Semua Bab Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan: Bab 101 - Bab 110

131 Bab

101. Olivia merawat seorang nenek

Olivia bekerja di rumah Rizal. Dia menjadi perawat lansia sang nenek. Datang pagi pulang di sore hari. Seperti hari ini dia datang ke rumah Rizal. “Selamat pagi Pak Rizal,” ucapnya pada Rizal. “Kok kamu baru datang? Kan saya sudah bilang hari ini saya bertemu sama klien! Jadi saya harus berangkat pagi! Dari tadi saya nunggu kamu datang. Ya dah sana masuk nenek udah nunggu kamu tuh,” ucapnya yang mengusir Oliv untuk segera menemui nenek. “Iya Pak,” ucap Oliv yang lirih. Dia langsung masuk ke dalam dan menemui nenek yang masih berada di ruang makan. Dalam hati Oliv kesal pada Rizal yang berbicara asal saja. “Selamat pagi nek,” sapa Oliv pada nenek. “Selamat pagi, eh kamu sudah datang rupanya, tadi kamu bertemu sama Rizal?” Tanya nenek pada Oliv. “Iya nek, tadi Pak Rizal ada di depan. Sepertinya dia sedang buru-buru mau ke kantor nek,” ucap Oliv pada nenek. “Oliv jika Rizal berbicara ketus padamu jangan diambil hati ya. Dia memang seperti itu. Sebenarnya dia itu anak yang
Baca selengkapnya

102. Kinan ngidam rujak serut

Hari ini Kinan ingin memakan rujak serut. Namun, Arsen melarang istrinya makan rujak. Dia takut jika nanti Kinan sakit perut kalau terlalu makan rujak banyak.“Bang! Aku mau makan rujak!” Teriak Kinan.“Nggak boleh sayang, nanti perut kamu sakit kalau terlalu banyak makan rujak,” ujar Arsen yang memberitahu Kinan.“Tapi yang ingin rujak si dede yang di dalam perut bang,” jawab Kinan yang kesal keinginannya tidak terwujud.Kinan langsung masuk ke dalam kamar dengan keadaan marah. Arsen yang melihat sang istri marah langsung saja dia mengikuti istrinya dari belakang. Dia ingin meminta maaf pada Kinan, dia cuma khawatir istrinya sakit perut kalau terlalu banyak makan pedas dan buah-buahan asem.Tok tok tok!“Sayang buka pintunya dong,” rayu Arsen pada Kinan.“Abang jangan masuk! Aku mau sendiri disini!” Teriak Kinan dari dalam kamar.“Sayang maafin abang ya, buka pintunya sayang. Abang janji akan antar kamu beli rujak serut,” ucapnya yang merayu Kinan.“Abang serius mau antar aku beli ru
Baca selengkapnya

103. Olivia semakin akrab dengan neneknya Rizal

Olivia masih bekerja di rumah Rizal. Setiap hari dia merawat nenek. Pada hari ini nenek berbicara pada Rizal secara empat mata. Sedangkan, Oliv diminta untuk keluar sebentar.“Nak, mau sampai kapan kamu menyendiri? Nenek nggak selamanya bisa menemani kamu! Nenek mau sebelum dipanggil sang pencipta, nenek bisa melihatmu menikah dan memiliki keluarga kecil yang harmonis,” ujar nenek pada Rizal.“Nenek nggak boleh ngomong seperti itu! Aku mau jika nenek nanti menyaksikan pernikahan aku nantinya,” ucapnya pada nenek.“Maka dari itu nenek mau kamu secepatnya menikah. Jika kamu sudah memiliki calon istri bawa dia kesini, nenek mau kenal sama calon istrimu nanti,” ucapnya yang meminta Rizal datang membawa calon istri.“Nanti aku kenalkan sama nenek ya,” ucap Rizal.“Benar kamu sudah punya kekasih nak?” Tanya nenek.“Belum jadi kekasih nek. Masih pendekatan saja,” jawab Rizal.Nenek pun senangnya bukan main. Dia memeluk cucu kesayangannya. Akhirnya, Rizal memiliki kekasih hati. Tadinya nenek
Baca selengkapnya

