"Seperti yang kau lihat."Emily mengedikkan bahunya, dan bibirnya mencebik. Meskipun dia berusaha menutupi perasaannya yang sebenarnya atas pertemuan ini, tangannya terlihat gemetar saat meletakkan piring-piring berisi makanan, gelas dan sebuah ember berisi penuh dengan es batu dan sebotol sampanye. Raut wajahnya tegang dengan bibir yang terkatup rapat."Kalau mau, kau bisa bergabung dengan kami di sini," ucap Dante sengaja memancing emosi Emily. Emily menggeleng cepat sambil menghela napas panjang. "Tidak, terima kasih," balasnya sambil meringis. "Nikmati makan malammu, lalu segera lah pergi ke neraka." Emily mengumpat keras, lalu mendorong troli makanan menjauh dari meja Dante. Sejak tadi Lizzy hanya diam menyaksikan obrolan di antara Dante dan si pelayan bernama Emily. Dari obrolan singkat itu, sedikit banyak dia bisa menyimpulkan bahwa keduanya sedang berselisih dan dalam hubungan yang tidak baik. Lizzy juga sempat menangkap tatapan tajam Emily yang diarahkan pada Dante. "Apa
Baca selengkapnya