:52:18

Bab 11

"Kamu lagi ngapain sih, Mel?"

Jantungku seakan mau copot rasanya mendengar pertanyaan Mas Iqbal. Dalam hati aku juga merutuki kecerobohanku sendiri, kenapa pula harus pakai menendang tempat sampah segala. Cerobohnya ....

"A-aku haus, Mas, mau ambil minum. Tapi karena ngantuk banget, nggak sengaja nabrak tempat sampah. Maaf ya, gara-gara keteledoranku, tidur kamu jadi terganggu." Dengan suara yang dibuat sememelas mungkin kutunjukkan wajah penuh penyesalan. Lalu cepat-cepat kusambar botol air dan menuangkannya ke dalam gelas, kemudian meminumnya sampai habis.

"Kirain tadi apaan, ganggu orang tidur aja. Udah buruan tidur lagi, ini masih terlalu malam untuk bikin keributan," omelnya seraya merubah posisi tidur dari telentang menjadi menyamping, kini posisi Mas Iqbal jadi memunggungiku.

Mas Iqbal tampak begitu kesal, sepertinya dia benar-benar merasa terganggu, apalagi dia memang baru tidur beberapa menit yang lalu.

"Iya," sahutku sekedarnya. Lalu aku mengeluarkan ponsel Mas Iqbal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
wkwkwkwk.... akhirnya keceplosan juga
goodnovel comment avatar
nurdianis
suami yang tidak bertanggung,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 12

    Bab 12Setelah pegawai toko elektronik yang memasang CCTV pulang, aku mulai bersiap untuk berangkat ke kafe. Ya, mulai hari ini aku akan membuat empek-empek dan beberapa macam kue khas Palembang di kafe milik Mba Sri."Ini hari pertamaku bekerja, aku harus semangat," gumamku.Sebelum berangkat, aku memastikan sekali lagi semua CCTV sudah terpasang di tempat yang benar. Tak butuh waktu lama untuk bersiap, karena aku hanya memakai riasan yang simpel. Aku memang tidak suka memakai make up yang mencolok. Untuk OOTD hari ini aku hanya memakai one set dan tas selempang kecil.Sekitar tiga puluh menit kemudian, aku sudah sampai di kafe. Khusus hari ini aku memang datang agak siang, karena tadi harus menunggu orang yang akan memasang CCTV terlebih dahulu. Tapi mulai besok aku akan datang lebih pagi. Setidaknya lima belas menit atau dua puluh menit setelah Mas Iqbal berangkat ke tempatnya mengajar. Dan aku harus sudah pulang sebelum Mas Iqbal sampai di rumah. Alhamdulillah semua itu sudah men

    Last Updated : 2024-04-21
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 13

    Bab 13"Akhirnya sampai juga."Aku membuka pintu rumah dan ternyata ada Mas Iqbal duduk di ruang tamu. Entah sedang apa dia di sana, tumben sekali. Apa iya, Mas Iqbal sengaja menunggu kepulanganku?Setelah mengucapkan salam, aku melenggang masuk walaupun Mas Iqbal tak menjawab salamku. Sempat kulirik jam dinding yang tergantung di salah satu sisi tembok, ternyata sudah jam 6 lewat 10 menit. Berarti sebentar lagi adzan maghrib akan berkumandang.Mas Iqbal menatap ke arahku dengan tatapan tajam. Wajahnya masam dan terlihat kesal."Bagus ya, jam segini baru pulang!" ucap Mas Iqbal tiba-tiba.Aku baru akan melangkah ke kamar, namun langkahku terhenti mendengar ucapan Mas Iqbal."Kenapa, Mas?" tanyaku tanpa rasa bersalah."Kenapa, kamu bilang? Aku nungguin kamu dari tadi. Katanya cuma sebentar, tapi kenapa udah gelap gini baru pulang?" omel Mas Iqbal."Sebenarnya kamu kelayapan ke mana aja, sih? Kamu itu perempuan dan udah nikah. Apa pantas keluyuran sampai malam begini?" sambungnya lagi.

