Home / Rumah Tangga / Duda Pilihan Ayah / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Duda Pilihan Ayah: Chapter 111 - Chapter 120

131 Chapters

Seratus Sebelas

Nay," Naya mendengus kesal, saat melihat laki-laki jangkung itu tengah berdiri menatapnya dengan senyum merekah di wajahnya."Ck, kenapa gue harus ketemu lo lagi, sih." Jawab Kanaya sengit."Kayanya kita emang jodoh deh, Nay. Padahal nggak janjian tapi tuhan masih mempertemukan kita berdua." Balas Rian dengan tersenyum jahil.Kanaya berdecak sinis, namun karena disini ada banyak pengunjung. Akhirnya Kanaya memilih diam dan menikmati Es kelapa mudanya daripada harus meladeni manusia menyebalkan itu, sedangkan Kai duduk di strollernya dengan cemilan khusus anak-anak yang sudah Kanaya siapkan."Kai, mau punya papa baru, Nggak?" Plak!Kanaya memukul bahunya dengan cukup keras. "Tu mulut di jaga." "Astaga! Bercanda doang, Nay. Gini-gini gue adik sepupu lo." Ujar Rian membuat Kanaya bergidik jijik."Astaga lo dulu juga pernah cinta banget sama gue. Kok sekarang bisa sebenci ini sih, Nay?" tanya Rian dengan wajah seriusnya.Rian benar-benar penasaran, karena setelah menikah wanita di depa
last updateLast Updated : 2024-09-01
Read more

Seratus Duabelas

"Saya tidak mengizinkan kamu tidur di kamar Kai!" Mendengar suara suaminya itu membuat Kanaya tersenyum namun masih meraih handle pintu kamarnya."Kanaya!" Panggil Dewa lagi.Mendengar panggilan suaminya yang sudah terdengar dingin itu membuat Kanaya berbalik dan melangkahkan kakinya mendekat kearah ranjang merek."Kenapa aku nggak boleh tidur di kamar Kai?" Tanya Naya sembari merangkak naik untuk menyusul suaminya."Tempat kamu di sini," Jawaban suaminya itu membuat Naya tersenyum namun dirinya tahan."Tidur, sudah malam." Ujar Dewa meletakan buku bacaannya di atas nakas, kemudian mematikan lampu utama.Dulu Kanaya takut dengan gelap, namun setelah menikah dengan Dewa dia mulai terbiasa dengan gelap. Karena suaminya ini tidak bisa tidur dengan lampu yang terang dan pada akhirnya mereka mengambil jalan tengah dengan lampu tidur yang remang-remang. Banyak sekali perbedaan antara dia dan Dewa namun nyatanya selalu ada solusi di balik semua perbedaan itu."Mas, aku bentar lagi ulang tahu
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Seratus Tigabelas

Tidak ada yang lebih membahagiakan selain hari ini, ungkapan cinta dari suaminya yang Kanaya tunggu dua tahun ini. Namun tetap ada keraguan di hatinya, bahkan Kanaya perlu waktu lama untuk meyakinkan diri bahwa ungkapan cinta suaminya nyata.Bahkan Kanaya sudah tidak mau berharap selama ini, tapi sekarang dia mendapatkannya.Siang ini Kanaya sedang duduk di taman belakang rumah, untuk bersantai sejenak sembari menonton drama korea kesukaanya, karena dia selalu mengunakan jadwal tidur siang anaknya untuk me time."Mbak Naya,"Panggilan itu membuat Kanaya menoleh menatap Bik Rosma yang sudah berdiri di belakangnya."Ya, Bik?" "Ada yang mencari Mbak Naya di depan," Beritahu Bik Rosma.Kanaya menyergitkan dahinya, siapa yang bertemu kerumahnya siang-siang begini. Seingatnya dia tidak janji dengan siapapun hari ini, karena dia sudah merencanakan untuk me time hari ini jadi dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun.Kanaya mematikan leptopnya kemudian melangkahkan kakinya menuju ke ruang te
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Seratus Empatbelas

