Beranda / CEO / Mengandung Benih CEO / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Mengandung Benih CEO: Bab 21 - Bab 30

63 Bab

Bab. 21. Kamu tidak ada hak

"Adelia aku mohon jangan seperti itu. Oke, kamu boleh membenciku, tapi aku mohon jangan menjauhkanku dengan anakku." "Menjauhkan? Bukannya kamu yang menjauhi anakku? Kenapa kamu sekarang menyalahkanku? Tidak ingat dengan ucapanmu sendiri?" desis Adelia lalu menyunggingkan senyumnya, "kamu tahu, Arsenio Arfandra. Aku berjuang sendiri merawat anakku! Dan ibu yang selalu menemaniku dan menyemangatiku. Kalau bukan karena ibu yang memberikan semangat untukku. Aku tidak tahu akan seperti apa lalu apa pantas sekarang kamu ingin memilikinya? Enak sekali kamu!" "Aku, 'kan sudah bilang. Aku mencarimu, Adelia!" "Oke! Kamu memang mencariku, tetapi yang aku permasalahkan bukan itu. Aku datang ke rumahmu untuk minta pertanggung Jawaban dari kamu. Apa yang kamu jawab? Begitu mudahnya kamu mengatakan gugurkan kandunganmu. Sakit, Arsen! Itu yang membuatku tidak terima, itu yang membuatku benci sama kamu!" jerit Adelia dan suaranya pun terdengar ke ruang depan.
Baca selengkapnya

Bab. 22. Kesabaran Anda hanya setipis tissue

Adelia lalu tersadar. "Oh, iya ada yang harus aku sampaikan sama kamu. Kamu jangan pernah mengakui kepada suamiku bahwa kamu adalah ayah kandung dari Giovanni karena Vino sudah sangat menyayangi anakku seperti anak kandungnya sendiri dan kamu pun jangan berkata kepada Giovanni bahwa kamu adalah ayahnya. Ayahnya Giovanni adalah Vino sampai kapan pun!" desis Adelia, "Silakan Anda keluar!" Adelia menggerakkan tangannya ke arah pintu. Arsenio menghela napas berat setelah mendengar ucapan Adelia. "Adelia aku mohon! Kamu jangan ...." "Sudahlah, Arsenio! Sampai kapan kita akan membahas ini? Tidak pernah akan ada habisnya karena aku tetap pada pendirianku! Mau kamu memohon beribu kali pun aku tetap tidak akan mendengarkan! Sana keluar!" Adelia menggerakkan kepalanya ke arah pintu sambil bertolak pinggang dan dadanya kembang kempis. "Baiklah, Adelia. Aku akan keluar!" kesal Arsenio lalu berjalan meninggalkan Adelia. Dia sebena
Baca selengkapnya

Bab. 23. Kenapa kamu tidak mau cerita sama aku?

"Iya juga sih, Bu. Tapi Adel belum siap untuk mengatakan semuanya sama Vino. Adel belum bisa menerima dan tidak mau mengakui kalau Arsenio adalah ayah Giovanni. Adel masih sakit hati sama perkataan Arsen, Bu. Sampai sekarang pun kalau aku ingat penolakannya hati ini kembali sakit." Adelia mengusap-usap dadanya. "Iya, Ibu mengerti dengan sakit hatimu. Ikhlaskan semuanya. Kalau kamu sudah mengikhlaskan semuanya pasti akan terasa lega. Semua ini mungkin berat buatmu karena kamu yang merasakan dan mengalaminya dan kamu masih tidak rela dan tidak ikhlas untuk menerima kenyataan bahwa Arsenio adalah ayah dari Giovanni. Tapi tetap saja Arsenio adalah ayah biologis dari Giovanni. Kamu tidak mungkin mengelaknya. Bagaimana pun juga suamimu harus tahu kebenarannya. Kecuali suamimu tidak ada hubungannya dengan Arsenio. Ataupun Arsenio tidak menemuimu. Mungkin itu beda lagi ceritanya. Ibu tidak minta untuk kamu buru-buru mengatakannya. Ingat, Adel sekali lagi jangan sampai
Baca selengkapnya

Bab. 24. Kenapa kamu selalu marah?