    Last Updated : 2024-04-22
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 14

    Bab 14Seperti biasanya Mas Iqbal baru masuk ke dalam kamar menjelang tengah malam. Untungnya aku sudah menyimpan ponselku dan berbaring di tempat tidur sebelum Mas Iqbal memergokiku."Kamu belum tidur?" tanya Mas Iqbal sebelum aku sempat memejamkan mata."Ini baru mau tidur.""Buruan tidur, biar besok nggak kesiangan." Mas Iqbal berbaring di sampingku kemudian memejamkan mata. Tak butuh waktu lama dia pun terlelap dan berpindah ke alam mimpi."Cepet banget ngoroknya," gerutuku seraya menoleh ke arah Mas Iqbal yang sudah mendengkur.Aku menguap, tubuhku terasa penat. Sudah waktunya bagiku untuk beristirahat juga. Misiku memata-matai Mas Iqbal hari ini sudah selesai."Besok aku harus bangun pagi," gumamku sembari menoleh ke arah jam dinding sebelum tidur.Namun, baru sekitar 5 menit aku memejamkan mata, tiba-tiba aku mendengar suara aneh. Refleks aku membuka mata dan langsung menoleh ke arah Mas Iqbal."Ros ...."Mas Iqbal memeluk guling dengan erat, sembari menyebut nama Rosa. Seperti

    Last Updated : 2024-04-22
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 15

    Bab 15Aku duduk termenung, setelah bertemu dengan Bu Dahlia tadi pagi pikiranku jadi tidak fokus. Kata-kata ibu mertua terus terngiang bagai kaset yang diputar berulang-ulang. Sakit sekali rasanya jika aku ingat kembali semua hinaan dari perempuan yang telah melahirkan suamiku itu."Aku nggak boleh begini terus. Aku harus buktikan pada semua orang kalau aku nggak seperti yang mereka katakan," gumamku berusaha menyemangati diri sendiri.Aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri untuk mengubah hidupku. Ucapan dan tatapan meremehkan akan aku jadikan cambuk untuk meraih impian dan cita-citaku. Mulai sekarang aku akan bekerja lebih giat agar aku bisa membuat mereka berhenti merendahkan aku."Memangnya kenapa kalau aku cuma lulusan SMA? Walaupun aku tidak kuliah, aku yakin aku juga bisa sukses. Suatu saat nanti, aku pasti akan buktikan pada mereka yang telah meremehkan aku hari ini," batinku penuh semangat.Aku segera bangkit dari kursi, ini bukan waktunya untuk bersantai. Aku harus kemba

    Last Updated : 2024-04-23
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 16

    Bab 16Tok tok tok! Terdengar suara ketukan di pintu kamar. Bisa ditebak, sudah pasti itu Mas Iqbal."Jam segini baru pulang," gerutuku lirih.Pintu depan memang sudah aku kunci, tapi Mas Iqbal membawa kunci cadangan, sehingga dia tidak perlu membangunkan aku untuk masuk ke dalam rumah. Namun dia tidak akan bisa masuk ke dalam kamar tidur, karena dia tidak memiliki kunci cadangannya. Dan aku memang sengaja mengunci pintu kamar agar dia tidak bisa masuk. Malam ini aku tidak akan membiarkan Mas Iqbal masuk dan tidur di sampingku.Mas Iqbal terus mengetuk pintu kamar dan memanggil-manggil namaku. Meskipun aku mendengarnya, tapi aku tidak mau membukakan pintu untuk Mas Iqbal. Biar saja dia tidur di luar. Aku ingin memberikan pelajaran untuk suamiku yang ganjen itu."Melati, buka pintunya!" teriak Mas Iqbal dari luar kamar. "Kamu udah tidur ya? Kenapa kamu kunci pintunya?" Mas Iqbal terus menggerutu, tapi aku tetap tidak mau membuka pintu.Aku kesal pada Mas Iqbal. Bagaimana aku tidak ma

    Last Updated : 2024-04-23
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 17

    Bab 17Prang! Mas Iqbal membanting gelas ke lantai. Aku benar-benar terkejut hingga membuat tubuhku gemetaran saat melihat gelas yang hancur berkeping-keping."Maksud kamu apa? Kamu nuduh aku selingkuh?" tanya Mas Iqbal."Aku cuma tanya sama kamu! Kalau memang Rosa itu cuma teman biasa, buat apa kamu ajak dia main ke rumah Ibu?""Kamu apa-apaan? Kenapa kamu larang-larang aku bawa teman pulang ke rumah Ibu?""Jelas aku melarang kamu, Mas! Teman yang kamu bawa itu perempuan!" teriakku. "Gimana kalau situasinya dibalik? Gimana kalau aku yang bawa pulang teman laki-laki ke rumah Ibu aku? Apa menurut kamu itu pantas? Apa kamu nggak akan marah kalau aku bawa pulang laki-laki lain tanpa sepengetahuan kamu?"Mas Iqbal kembali menendang meja. "Cerewet! Aku nggak mau lagi ngomong sama kamu! Lagian kamu mau bawa pulang laki-laki ke mana, ke kuburan? Ibu kamu 'kan udah mati!""Aku nggak suka kamu deket-deket sama perempuan itu!" ucapku."Kamu nggak berhak larang-larang aku! Jangan pernah ikut ca

