POV: SYARIFAwan putih, terbentang sangat luas, seperti permadani yang amat indah, bernaung di bawah lengkungan langit yang biru cerah. Kutatap dari jendela pesawat dengan perasaan takjub, merasakan keindahan ciptaan Allah yang luar biasa. Air mataku menetes sebutir, merasakan keharuan yang menjalar ke seluruh rongga hatiku.Aku harus bersyukur atas semua ini, Kawan! Siapa menduga, pemuda kere sepertiku bisa naik pesawat. Gratis pula!"Biaya pelatihan dan transport kamu ditanggung oleh GIL pusat. Sumber dananya dari iuran anggota," Mas Farid memberi penjelasan, saat tadi aku bertanya padanya."Jadi aku dibiayai umat, dong, Mas?""Betul. Makanya kamu jaga amanah ini dengan baik, ya?""Siap! Insya Allah, Mas. Kalau biaya Mas Farid sendiri, gimana?""Tentu saja, ditanggung oleh panitia yang mengundang.""Termasuk biaya hotel buat nginap ya, Mas?""Betul. Itu juga ditanggung oleh panitia. Dan kamu numpang tidur di situ, gratis.""Hehehe..., asyik, ya."Aku merasa sangat bersyukur. Jika ta
Read more