Kanaya masih kepikiran dengan pertemuannya dengan Seodrajat beberapa hari lalu, namun suaminya menyuruhnya untuk tidak usah membahas apapun mengenai Seodrajat. Namun tetap saja dia tidak bisa melupakan begitu saja, apalagi yang dia hadapi adalah Seodrajat.Apalagi beberapa hari belakangan ini suaminya lebih menyibukan diri di ruang kerja dan kantor. Entah memang sedang sibuk atau menyibukan diri, karena Naya tau kalau sedang tidak baik-baik saja maka suaminya akan mengalihkan ke pekerjaannya.Kanaya khawatir akan kesehatan suaminya itu, jarum jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Namun belum ada tanda-tanda suaminya akan kembali ke kamar, hingga akhirnya Kanaya memutuskan untuk menyusul suaminya ke ruang kerja.Saat membuka pintu ruang kerja suaminya, Naya sudah mendapati Dewa yang tengah fokus dengan layar leptopnya, namun kali ini yang mengejutkan adalah suaminya mencari informasi mengenai keluarga Soedrajat."Mas," panggilnya membuat laki-laki itu menoleh dan menyungingkan sen
last updateLast Updated : 2024-09-17
Read more

Seratus Limabelas

Dewangga mengepalkan tangannya, sejak tadi dia sudah berusaha menahan amarahnya. Namun jika hal itu menyangkut istrinya Dewa tidak akan bisa diam saja."Tidak ada yang menolak untuk menjadi penurus anda," ucap Dewangga menatap Spedrajat lurus dengan wajah tenangnya, walaupun amarahnya sudah sampai di ubun-ubun yang sewaktu-waktu bisa meledak.Sepertinya sudah cukup Dewangga membiarkan kejahatan Soedrajat selama ini, dan sudah cukup pula laki-laki tua di depannya ini menghancurkan hidupnya. Hanya karena ambisinya untuk menjadi pengusaha nomor satu, dia rela meleyapkan anak kandung sendiri.Ya, hanya karena Seodrajat tidak ingin memiliki saingan. Dulu perusahaan ayahnya di ambil alih oleh Wirawan dengan alasan yang tidak jelas. Waktu itu Dewangga masih terlalu kecil untuk tau. Namun sekarang Dewangga bisa mengerti dengan semua hal yang terjadi di dalam hidupnya.Mendengar itu Seodrajat tersenyum penuh kemenangan, dia akan kembali menjadi pengusaha terkuat nantinya, apalagi jika Dewangga
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Seratus Enambelas

"Papa!" teriak Kai saat melihat papanya baru saja pulang.Naya tersenyum melihat Kai yang berlari dengan senyum merekah di wajahnya kemudian memeluk kaki papanya."Jangan lari, Nanti kalau jatuh gimana?" tanya Dewa sembari mengangkat Kai kegendongannya."Kai hati-hati kok, pa. Kata mama kalau jatuh sakit jadi harus hati-hati." jawabnya dengan suara khas anak kecil yang mengemaskan."Pah, tadi Kai berkebun di belakang rumah." seperti biasa Kai akan menceritakan semua aktivitasnya seharian ini ketika papanya pulang."Oh ya? sama siapa?""Mama." jawab Kai membuat Dewa menatap istrinya yang masih duduk di ruang tengah memperhatikan mereka berdua."Tadi nanam apa?" "Bunga, bunganya warna warni tau, Pah." jawabnya tertawa kecil, menampakkan daratan giginya."Kai sudah berkebun?" Kai mengangguk cepat dengan senyum merekah di wajahnya."Aku bosan, Mas. Jadi nanam beberapa jenis bunga di halaman belakang." sahut Naya yang sedari tadi hanya diam memperhatikan interaksi antara papa dan anak itu
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Seratus tujuhbelas

"Mas kamu nggak seneng kencan sama aku?" Naya mendekat kearah suaminya yang sejak tadi hanya menampilkan wajah datarnya saja, sangat terlihat tidak senang dengan kencan mereka bukan.Dewa menoleh menatap istrinya, "Senang."Jawaban singkat, padat dan tidak ikhlas itu membuat Naya menatap suaminya kesal, dan yang semakin membuat Naya semakin kesal suaminya itu justru asik berbalas pesan dengan Naufal. Walaupun mereka membahas pekerjaan tapi rasanya Naya tidak terima karena harusnya hari ini mereka Quality time.Kanaya sangat tau pekerjaan adalah istri kedua suaminya itu, tapi tidak bisakah suaminya itu bersikap adil?"Katanya hari ini kita kecan?" Naya mengambil ponsel suaminya dan menyembunyikan di belakang tubuhnya."Kanaya," panggil Dewangga pelan sembari meraih ponselnya namun gagal karena Naya sudah lebih dulu memasukan kedalam tasnya."Kamu nggak ikhlas kecan sama aku," ujar Naya sok ngambek, padahal mah biasa saja. Karena sejak awal niatnya hanya untuk mengerjai suaminya saja,
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Seratus Delapanbelas