    Last Updated : 2024-04-24
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 18

    Bab 18Aku berbaring sendirian di dalam kamar. Mas Iqbal sudah pergi beberapa jam yang lalu. Dia pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun padaku. Sepertinya aku hanya dianggap nyamuk yang tidak penting baginya."Biarin ajalah Mas Iqbal pergi. Paling juga dia pulang ke rumah Ibunya," gumamku.Aku tidak perlu mencemaskan Mas Iqbal. Sebelum aku mengkhawatirkan Mas Iqbal, lebih baik aku mencemaskan diriku sendiri. Nasibku sudah di ujung tanduk. Jika sudah begini, aku tidak yakin bisa menyelamatkan rumah tangga yang semakin hari semakin terasa tidak sehat ini."Aku harus bisa mengurus toko Bu Wulan dengan baik. Aku harus jadi perempuan yang tangguh dan mandiri. Aku harus punya penghasilan tetap dan punya tabungan sebelum aku berpisah dengan Mas Iqbal!"Aku sudah tidak mau berharap banyak lagi. Aku ikhlas jika rumah tanggaku memang harus berakhir. Aku harus mulai bersiap-siap untuk hidup mandiri dan berdiri di kakiku sendiri."Fokus! Jangan mikirin hal yang nggak penting. Aku har

    Last Updated : 2024-04-24
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 19

    Bab 19"Tenang dulu, Mba. Bicara pelan-pelan. Ada masalah apa, Mba? Kenapa Mba Mira menangis?" tanyaku dengan penuh hati-hati.Tangisan Mba Mira membuatku cemas dan panik. Karena selama aku mengenalnya, aku belum pernah melihatnya menangis seperti itu. Apa mungkin Mba Mira bertengkar dengan Pak Rayhan? Atau Mba Mira mengalami musibah besar yang tak terduga?"Maafin Mba, telepon kamu pagi-pagi begini," ucap Mba Mira masih sambil terisak. "Sekarang Mba lagi ada di rumah sakit. Mama ... Mama udah pergi, Mel. Maafin Mama juga ya, kalau seandainya Mama ada salah sama kamu."Untuk sesaat aku tidak bisa berkata apa-apa. Jantungku berdegup kencang, otakku seakan tidak bisa berpikir. Mama siapa yang dimaksud oleh Mba Mira? Apa itu ... Bu Wulan?"Innalilahi wainailaihi roji'un. Maksud Mba Mira apa? Siapa yang meninggal, Mba?""Mama Wulan, Mel. Mamanya Mas Rayhan," ungkap Mba Miranti, tangisnya kembali pecah setelah mengatakan berita duka itu.Aku menutup mulutku dengan telapak tangan, bahkan tu

    Last Updated : 2024-04-25

Latest chapter

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 102

    Sudah kuduga, setelah istri Mas Bima tahu kebenaran tentang Yumna, Mas Bima pasti akan langsung menemuiku. Aku tidak tahu bagaimana Mas Bima bisa menemukanku. Aku sengaja tidak muncul di kedai cabang baru, karena aku takut Mas Bima akan mendatangiku ke sana. Namun, ternyata menghindari tempat itu tak bisa menjamin aku akan aman dari Mas Bima. Semakin aku menghindar dari Mas Bima, justru aku makin mudah dipertemukan dengan laki-laki itu."Aku udah nyari kamu kemana-mana," ucap Mas Bima padaku. "Ada banyak hal yang harus kita bicarakan."Aku menatap Mas Bima dengan penuh waspada. "Kamu mau tanya soal anakku lagi?""Anak kamu? Anak itu bukan cuma anak kamu 'kan, tapi anakku juga. Aku nggak impoten! Aku masih bisa punya anak!" seru Mas Bima.Aku segera menghubungi Mas Iqbal dan memberitahu tentang pertemuanku dengan Mas Bima. Aku bergegas mencari tempat yang ramai untuk berbicara dengan Mas Bima untuk mencegah Mas Bima melakukan ha