Arsenio langsung membelalakkan matanya ketika mendengar pertanyaan dari Vino. Dia pun bingung harus menjawab apa. Dia malah menatap tajam wajah Vino. Vino menyadari Arsenio seperti marah terhadapnya. "Maaf, Pak jika pertanyaan saya sangat lancang. Saya hanya penasaran saja. Kenapa, Pak ...." "Karena anakmu sangat lucu dan tampan," jawab Arsenio lalu tersenyum. Vino merasa tidak puas dengan jawaban Arsenio. Dia menghela napas pelan dan lagi-lagi memperhatikan wajah Arsenio dengan seksama. "Wajahnya benar-benar mirip dengan Giovanni," batin Vino lalu menggelengkan kepalanya dan malah melamun. Arsenio mengerutkan keningnya karena melihat Vino malah melamun sambil memperhatikan wajahnya. "Kamu kenapa? Ada yang salah dengan wajahku?" Suara Arsenio mengagetkan lamunannya. "Maaf, maaf, Pak Arsenio saya jadi melamun." "Hhhmm ...."
Baca selengkapnya

Bab. 25. Ada apa di antara mereka?

"Apa! Menghadiri ulang tahun Giovanni? Bos kamu terlalu ikut campur, buat apa mau menghadiri ulang tahun anakku?" Adelia menggelengkan kepalanya. "Ya, mana aku tahu, Sayang. Ya, sudah biarkan saja. Harusnya kamu senang dong, bos aku mau menghadiri ulang tahun Giovanni. Itu tandanya Pak Arsenio perhatian. Walaupun aku juga bingung sama Pak Arsenio. Pak Arsenio sepertinya kepincut sama Giovanni," ujar Vino lalu memperhatikan wajah Adelia secara intens. "Kamu kenapa? Kok, jadi murung begitu, sih?" tanya Vino. "Tidak apa-apa, Sayang," jawab Adelia lalu tersenyum dipaksakan, padahal di dalam hatinya merasa kesal terhadap Arsenio. Vino pun tersenyum dipaksakan setelah mendengar jawaban dari Adelia. Dia bingung dengan tingkah sang istri. Kenapa Adelia selalu kesal dan marah jika semuanya berhubungan dengan Arsenio. Namun, Vino lebih memilih untuk tidak membahasnya.
Baca selengkapnya

Bab. 26. Istri saya hamil!

"Harusnya aku yang ada di sana. Bukan kamu manajer Vino," umpat Arsenio lalu menghela napas berat. Bagas langsung melirik ke arah Arsenio yang ada di sampingnya. "Sudahlah, Pak Arsenio terima dengan lapang dada. Lihat mereka sangat bahagia. Yang terpenting Giovanni berada pada orang yang tepat yaitu manajer Vino." Bagas berucap sambil melihat lurus ke depan memperhatikan keluarga kecil bahagia. "Tapi Giovanni anakku!" Arsenio mendekatkan wajahnya ke kuping Bagas. "Iya, saya tahu, Pak. Tapi kenyataannya takdir seperti ini, 'kan? Ini juga salah, Pak ...." Bagas menghentikan ucapannya karena Arsenio sedang meliriknya tajam. "Maaf, Pak Arsenio. Setidaknya Anda bisa ambil kesimpulan dan hikmah dari kejadian ini," kata Bagas lalu tersenyum. "Seandainya waktu dapat kuputar, aku tidak akan berbuat kesalahan y
Baca selengkapnya

Bab. 27. Aku akan menyayangi kalian

Vino merasa bingung dengan Adelia, kenapa tiba-tiba sang istri malah menangis. "Kamu kenapa, Sayang? Ayo, cerita sama aku," pinta Vino. Adelia mengusap air matanya. "Maafkan aku ya, Sayang. Tiba-tiba aku pengen menangis." "Iya, kenapa kamu menangis? Jangan kamu pendam sendiri, cerita sama aku kenapa? Hhhmm ...." Vino mengusap-usap pipi Adelia. Adelia tersenyum sambil menatap wajah Vino. "Terima kasih ya, Sayang kamu sudah menjadi suami dan ayah yang baik. Aku berharap kamu akan selalu seperti ini. Kamu juga akan selalu menyayangi Giovanni walaupun sekarang kamu akan menjadi ayah yang sesungguhnya." "Iya sama-sama." Vino mengusap pipi Adelia. "Kamu ini kok, bicaranya begitu. Mana mungkin aku tidak menyayangi Giovanni. Giovanni juga anakku. Kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh tentangku. Aku akan menyayangi kalian. Kamu, Giovanni, dan anak yang masih ada di kandunganmu ini." Vin
Baca selengkapnya

