All Chapters of TERNYATA ISTRIKU ANAK ORANG KAYA: Chapter 21 - Chapter 30

37 Chapters

BAB 21 AZKA

POV : AZKAPengkhianatan Viona benar-benar membuatku kehilangan akal. Aku sangat mencintainya. Dia adalah cinta pertamaku. Banyak pengorbanan dan pembuktianku untuk mendapatkan cinta dan restu orang tuanya. Namun, tak pernah kusangka, pernikahan yang baru berumur lima belas bulan berujung pada perceraian.Aku begitu murka saat tahu dia bersama laki-laki lain dinner di sebuah restoran. Tak hanya sekali, tapi berulang kali. Laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Rizal, sahabatku sendiri. Rasa sakit itu bertambah perih saat aku dengar mereka sudah dua kali liburan bersama. Dengan alasan pekerjaan, ternyata mereka sudah membodohiku selama ini.Viona begitu bangga dengan kecantikan dan keseksiannya hingga sengaja bermain mata dengan beberapa pria. Karena dia tahu, banyak laki-laki yang jatuh cinta padanya. Seolah ingin bilang bahwa jika tak menjadi istriku pun tak masalah, karena masih banyak lelaki yang mendambakannya.Emosiku memuncak hingga kutampar dia di depan orang banyak. Beru
Read more

BAB 22

Pasca salat subuh di musholla rumah sakit, aku bergegas membereskan pakaian dan barang-barang milik Mas Azka. Sebelum jam sembilan Mas Azka harus sudah pulang. Nina membawakan sarapan untuk mama dan Mas Azka, sedangkan aku terbiasa membeli semuanya sendiri. Aku nggak kaget sama sekali."Ma, administrasi sudah kelar kan?" tanya Nina setelah selesai makan bubur ayamnya. Mama dan Mas Azka mengangguk pelan."Oh iya, Nin. Coba telepon Kak Viona. Mama mau bilang terima kasih padanya karena sudah membayar semua biaya Azka," ucap mama lagi setelah minum jus alpukat favoritnya."Oke deh, Ma," jawab Nina cepat setelah menyelesaikan sarapan.Aku diam saja mendengarkan obrolan mereka, sesekali mengobrol dengan Ayesha via whatshapp. Dia adalah teman sekolah plus tetangga kostku dulu saat bekerja di pabrik garmen. Rumahku dengannya pun tak terlalu jauh. Hanya beda desa saja, tapi setahun belakangan dia memang menetap di luar kota.Setelah lulus les pembuatan web dan aplikasi android di Jogjakarta t
Read more

BAB 23

[Sha, untuk besok aku sepertinya belum bisa ke rumahmu. Tahu sendiri suamiku baru pulang dari rumah sakit. Dia belum sehat betul. Nanti kalau dia sudah mulai sehat, InsyaAllah aku main ke rumah. Kalau kamu sudah pindah ke rumah baru, nanti share loc saja ya]Kukirimkan sebuah pesan pada Ayesha. Dia pasti sudah menunggu jawabanku dari tadi. Sejak di rumah sakit, aku belum menjawab pertanyaannya justru ngobrol masalah lain. Tentang pernikahannya yang tak mengundangku dan tentang anak pertamanya.Dia bilang pernikahannya cukup mendadak bahkan menikah di rumah sakit atas permintaan almarhum ayah mertuanya. Beliau ingin menyaksikan pernikahan anak semata wayangnya yang tak lain adalah suami Ayesha, sebelum benar-benar pergi. Oleh sebab itulah, semua serba mendadak dan tak menyebar undangan. Benar-benar seperti kisah dalam sinetron saja. [Oke, deh kalau begitu. Untuk pembagian hasil kerja sama kita setahun lalu, aku transfer saja bagaimana? Kamu pasti sedang membutuhkan uang, kan? Apalagi
Read more

