“Ca ... maafin aku, aku enggak bisa kerja di caffe kamu lagi ... ma ... maafin ... .” Zara tidak mampu menahan sesak di dada, ucapannya terbata oleh isak tangis.Ia berjongkok di ruang ganti khusus karyawan sambil menempelkan ponsel di telinga. “Ra, kamu kenapa? Coba tarik napas dulu ... ngomongnya pelan-pelan.” Arsha yang berada di ujung sambungan telepon berusaha menenangkan.“Ta ... tadi cewek perawat yang mantannya Kak Arkana datang, singkat cerita kita berantem di caffe kamu ... maafin aku, Ca ... aku enggak bisa nahan ... .” Zara kembali menangis setelah berkata demikian.“Tapi kamu enggak apa-apa ‘kan, Ra? kamu yang menang, kan? Kamu cakar dia enggak? Apa kamu sempet nampar dia? Kamu boleh ancurin caffe aku, Ra ... asal kamu menang ngelawan cewek mantannya Arkana.” Zara yang sedang bersedih sedikit terhibur dengan ucapan Arsha, sahabatnya itu paling bisa membuatnya tertawa.“Tadi dia jambak aku, trus aku cakar tangannya.” “Kereeen, trus sekarang gimana keadaan kamu? Tunggu a
Last Updated : 2024-04-24 Read more