Nara duduk bersimpuh di lantai ruang tamu Zico, dia menangis tersedu-sedu di sana. Nara mengkhawatirkan sahabatnya Kiara, dia takut bahwa Zico juga akan membunuhnya. Kia adalah satu-satunya orang yang dia sayangi yang masih tersisa saat ini, jika Zico juga membunuhnya. Entah sehancur apa perasaannya.“Kia, kamu di mana. Maafin aku Kia,” ucapnya di sela-sela tangisannya.“Nona,” panggil seorang pelayan kepada Nara. Nara yang mendengar seseorang memanggilnya pun sontak terdiam, dia langsung mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk dan melihat ke arah suara yang tadi memanggilnya.“Nona, tuan menyuruh Anda untuk ke ruangannya,” lanjut pelayan itu.Ekspresi Nara langsung berubah, saat pelayan itu menyebut nama tuan. Yang dimana tuan yang dimaksud pelayan itu tak lain adalah Zico. “Aku tidak mau!” tolaknya seraya menundukkan kembali wajahnya.“Tapi Nona, tuan bilang ini berkaitan dengan sahabat Anda.”Nara langsung melihat dengan cepat ke arah pelayan itu lagi, saat dia mengatakan ka
Terakhir Diperbarui : 2024-05-01 Baca selengkapnya