BAB 24

Hari ini Mas Azka sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Aku bernapas lega, setidaknya dia tak lagi manja dan ribet seperti anak kecil lagi. Pagi buta aku sudah membuat nasi goreng untuknya. Sisa telur sebiji di kulkas, kubuatkan saja telur mata gajah. Kalau mata sapi sepertinya sudah terlalu mainstream.Kulihat Mas Azka mulai menarik kursi dan mendudukinya. Dia menatap nasi goreng tanpa kecap dengan telor goreng ceplok di atas piringnya."Cuma ini sarapan pagiku, Na? Nggak salah? Kamu bisa membeli pizza, iga bakar, sup dan makanan enak di luar. Sedangkan suamimu hanya kamu siapkan nasi goreng pucat dengan sepotong telur?" tanyanya malas.Aku hanya mendengkus kesal. Bukannya terima kasih aku sudah membuatkannya sarapan, dia justru tak terima. Memangnya selama hampir dua bulan menjadi istrinya, dia sudah memberiku nafkah berapa? Seribu rupiah pun dia tak menafkahiku. Sudah jelas kemarin aku bayar semua pengobatannya, tapi begitu dia gajian semua diberikan ke mama. Alasannya, aku ha
Read more

BAB 25

"Mas, mulai besok aku mau kerja, ya?" Aku izin pada Mas Azka yang duduk santai di sofa. Dia menoleh malas ke arahku yang masih membuka gorden jendela. "Baguslah kalau mau kerja jadi nggak cuma numpang makan tidur aja di rumah ini. Ingat, pekerjaan rumah harus sudah beres semua sebelum kamu berangkat kerja," ucap mama tiba-tiba. Aku tersenyum sinis mendengar ucapan mama. Numpang makan, katanya? Bahkan sampai hari ini aku masih sering beli bahan masakan untuk orang satu rumah kalau mama belum belanja dan itu semua pakai duitku sendiri. Bisa-bisanya disebut numpang makan. "Beres itu, Ma. Mulai besok Mbak Sarti kembali kerja di sini kok. Jadi, santai saja," jawabku cepat. Mama dan Mas Azka tampak begitu kaget. "Sarti?" Mereka teriak bersamaan. Saling tatap lalu menoleh ke arahku lagi."Iya, Mbak Sarti. Asisten yang sudah kalian pecat." "Ngapain manggil Sarti lagi? Kan sudah ada kamu yang gantiin dia beberes rumah," ucap mama dengan suara meninggi. "Kamu pikir gaji Sarti itu murah? A
Read more

BAB 26

"Ratna!" panggilan mama membuatku segera membuka pintu kamar mandi."Gimana hasilnya?" tanyanya cepat. Aku hanya tersenyum tipis menatap kedua bola matanya yang menyiratkan penasaran."Coba sini lihat tespeknya!" pinta mama sembari menyodorkan tangannya ke arahku. "Alhamdulillah negatif, Ma," ucapku pelan. Kuserahkan benda pipih kecil itu padanya. "Negatif kamu bilang Alhamdulillah?" sentak mama lagi dengan mata membulat lebar. Aku hanya mengerutkan alis mendengar ucapannya. Entah mengapa mama semurka itu melihatku lega dengan hasil tespeknya. Apa benar mama sangat menginginkan seorang cucu dariku? Bisa-bisanya! Aku nggak sebodoh yang dia bayangkan. Sebelum terlambat, tentu aku sudah KB lebih dulu. Hanya saja tadi aku takut ada hal-hal lain yang tak diinginkan makanya cukup shock saat haidku telat. "Bukannya mama takut aku hamil dengan laki-laki lain? Mama nggak mau punya cucu yang nggak jelas nasabnya kan? Makanya Alhamdulillah aku nggak hamil dan nggak bikin mama malu." Aku kemb
Read more

BAB 27

Aku dan Ayesha mulai membuka laptop. Dia memperlihatkan beberapa websitenya. Tema yang dia pilih tentang furniture modern dan classic untuk rumah. Semua menggunakan bahasa inggris karena memang target viewersnya untuk luar negeri. Dia bilang, sebagai publisher goo*le adsense, aku harus bisa membuat artikel, upload gambar-gambar yang bagus dan konsisten agar blog atau website yang kita buat semakin banyak pengunjungnya. Semakin banyak pengunjung akan semakin besar peluang untuk mendapatkan penghasilan lebih dari iklan yang ditampilkan di website kita. Ayesha mulai mengajariku bagaimana caranya membeli domain dan hosting, cara mendaftar atau membuat akun goo*le adsense dan mengunggah gambar-gambar yang sesuai dengan tema website atau blog kita. Untuk membuat aplikasi android, akan dia jelaskan seiring berjalannya waktu. Setelah aku mulai memahami pembuatan website atau blog ini, katanya. Semua membutuhkan proses dan keseriusan karena segala sesuatu tak ada yang instan. "Ini aplikasi
Read more

