Home / Romansa / Gairah Terpendam Tuan Ahli Waris / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Gairah Terpendam Tuan Ahli Waris : Chapter 101 - Chapter 110

243 Chapters

Nikah Yuk! Part 2

“Kok kamu bisa tau?”“Karena aku udah paham sama sifat kamu, Beb!” jawab Revel sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit membuat Jill mendengus malu.“Jadi mau ya nikah sama aku?” tanya Revel lagi. “Apa orangtua kita akan kasih izin?” tanya Jill ragu, apalagi saat teringat dengan sikap ketus tante Claire, mama Revel, saat Jill datang ke rumahnya waktu itu. Bagaimana kalau tante Claire tidak kasih restu? “Itu urusanku, yang penting aku harus tau dulu apa jawaban kamu. Kamu mau nikah sama aku atau nggak?”“Nikah sama kamu sih aku mau, tapi aku belum yakin apa harus secepat ini? Kasih aku waktu untuk berpikir,” pinta Jill. Tidak ingin terburu-buru, apalagi ini menyangkut masa depannya seumur hidup!Revel mengangguk, tidak ingin terlalu mendesak kekasihnya. Sadar kalau Jill pasti masih kaget dengan ucapannya barusan. Baru kemarin resmi pacaran, hari ini sudah diajak nikah! Wanita manapun pasti akan meminta waktu untuk berpikir! “Tapi jangan lama-lama
Read more

Firasat Claire

Revel menatap wajah Jill yang masih tertidur pulas. Tidak, mereka tidak melakukan hal terlarang seperti biasanya. Murni hanya sekedar tidur tanpa melakukan hal itu. Revel tidak ingin membuat Jill menyalahkan dirinya sendiri, jadi meski sangat ingin melakukan hal itu, tapi Revel berusaha menahan diri.Revel tidak ingin Jill menganggapnya sebagai pria yang penuh nafsu. Pria yang hanya ingin memanfaatkan tubuh wanitanya. Meski itu memang benar, tapi Revel hanya bernafsu pada Jill! Tidak salah kan bernafsu pada kekasihnya sendiri? Pikiran Revel teralihkan saat melihat Jill menggeliat pelan, senyum tanpa sadar tersungging di wajah tampan Revel.Jill terkesiap kaget saat melihat Revel sudah berada di atas ranjangnya dan sedang menatapnya dengan tatapan yang membuat jantung Jill berdebar kencang! Dengan panik Jill memeriksa kondisi tubuhnya. Pakaiannya masih lengkap. Hah, syukurlah!Revel terbahak melihat tingkah wanita yang sudah resmi menjadi kekasihnya. Tingkah polos ya
Read more

LDR

Levin tertegun mendengar ucapan istrinya.“Jangan berburuk sangka, mungkin saja memang Jill baru sadar kalau dirinya mencintai Revel. Itu memang rencana kita kan? Membuat Jill merasa kehilangan agar dapat menyadari perasaannya sendiri?” bujuk Levin pelan. “Memang, tapi aku tetap merasa Jill terlalu cepat berubah pikiran. Bagaimana kalau ternyata Jill tidak serius? Bagaimana kalau hati Jill berubah lagi nantinya? Bukankah akan lebih menyakitkan untuk Revel? Diberi harapan tapi ditarik lagi itu jauh lebih sakit!”“Bukankah cinta memang selalu menyakitkan? Tapi dari situ kita belajar kan?”“Jadi kamu setuju dengan hubungan mereka?”“Kamu tidak setuju?”“Nggak juga sih, mungkin aku harus melihat keseriusan Jill dulu. Jika sudah yakin tentu aku akan setuju sepenuhnya, tapi kalau sekarang mungkin persentase rasa setujuku hanya 40%,” jawab Claire jujur.Levin tersenyum mendengar jawaban istrinya, sadar kalau itu terjadi karena kekhawatirannya sebagai seorang ma
Read more