Bsb. 28. Pantas saja kamu masih membenciku

"Apa! Kenapa bisa hamil?" kaget Arsenio dan tiba-tiba hatinya merasa tidak terima lalu menutup laptopnya.Bagas menggelengkan kepalanya lalu tertawa. "Pak Arsenio ini ada-ada saja. Nyonya Adelia sudah mempunyai suami dan suaminya adalah manajer Vino. Jadi wajar kalau tiba-tiba Nyonya Adelia hamil," kekeh Bagas. Arsenio menghela napas panjang lalu menggelengkan kepalanya. "Bagaimana dengan nasibku?" "Kenapa memikirkan nasib sendiri? Memangnya ada hubungannya Pak Arsenio dengan kehamilan Nyonya Adelia?" "Mereka akan semakin dekat, Bagas! Aku tidak terima! Harusnya aku yang menjadi suaminya Adelia bukan manajer Vino!" marah Arsenio. "Sudahlah, Pak. 'Kan aku sudah bilang ikhlaskan Adelia. Biarkan Adelia bahagia dengan manajer Vino dan Giovanni pun terjamin kebahagiannya," tegas Bagas. "Aku terima Adelia menikah dengan manajer Vino walaupun sebenarnya sangat berat," ucap Arsenio, "yang aku sesalkan dan aku tidak terima kenapa Ad
Baca selengkapnya

Bab. 29. Hati tidak bisa dibohongi

Arsenio menghela napas berat setelah mendengar ucapan Adelia. "Kesalahanku mungkin tidak bisa dimaafkan olehmu. Aku merasakan apa yang kamu rasakan." Arsenio memperhatikan perut Adelia. Adelia mengerutkan keningnya sambil menatap wajah Arsenio. "Jangan sok berlaga simpatik terhadapku!" ketus Adelia. "Kenapa aku berkata seperti itu? Karena sekarang aku melihatmu hamil, Adelia. Vino bisa menemanimu di saat kamu hamil, tetapi aku ... aku justru berlaku jahat sama kamu. Padahal yang kamu butuhkan adalah aku. Aku yang seharusnya menemanimu waktu itu." Arsenio terus menerus memperhatikan perut Adelia. "Tidak usah lihatin aku seperti itu! Sudahlah Arsen penyesalanmu tidak ada gunanya. Kamu jangan pernah merusak kebahagiaanku!" marah Adelia lalu melihat ke arah depan."Siapa yang mau merusak kebahagiaanmu, Adelia? Aku memang tidak mungkin untuk mendekatimu lagi walaupun memang ada rasa cemburu di hatiku melihatmu dengan manajer Vino," kesal Arsenio,
Baca selengkapnya

Bab. 30. Dibawa ke mana anakku?

Adelia membaca pesan dari pengasuh Giovanni. Dadanya kembang kempis setelah membaca pesan tersebut. Dia kemudian menghubungi sang suami. "Hallo, Sayang. Kamu apa-apain, sih! Ngapain kamu ngizinin Arsenio menjemput anakku malah dibawa beli mainan lagi. Aku, 'kan sudah bilang jangan terlalu meladeni kemauan si ... Pak Arsenio itu. Lama-lama dia malah ngelunjak!" marah Adelia. "Kamu tuh kenapa, sih? Kamu selalu tidak suka kalau Pak Arsenio mendekati anak kita. Pak Arsenio bosku, Sayang. Memangnya salah bosku menjemput Giovanni? Itu tandanya Pak Arsenio sangat menyukai anak kita. Sudah biarkan saja lagian Giovanninya juga tidak menolak.""Ya, tetapi, 'kan ... aku tidak suka!" ketus Adelia. "Tidak sukanya kenapa? Aku, 'kan pernah bilang sama kamu, kalau kamu punya alasan yang tepat aku akan melarang Pak Arsenio untuk tidak mendekati Giovanni," ucap Vino, "sudah kamu jangan marah-marah ya, Sayang. Kamu lagi hamil jangan banyak marah. Oke, Sayang."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status