Semua Bab Married With the Devil: Bab 51 - Bab 60

64 Bab

Bab 51. Ada Apa Dengannya?

Nara keluar dari kamar mandi, dia lalu masuk ke dalam ruang ganti untuk menyiapkan pakaian Zico. Saat mengambil pakaian yang akan Zico pakai. Pikiran Nara melayang jauh pada bingkai foto yang tadi siang dia lihat.“Alex? Apakah benar, anak laki-laki di foto itu adalah Zico? Tapi dilihat dari wajahnya, sepertinya anak itu memang Zico. Wajah yang tampan, dengan lekuk wajah sempurna. Hanya saja, dibandingkan anak kecil itu. Wajah Zico yang sekarang terlihat lebih tegas dan juga manly. Mungkin, karena sekarang dia sudah dewasa,” gumamnya.“Siapa yang manly dan sudah dewasa?” tanya Zico yang tiba-tiba sudah berada di samping Nara.Nara pun terkejut, pundaknya bahkan sampai bergerak saking terkejutnya. Dia melihat ke sisi kirinya yang sudah ada Zico di sana dan tengah menatapnya dengan penuh tanda tanya.“Itu ... anu. Adiknya Kiara, dia sudah mulai masuk usia dewasa sehingga wajahnya menjadi lebih manly,” jawab Nara.Zico menyipitkan matanya. Dari tatapannya, dia sepertinya mencurigai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Bab 52. Apa Aku Harus Membuktikannya?

Zico berada di ruang kerjanya, dia duduk di kursi kerjanya dengan kedua tangannya yang dia telungkupkan di atas meja kerjanya dan dagunya yang dia taruh dia atas tangannya. Pandangannya melihat lurus ke arah depannya, dan bibirnya tampak cemberut penuh dengan kekesalan.“Apa dia sungguh maniak laki-laki tampan? Apa dia selalu memandang dengan lekat semua laki-laki tampan yang dia temui?” Kesalnya.Zico tidak mengerti sama sekali, suasana hatinya saat ini benar-benar buruk. Dia merasa kesal jika melihat wajah Nara dan mengingat kembali ucapannya.***Nara merasa dirinya sudah cukup bersantai, sekarang hari sudah larut. Waktu juga sudah menunjukkan pukul 23. 04 malam. Nara mematikan televisinya dan beranjak dari sofa untuk kembali ke dalam kamarnya.Saat sudah berada di lantai atas. Nara saat ini berdiri di persimpangan dekat tangga, dia melihat ke arah sisi kiri dan kanannya. Dia berpikir, jika dia berjalan ke sisi kiri. Maka dia akan tiba di ruang kerja Zico. Haruskah dirinya per
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Bab 53. Kenapa Dia Membencinya?

“Alex!” ujarnya dengan suara yang cukup keras.Deg!Zico tersentak, ketika telinganya mendengar suara Nara yang menyebut nama Alex. Wajahnya yang tadi tertunduk fokus melihat ponselnya itu, kini menegak dan berbalik melihat Nara.Dia mengerutkan alisnya, matanya juga sudah menyipit dan menatap Nara dengan tatapan tidak percayanya. Benarkah telinganya tadi mendengar gadis ini menyebut kata Alex? Jika iya, tahu dari mana dia, apakah mungkin dia tadi hanya salah dengar saja?Zico perlahan menggerakkan kakinya mendekati Nara, yang saat ini juga tengah menatap padanya. Dia memberhentikan kakinya tepat di hadapan Nara, Nara terlihat mengikuti pergerakan tubuh Zico, sedangkan Zico, saat ini fokus melihat ke arahnya.“Kau memanggilku dengan nama apa tadi?” Zico bertanya dengan nada menekan pada Nara, dia harus tahu kenapa Nara bisa memanggilnya dengan nama itu. “Kenapa kau memanggilku dengan nama itu?!” lanjutnya, kali ini suaranya terdengar meninggi. Terlihat jelas di wajahnya bahwa dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Bab 54. Janji yang Tak Bisa Ditepati