"Terus lo mau gimana, Nay?" tanya Citra yang sejak tadi hanya menyimak cerita sahabatnya itu.Citra hari ini memang sengaja berkunjung kerumah sahabatnya setelah mendengar sedikit tentang masalah yang menimpa sahabatnya itu.Naya hanya bisa menggeleng pelan, tidak tau harus menjawab bagaimana karena Dewa selalu mengatakan padanya untuk tidak terlalu memikirkan permasalahannya dengan Seodrajat. Bahkan pria itu berkali-kali menekankan semuanya akan baik-baik saja.Tapi bagaimana bisa, karena Seodrajat juga menganggunya lewat pesan singkat dengan berisi ancaman.Banyak sekali yang tengah Naya pikiran, yang paling mengganggu pikirannya mengenai keluarga Soedrajat yang tidak pernah lelah menganggu keluarga kecilnya. Apakah dia belum puas dengan apa yang mereka lakukan kepada suaminya, bahkan hingga membuat suaminya trauma dan menjalani hidup berat selama ini."Gue nggak tau,""Percaya sama Pak Dewa, Nay." "Gue selalu percaya sama suami gue, Cit. Tapi gue tetap saja khawatir, selama ini Ma
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Seratus Sembilanbelas

"Kamu tau kenapa saya mengajak kamu bertemu,"Kanaya menatap pria tua yang baru saja datang itu. "Silahkan duduk," "Saya pikir kamu tidak akan seberani ini untuk menemui saya," ujarnya sebelum mendudukan dirinya. "Saya heran kenapa kedua cucu saya memilih kamu sebagai pasangan hidup, padahal masih banyak wanita di luaran sana yang lebih daripada kamu." Ujarnya dengan wajah mengejeknua.Naya menarik minumannya untuk membasahi tenggorokan nya yang mendadak kering."Sebenarnya apa tujuan anda mengajak saya bertem?" tanya Naya langsung.Rasanya sudah tidak bisa jika harus berbasa-basi dengan pria di depannya ini. Seodrajat melipat tangannya di depan dada, menatap Kanaya kemudian tersenyum tipis."Ceraikan Dewangga." Sudah ia duga, jika laki-laki tua di depannya itu meminta dirinya untuk bercerai dengan Dewa. Naya terdiam sejenak berusaha tenang, agar tidak mudah terpengaruh."Saya tidak akan menceraikan suami saya." ucap Kanaya tenang."Saya tidak akan membiarkan cucu saya di pengaruhi
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Seratus duapuluh

Ruangan kantor yang luas itu kini terasa dingin penuh dengan ketegangan. Dewa duduk di sofa kulit hitam, ekspresinya datar, hampir tidak menunjukkan perasaan apapun, tetapi matanya yang tajam memancarkan kekecewaan yang dalam. Di sebelahnya, Kanaya duduk dengan wajah menunduk tidak berani menatap suaminya. Hanya suara detak jam dinding yang berulang-ulang terdengar jelas dalam keheningan yang mencekam ini.“Kenapa nggak bilang sama saya?” Dewa akhirnya memecah keheningan, suaranya terdengar lebih berat dari biasanya, penuh ketegangan.Kanaya menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk tidak meneteskan air mata lagi. Dia tahu, dia telah melakukan kesalahan besar. Tidak hanya menyembunyikan pertemuan itu, tetapi juga melibatkan dirinya dalam urusan yang seharusnya tidak ia ambil. Biasanya, dia selalu bisa berbicara dengan Dewa tentang apapun, tidak ada yang disembunyikan. Tapi kali ini, rasa takut telah menahannya untuk tidak berkata apa-apa.“Biasanya kamu selalu membicarakan semuany
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status