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 101

    Kupikir, aku sudah berhasil lepas dari Mas Bima. Tapi entah kenapa, sampai saat ini bayang-bayang Mas Bima masih saja mengusikku.Aku datang ke kedai hanya untuk memberikan makan siang, tapi aku justru mendapat kejutan tak terduga. Begitu sampai di sana, aku langsung disambut oleh seorang wanita dengan wajah yang cukup familiar"Aku baru aja mau menghubungimu," ujar Mbak Ratih. "Kamu urus dulu tamu kamu."Aku mematung di pintu. Wanita yang menatapku saat ini tak lain ialah istri baru Mas Bima."Bisa kita bicara sebentar?""Ada perlu apa, ya?" tanyaku dengan wajah sedatar mungkin. Mana bisa aku menyambut tamu tak diundang itu dengan wajah ramah. Aku tidak mau berhubungan lagi dengan Mas Bima, tapi orang-orang di rumah Mas Bima justru terus mendatangiku."Ada hal penting yang ingin saya bahas."Mas Iqbal dan Ibu ikut duduk di dekatku. Istri baru Mas Bima itu tetap melanjutk

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 100

    "Anak Mas Arul sakit apa? Sekarang keadaannya gimana?" Pertemuanku dan Mas Arul tak berhenti sampai di sini. Kami berbincang banyak, membahas tentang kondisi keluarga Mas Arul. Ternyata memang benar, kehidupan Mas Arul masih belum berubah. Bahkan, Mas Arul makin kesulitan mencari nafkah setelah memutuskan berhenti menjadi kaki tangan Juragan Basri. Sampai saat ini, Mas Arul dan Mbak Lia masih belum mendapatkan pekerjaan yang layak. Mereka bahkan kesusahan mengumpulkan keuntungan dari hasil berjualan di pelabuhan. "Jualan di pelabuhan sekarang susah, Mbak. Ada banyak pesaing, ditambah minat pembeli yang makin berkurang. Saya sampai nggak mampu bawa Roni ke dokter," ungkap Mas Arul dengan wajah sendu. Mendengar cerita Mas Arul membuatku iba dan tak tega. Setelah memberikan empek-empek, aku pun menawarkan diri untuk mengantar Mas Arul pulang. Aku ingin bertemu dengan keluarga Mas Arul,

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 99

    "Jangan ngomong sembarangan ya, Mas! Anakku sama sekali nggak mirip sama kamu!"Aku makin panik. Aku tidak akan membiarkan Mas Bima tahu soal Yumna."Ini anak aku sama Mas Iqbal. Anak ini nggak ada hubungannya sama kamu!" tegasku."Berapa umur anak ini? Udah berapa lama kamu nikah sama Iqbal?" tanya Mas Bima.Aku segera pergi meninggalkan Mas Bima tanpa menjawab pertanyaan darinya. Kalau Mas Bima tahu aku baru menikah dengan Mas Iqbal beberapa bulan lalu, jelas Mas Bima akan langsung paham kalau Yumna bukanlah anak Mas Iqbal."Nayna, aku belum selesai bicara sama kamu!" seru Mas Iqbal."Aku sama kamu udah nggak punya urusan apa-apa lagi. Aku sama kamu udah punya kehidupan masing-masing, jadi tolong jangan ganggu ketenangan aku lagi!"Hari ini mungkin aku bisa melarikan diri dari Mas Bima. Namun, jika nanti aku sampai bertemu dengan Mas Bima lagi, mungkin aku tidak akan bisa kabur.

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 98

    Mas Bima terus menatap ke arah putriku. Mungkinkah Mas Bima sudah mulai curiga? Tapi Mas Bima tidak mungkin bisa langsung tahu kalau Yumna adalah anaknya. Mas Bima tidak tahu bagaimana kabarku, jadi Mas Bima juga tidak akan tahu kalau aku mengandung anaknya setelah kami berpisah."Kamu kabur dari Juragan Basri, ya? Kamu lebih memilih suami miskin, makanya sekarang kamu kerja di kedai kecil kayak gini?" cibir Mas Bima padaku."Siapa yang kamu sebut suami miskin?" sentak Mas Iqbal, "sekarang kedai ini memang masih kecil, tapi aku akan membuat kedai ini menjadi besar sesegera mungkin.""Kedai ini punya suamiku, Mas," ungkapku, "memang suamiku belum jadi juragan, tapi aku akan menemani suamiku sampai bisa jadi seorang juragan."Mas Bima membelalakkan mata. Setelah mengejekku, Mas Bima pasti terkejut saat tahu kalau kedai empek-empek ini adalah milik suamiku."Bima, kamu ngobrol sama siapa?"Seseorang tib