“Alex, Alex anak baik dan berbakti, kan?” tanya seorang wanita cantik kepada putranya yang berusia sekitar enam tahun. Anak laki-laki itu menganggukkan kepalanya, kedua tangan mungilnya itu terangkat merangkum pipi ibunya. “Iya Ma, Alex akan jadi anak baik dan berbakti sama mama dan papa,” jawabnya dengan tersenyum.Wanita itu memegang tangan putranya yang tengah merangkum pipinya. Dia mencium tangan putranya dengan penuh rasa sayang. “Kalau begitu, Alex harus berjanji satu hal sama mama. Alex harus jaga papa dengan baik, jangan biarkan papa terluka. Karena papa adalah orang yang paling kita sayangi, jadi kita harus menjaganya dengan baik. Alex dengar mama, kan?”Anak laki-laki bernama Alex itu kembali menganggukkan kepalanya sembari tersenyum manis. “Alex janji Ma, Alex akan jaga papa dengan baik. Alex gak akan biarin papa terluka sedikit pun,” jawabnya kemudian.Wanita itu tampak tersenyum haru karena mendengar jawaban putranya, dia pun langsung memeluk tubuh mungil putranya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Bab 55. Ingatan Itu!

“Maafkan Alex ma, maaf ... tolong maafkan Alex ma,” ujar Zico yang duduk di kursi kerjanya dengan matanya yang tertutup. Terlihat air mata yang menetes dari sudut matanya yang tengah tertutup itu.“Tuan, Tuan,” panggil Jo yang berusaha membangunkan Zico dari mimpinya. Zico pun dengan perlahan membuka matanya dan mendapati Jo yang berdiri di sampingnya dengan terus memanggilnya.Zico tersadar, dia pun menegakkan kembali tubuhnya. Tangannya terangkat dan menghapus air matanya yang keluar.“Tuan, Anda baik-baik saja?” tanya Jo yang terlihat kekhawatiran di wajahnya. Tuannya ini memang sering tertidur di dalam ruangannya dan bermimpi hal yang sama setiap saat.“Aku baik-baik saja, kau keluarlah!” titahnya.“Baik Tuan, saya permisi,” Jo membungkukkan badannya dan berlalu pergi dari ruangan Zico.Setelah kepergian Jo, Zico menatap kosong ke arah depannya. Tangannya yang berada di atas meja kerjanya itu terkepal dengan kuatnya.Perlahan tatapan kosong itu menjadi menajam dan ekspresi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Bab 56. Apa yang Mereka Bicarakan?

Nara masih sibuk dengan dunia halunya. Ya, dia saat ini masih membaca buku-buku novel yang dia temukan di perpustakaan Zico. Sebenarnya Nara masih tidak mengerti, kenapa di perpustakaan pribadi Zico terdapat buku-buku novel romantis yang memang bisa dibilang buku-buku ini sangat terkenal di kalangan para peminat buku novel romantis. Tapi, yang lebih anehnya lagi. Kenapa Zico tidak tahu keberadaan buku-buku ini di perpustakaannya. Buktinya dia kemarin mengejek salah satu buku novel yang hendak Nara baca.Tok tok. “Nona, ini sudah sore. Mungkin sebentar lagi Tuan akan pulang,” ujar Melly yang mengingatkan Nara, bahwa mungkin sebentar lagi Zico akan pulang.Nara yang mendengar ketukan pintu dan suara Melly pun langsung tersadar, dia melihat jam tangannya. Ternyata sudah pukul 6 sore, Melly benar. Sebentar lagi Zico mungkin akan pulang. Nara pun membereskan semua buku-buku yang tadi dia bawa. Dan menaruhnya kembali ke tempatnya semula.Setelah itu, Nara berjalan ke arah luar perpustaka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Bab 57. Rasa Penasaran Nara

Nara hanya duduk di kamarnya, dia memutuskan untuk tidak makan malam. Dia lebih memilih memikirkan bagaimana rencananya selanjutnya. Saat ini Zico sangat marah padanya dan sepertinya tidak akan mudah untuk membujuknya. Padahal dia baru saja ingin bersikap baik padanya untuk mencari petunjuk darinya, tapi karena insiden tadi pagi. Akhirnya semuanya menjadi gagal dan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana.“Sepertinya dia benar-benar marah, bagaimana ini? Jika dia semarah ini, akan sulit untuk mendekatinya. Dan rencanaku pasti akan gagal,” gumamnya.Satu jam berlalu, dua jam berlalu, empat jam pun telah berlalu. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Tapi Zico belum juga kembali ke kamar. Nara masih setia menunggunya untuk kembali ke kamar. Karena dia masih berpikir bahwa Zico akan marah, kalau dirinya tidur lebih dulu. Ya, walaupun memang seperti itu sih kenyataannya.Ceklek, Nara langsung melihat ke arah pintu saat mendengar suara pintu terbuka. “Tuan,” ujarnya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Bab 58. Kelabakan