Lepas Kangen

Revel terkekeh melihat kekasihnya yang tampak merajuk. Tanpa ragu Revel memeluk Jill, tidak peduli meski mereka sedang berada di tempat umum seperti bandara. Toh ini di Melbourne bukan Jakarta! Jadi bebas! Bahkan Revel bisa melumat bibir ranum Jill jika mau, tidak seperti Jakarta yang tabu dengan hal seperti itu!“Jangan kesal gitu donk! Percaya sama aku, okay? Sama kayak aku yang percaya sama kamu,” ucap Revel lembut.“Pokoknya kamu janji jangan macam-macam ya!”“Iya, Beb! Kamu juga di Jakarta jangan macam-macam ya? Kalau ada cowok yang deketin langsung usir! Apalagi kalau misal Carl masih sering telepon, kamu harus langsung reject!” pinta Revel dengan nada cemburu yang terdengar begitu jelas, pria itu tidak berniat menutupinya sama sekali, membuat Jill terbahak geli. Tidak menyangka kalau Revel akan mengingat Carl! Padahal Carl adalah teman ngobrol yang mengasyikkan, tapi mau bagaimana lagi? Daripada Revel cemburu! Mungkin suatu hari nanti Jill bisa mempertemukan
Read more

Perdebatan

Revel terdiam sejenak mendengar pertanyaan sang mama. Pertanyaan yang terdengar seperti angin segar di telinga Revel karena mama Claire tampak welcome dengan hubungan Revel dan Jill, tidak seperti awal! “Mau sih, Ma. Tapi aku belum tanya dia. Kalau besok malam aku ajak gimana, Ma?”“Boleh. Mama setuju aja. Menurut kamu gimana, Levin?” “Papa juga nggak masalah. Lagipula Papa ingin tau seberapa serius hubungan kalian.”Revel mengulum senyum, pertanyaan papa Levin dan undangan tidak langsung mama Claire membuat Revel semakin yakin, dan Claire yang peka langsung bertanya,“Apa ada yang ingin kamu bicarakan dengan kami, Revel?”“Iya, Ma. Nanti setelah makan malam ada yang ingin aku bahas.”“Okay. Kita ngobrol di ruang kerja Papa nanti.”Ruang kerja Levin…..“Jadi apa yang mau kamu bicarakan dengan kami, Revel?” tanya Claire tidak sabar. Apalagi waktu mereka sudah berada di ruang kerja Levin, sikap Revel menjadi mendadak gelisah, seperti cacing kepana
Read more

Menolak Merestui

Revel bersandar lemah di sofa, pupus sudah harapannya untuk mengantongi restu dari orangtuanya. Jangankan restu, yang Revel dapatkan malah ceramah panjang lebar yang membuat kepalanya pusing!“Jadi Papa dan Mama tidak merestui rencanaku untuk menikahi Jill?”“Kami akan merestui rencana pernikahan kalian kalau waktunya sudah tepat, Revel. Dan ya, untuk saat ini kami tidak dapat merestui keinginan kamu,” tegas Claire.Revel tertunduk lesu mendengar ucapan mamanya.“Kami tau kalau kamu pasti kecewa dengan ucapan Mama dan Papa sekarang, tapi Mama mengatakan hal ini untuk kebaikan kamu. Untuk kebaikan masa depan kalian berdua. Mama tidak ingin kamu salah melangkah hanya karena terburu-buru mengambil keputusan. Apa kamu paham maksud Mama?” tanya Claire kembali lembut, berharap Revel benar-benar dapat memahami maksud baiknya. Tidak salah paham.“Paham, Ma,” pasrah Revel, tidak ingin membantah lagi. Lagipula Revel sadar kalau selama ini apapun yang diperbuat oleh or
Read more

Kamu Pasti Bisa!

Gwen meremas tangannya dengan gelisah saat waktu sudah bergulir selama 20 menit dan belum ada tanda-tanda sahabatnya akan selesai. Saking fokusnya, Gwen tidak menyadari kalau ada seseorang yang duduk di sampingnya. Pikirannya hanya tertuju pada Jill seorang! Ibaratnya Gwen sekarang sedang memakai kacamata kuda dan tidak bisa menoleh kemanapun. Tidak peduli pada siapapun. Pokoknya cuma ada Jill di otaknya! “Sahabat kamu yang lagi sidang, tapi kenapa kamu yang segugup ini, Gwen?” tanya Matthew tiba-tiba membuat Gwen tersentak kaget, tidak menduga kalau Matthew akan kembali mendekatinya padahal sudah punya pacar! Dasar pria menyebalkan!Serius, padahal selama beberapa bulan ini Gwen sudah berusaha keras melupakan Matthew meski usahanya belum sepenuhnya berhasil, tapi setidaknya hatinya tidak sesakit saat pertama kali mengetahui kabar kencan Matthew! “Emangnya kenapa? Nggak boleh? Atau ada yang larang?” ketus Gwen berusaha tidak mempedulikan debar jantungnya yang kemb
Read more