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 97

    Tawaranku mendapat sambutan baik dari Mbak Ratih. Mulai hari ini, Mbak Ratih akan menjadi pegawai di kedai empek-empek yang baru saja aku buka di Tangerang.Mas Iqbal mendukung penuh keputusanku, dan ikut membantu menyediakan tempat tinggal bagi Mbak Ratih untuk sementara waktu. Mbak Ratih akan menjadi orang kepercayaanku untuk mengurus cabang-cabang kedai yang ada di wilayah Tangerang."Bu, udah siap belum? Ayo, kita harus berangkat ke kedai sekarang," ajakku pada Ibu.Hari ini, aku dan Mas Iqbal akan pergi ke kedai empek-empek bersama dengan Ibu dan Yumna. Karena kedai yang kami buka di Tangerang masih sangat baru, jadi aku dan Mas Iqbal harus memberikan perhatian khusus sampai kedai kami memperoleh angka penjualan yang stabil. "Yumna, hari ini bantuin Mama jaga kedai, ya? Kita bantu Tante Ratih jualan empek-empek," ocehku pada putriku.Untuk menebus rasa bersalahku pada Yumna karena aku terus sibuk selama bebe

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 96

    Jantungku terus berdegup kencang selama aku berada di wilayah kediaman Juragan Basri. Sesuai dengan informasi yang aku dapat, hari ini Juragan Basri pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Beberapa preman tampak sibuk mempersiapkan keberangkatan Juragan Basri, jadi aku bisa menyelinap masuk dengan mudah."Gimana, Mbak? Juragan Basri udah mau pergi, kan?" tanyaku pada Mbak Ratih begitu kami bertemu di dapur."Sebentar lagi dia berangkat," sahut Mbak Ratih."Kita mau pergi sekarang apa nanti?""Kita tunggu dulu sampai si Tua Bangka itu pergi."Mbak Ratih segera berganti pakaian sambil menunggu Juragan Basri berangkat bersama pengawalnya. Aku sudah menyiapkan pakaian khusus untuk Mbak Ratih menyamar.Meski aku tidak yakin baju yang dikenakan Mbak Ratih dapat mengelabui penjaga di rumah Juragan Basri, tapi setidaknya aku dan Mbak Ratih harus melakukan sesuatu agar kami tidak tertang

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 95

    Aku bersyukur, Mbak Ratih masih ingat padaku. Mbak Ratih terlihat begitu senang saat bertemu lagi denganku. Meski kami tidak bisa bicara banyak, setidaknya aku sudah berhasil bertukar nomor dengan Mbak Ratih. Aku bisa memantau Mbak Ratih dan menyusun rencana untuk membawa Mbak Ratih keluar dari sana.[Aku berhutang banyak sama Mbak Ratih. Kalau bukan karena Mbak, aku nggak mungkin bisa nikah lagi, ngurus anak, sama bikin usaha bareng suami. Semua yang aku capai sekarang, berkat bantuan Mbak Ratih.]Aku mengirim pesan tersebut dengan manik mata berkaca-kaca. Aku benar-benar merasa bersalah. Aku sudah hidup aman dan damai, tapi orang yang menolongku masih terperangkap dalam penderitaan.[Kamu nggak perlu berlebihan, Nayna. Aku ikut senang kalau kamu udah hidup bahagia sekarang.][Aku akan bantu Mbak keluar dari cengkraman Juragan Basri.][Kamu nggak perlu repot mikirin aku, Nay. Aku bisa cari cara sendiri.]

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 94

    "Sah!"Aku tak bisa menahan tangis haru. Hari yang aku tunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari ini aku dan Mas Iqbal melangsungkan akad nikah. Meski acara ini tidak dihadiri oleh banyak orang, tapi ijab kabul yang kami laksanakan tetap terasa sakral dan khidmat.Di depan penghulu, Mas Iqbal mengucap ijab dengan lantang tanpa kesalahan. Hanya dalam hitungan menit, aku akhirnya resmi menjadi istri Mas Iqbal yang sah secara hukum dan agama.Kini, jari manisku kembali dihiasi dengan cincin. Bukan hanya cincin di jariku saja yang bertambah, tapi kehidupanku juga akan sepenuhnya berubah."Selamat, Nayna. Semoga kamu dan suami kamu bisa membangun rumah tangga yang sakinah dan penuh berkah," ucap Ibu padaku diiringi derai air mata.Aku menangis dalam pelukan Ibu. Kebahagiaan yang aku rasakan saat ini tak bisa aku deskripsikan dengan kata-kata. Kupikir, hidupku sudah berakhir setelah aku berpisah dari Mas Bima. Namun, siapa sang

DMCA.com Protection Status