Di pagi hari, Nara terbangun dari tidurnya. Dia langsung terduduk dan melihat ke arah jam dinding. Dia menghela nafas leganya saat melihat waktu masih menunjukkan pukul 07.30 pagi. Dia takut kesiangan karena sepanjang malam dia tidak bisa tidur.Nara bertekad, dia tidak mau tertinggal informasi tentang kepergian Zico dan Jo yang akan ke suatu tempat yang terbilang misterius karena bahkan mereka tidak berbicara tentang tempat itu di telepon dan hanya mengatakan waktu kepergian mereka saja.Nara berdiri dan merapikan kembali alas tidur yang dia gunakan. Dia melihat ke arah tempat tidur. Tapi ternyata Zico sudah tidak ada di sana. “Ke mana dia? Apa sudah berangkat. Tapi ini masih pukul 7.30. Apa mungkin mereka mengubah waktunya. Ini gawat, aku harus bagaimana? Lebih baik aku mandi dulu sekarang dan setelah itu kembali mencarinya, mungkin saja dia sedang olahraga dulu atau semacamnya,” gumamnya.Nara pun bergegas pergi ke kamar mandi. Namun saat membuka pintu kamar mandi, tiba-tiba Nar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Bab 59. Mengikuti Zico

Nara memberhentikan larinya tepat di hadapan Zico. Dia mendongak dan memandang Zico dengan lekat. “Tuan, bolehkah saya pergi keluar?” Izinnya.Zico mengernyit sesaat setelah mendengar permintaan dari Nara. “Tidak boleh!” jawabnya tegas.Nara langsung tersentak, setelah mendengar jawaban pasti dari Zico. “Kenapa?” tanyanya lagi.“Karena kau pasti sedang mencari kesempatan untuk melarikan diri,” jawab Zico.“Tidak, aku sungguh tidak akan melarikan diri. Bukankah aku sudah berjanji padamu. Kalau aku tidak akan pernah melarikan diri lagi.”“Ucapanmu tidak bisa kupercaya,” ujar Zico.Nara merasa sangat kesal dengan pria di hadapannya ini, kenapa dia sangat takut kalau dirinya akan melarikan diri. ‘Apakah dia sangat tidak rela kalau tidak menyiksaku. Atau jika aku melarikan diri dia tidak bisa membunuhku,’ batinnya. “Percayalah padaku, aku hanya ingin keluar sebentar. Aku ingin menikmati udara segar di luar. Aku bersumpah, aku tidak akan melarikan diri.” Dengan sekuat tenaganya Nar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Bab 60. Jawaban Kedua

Melihat Zico memasuki bangunan itu, Nara juga ingin mengikutinya. Namun, saat dia melihat ke sekelilingnya dia pun menyadari bangunan apa ini. “Ini, ini kan rumah sakit jiwa,” gumamnya, “kenapa? Kenapa Zico ke sini? Siapa yang sedang di rawat di sini?”Merasa sangat penasaran, Nara juga mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit jiwa itu. Dia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga jarak dari Zico dan Jo. Karena dia tidak mau sampai Zico maupun Jo menyadari kehadirannya.Nara menghentikan langkahnya, saat melihat Zico dan Jo juga berhenti. Terlihat mereka yang sedang berbicara dengan seorang pria yang memakai jas dokter. Sepertinya pria itu adalah dokter yang mengurus orang yang saat ini ingin Zico temui. Tapi siapa, siapa orang yang ingin Zico temui di sini. Rasa penasaran Nara semakin memuncak, dia sangat ingin tahu siapa orang yang dirawat di sini dan ingin Zico temui. Apakah itu ada hubungannya dengan jawaban dari pertanyaannya?Nara kembali melanjutkan langkahnya, saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status