Kecemburuan Matthew

“Beb?” panggil Revel karena Jill tampak jelas sedang tidak fokus.“Ya?”“Mikirin apa? Kok malah ngelamun gitu?”“Paling juga mikirin soal baju! Cewek kan biasa gitu,” sela Gwen membantu Jill yang tampak jelas begitu galau. Sebagai sahabat yang sudah mengenal selama bertahun-tahun, Gwen paham kalau Jill pasti mengkhawatirkan sikap dari tante Claire nanti malam! Revel tersenyum kecil dan mengusap rambut panjang kekasihnya. Mencoba menenangkan.“Tenang aja, kamu pakai baju apapun cantik kok! Serius!” ucap Revel sambil menampilkan senyum menawannya. Dan pria itu mencondongkan bibirnya ke telinga Jill, hendak mengatakan sesuatu yang tampak jelas begitu rahasia. Tidak ingin Gwen ikut mendengar ucapannya.“Tapi lebih cantik lagi pas nggak pake baju alias naked!” bisik Revel dengan nada super lirih, agar hanya Jill saja yang dapat mendengar kata-katanya. Tak urung ucapan Revel membuat Jill merona dan hanya bisa mendelik kesal akibat ucapan mesum sang kekas
Read more

Makan Malam Bersama Part 1

Jill melambaikan tangan pada Gwen saat sang sahabat ingin langsung pulang setelah acara makan siang mereka usai. Jill mendongak menatap Revel.“Jadi kamu mau anterin aku pulang?”“Iya donk. Masa iya kamu pulang sendiri? Apa fungsinya pacar?”“Terus mobil kamu gimana?”“Supirku nanti ambil kesini,” ucap Revel santai, tidak pusing meski mobil mahalnya harus terlantar karena nekat mengantar Jill pulang.“Terus nanti kamu pulang dari rumahku gimana?” tanya Jill lagi.“Taksi masih banyak, Beb! Udah deh kamu jangan pusingin hal nggak penting kayak gitu. Pokoknya sekarang aku anterin kamu pulang! Jangan bawel! Lagian selagi aku ada di Jakarta, boleh donk jadi pacar yang baik? Jadi jangan tolak niat baikku ini, okay?” cerocos Revel setengah menggoda. Jill terbahak mendengar pertanyaan Revel. Beberapa kali pacaran rasanya tidak pernah Jill dimanja sampai seperti ini oleh kekasihnya. Dan itu membuat Jill semakin tidak bisa melepaskan diri dari Revel, tampak jelas
Read more

Makan Malam Bersama Part 2

Makan malam berlangsung dengan santai, kekhawatiran Jill menguap tak bersisa saat melihat sikap orangtua Revel yang bisa dibilang menerima kehadirannya. Dari sini Jill mulai menyadari kalau ternyata sikap tante Claire memang ceplas ceplos, tampak jelas saat dirinya terlibat pembicaraan di meja makan, seperti sekarang contohnya.“Jadi sidang skripsi kamu tadi lancar kan?”“Lancar, Tante. Tinggal tunggu waktu wisuda aja.”“Syukurlah. Terus setelah ini mau langsung kerja atau lanjut kuliah?”“Sepertinya kerja aja, Tante. Capek juga belajar terus, aku mau coba langsung praktekkan apa yang udah aku dapat selama kuliah empat tahun ini,” jawab Jill bijak, mengungkapkan apa yang hatinya inginkan.“Bagus! Jangan kayak Revel. Maunya kuliah terus! Bagus sih sebenarnya, tapi Tante pusing kalau ngeliat dia belajar terus,” balas Claire dan pandangannya beralih ke Revel yang sedang menggaruk kepalanya, mulai pusing karena sepertinya ocehan mamanya akan dimulai sejak saat ini. D
Read more
PREV
1
...
910111213
...
25
DMCA.com Protection Status