BAB 28A

"Assalamu'alaikum, Bu," sapaku saat kulihat ibu masih asyik menonton sinetron favoritnya di ruang keluarga. Wanita terhebatku itu tampak kaget melihat kedatanganku yang tiba-tiba. Aku memang nggak mengabarinya terlebih dulu saat akan datang ke sini. "Wa'alaikumsalam, Na. Kamu ke sini kenapa nggak ngabari ibu dulu," ucap ibu yang masih cukup terkejut melihatku. Kucium punggung tangannya yang mengeriput lalu mencium kedua pipinya. Ibu menepuk bahuku pelan."Maaf kalau cukup mengagetkan ibu. Mulai hari ini, Ratna memutuskan untuk tinggal di sini saja sama ibu," balasku pelan. Kujatuhkan badan ke sofa yang begitu empuk dan nyaman. Saat di rumah mama, belum pernah sekali pun aku bisa tiduran di atas sofa begini. Baru duduk sebentar, dia pasti sudah menyuruhku ini dan itu. Mama seolah sengaja membebankan perkejaan rumah yang tak ada habisnya, membuat hari-hariku begitu buruk dan membosankan."Azka sudah tahu tentang semua ini, Na?" tanya ibu dengan mimik serius. Aku hanya menggeleng kec
Read more

BAB 28B

"Ratna ... jawab pertanyaan ibu. Apa benar kabar yang ibu dengar itu?" ulang ibu dengan cemasnya." Kuhela napas panjang lalu mengusap pelan lengan ibu untuk sedikit menenangkan. "Desas-desus itu memang benar, Bu. Sudahlah. Ibu tak perlu merisaukan kabar itu. Pokoknya sekarang Ratna ingin membuka lembaran baru. Ratna tak sanggup lagi menjadi istri Mas Azka. Ratna capek. Hampir semua pekerjaan rumah, Ratna yang kerjakan. Sepertinya mereka sengaja mencari menantu sekaligus untuk dijadikan pembantu. Beruntung Ratna belum hamil, jadi bisa benar-benar bebas dan lepas jika sudah bercerai dengan Mas Azka nanti. Coba kalau sudah hamil, apalagi memiliki buah hati. Mereka pasti melakukan berbagai cara untuk merecoki kehidupan Ratna di kemudian hari." Terpaksa kuceritakan semua alasan perceraianku pada ibu. Aku nggak ingin ibu makin berpikir macam-macam. Aku akan merasa amat bersalah kalau sampai tensi ibu naik lagi hanya gara-gara memikirkan masalahku ini. "Astaghfirullah ... astaghfirullah .
Read more

BAB 29A

Sejak dua hari yang lalu, aku sudah mencari salon terbaik di kota ini untuk melakukan perawatan wajah dan badan. Mulai detik ini, aku tak ingin lagi diremehkan oleh Mas Azka soal penampilan apalagi dibanding-bandingkan dengan mantan istrinya itu. Setidaknya agar dia sadar jika ingin melihat istrinya cantik dan modis dia juga harus mengeluarkan modal. Sekiranya tak sanggup memberikan dana, mungkin lebih baik jika diam. Semakin dia menghina istrinya, semakin membuatnya terlihat buruk karena menguliti aib sendiri. Selain itu, aku juga akan membuktikan pada keluarga dzalim itu jika hidupku jauh lebih bahagia setelah tak bersama dengan mereka. Mereka pasti menyesal dan shock saat melihatku mendadak kaya. Bukan soal dendam dan sebagainya, aku hanya ingin mereka sadar jika Allah bisa mengubah kehidupan hambaNya dengan mudah dalam sekejap mata jika DIA berkehendak. Jadi, buat apa merasa paling tinggi bahkan merendahkan yang lainnya?[Kenapa nggak kirim nomor rekeningnya, Mas?] Kukirimkan
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status