104. Olivia kecewa pada Rizal

Saat ini Oliv sedikit tenang setelah, bercerita dengan nenek. Dia merasa ada teman untuk berbagi kisah. Terlihat di antara keduanya makin akrab seperti nenek pada cucunya.“Assalamualaikum,” ucap Rizal yang baru pulang dari kantor.“Waalaikumsalam,” jawab nenek dan Oliv secara serempak.“Wah sepertinya nenek dan Oliv makin akrab aja nih,” ujar Rizal yang melihat keakraban di antara nenek dan Oliv.“Iya dong, nenek sekarang nggak kesepian karena, ada Oliv yang menwmani nenek. Andai saja kamu punya istri kan bisa nenek jadikan teman ngobrol,” ucap nenek yang menyinggung soal istri bagi Rizal.Rizal dan Olivia terdiam setelah, mendengar ucapan yang keluar dari mulut nenek. Tidak lama Oliv pamit ke belakang. Karena, hari sudah sore jadi dia harus pulang ke kontrakannya. Namun, sebelum pulang Tiara biasanya membersihkan badannya terlebih dahulu. Jadi sampai di kos-kosan dia tinggal beli makanan dan tidur l.“Kamu janji kan sama nenek akan membawa calon kamu ke hadapan nenek?” Tanya nenek p
Baca selengkapnya

105. Andre dan Ira mempersiapkan acara pernikahan

Setelah lamaran Andre pada Ira berlangsung dengan baik. Saat ini Ira dan Andre fitting pakaian pengantin. Mereka akan mengenakan pakaian tradisional sunda. Karena, Ira berasal dari suku sunda.“Bagaimana perasaanmu saat ini dek?” Tanya Andre pada Ira.“Alhamdulillah perasaanku senang banget bang. Terima kasih kamu sudah mau menjadi imamku,” ucapnya pada Andre dan menatap netra Andre dengan berkaca-kaca.“Jangan menangis sayang. Aku akan menjaga dan melindungimu,” ucap Andre mencium kening Ira.“Terima kasih bang.”Mereka melanjutkan lagi makan siang yang sempat tertunda. Setelah, melakukan fitting pakaian pengantin mereka berdua singgah di warung makan ikan bakar. Mereka memesan menu yang ada di warung makan tersebut.“Bang, aku sedih jika kita menikah nanti maka aku akan meninggalkan keluargaku. Aku akan ikut bersama denganmu ke Jakarta,” ucapnya yang memberitahu Andre.“Kita bisa jenguk ayah dan ibu jika libur nanti sayang. Kamu nggak usah khawatir ya, kita juga akan kirim uang untu
Baca selengkapnya

106. Andre kembali ke Jakarta

Baru saja mau melangkah lari tiba-tiba ada yang memanggil. “Ira!” panggil seseorangIra merasa ada yang memanggil dirinya. Dia menoleh pada suara yang memanggil dirinya. Begitu juga dengan Andre dia ikut menoleh ke arah suara tersebut.“Mas Iwan!” Panggil Ira pada orang yang memanggil dirinya.“Lagi apa kamu disini Ra?” Tanya Iwan pada Ira.“Saya lagi lari pagi mas. Oh iya kenalin ini Bang Andre calon suami Ira,” ucap Ira yang memperkenalkan Andre pada Iwan.“Oh iya saya Iwan teman Ira,” ucapnya menjabat tangan Andre.“Andre calon pendamping Ira,” jawab Andre yang merasa bangga di perlakukan baik sama Ira.“Kalian mau menikah?” Tanya Iwan.“Iya Bro, saya sama Ira akan menikah bulan depan. Jangan lupa datang ya bro,” ujar Andre pada Iwan.“Oh pasti saya datang. Terima kasih atas undangannya, kalau begitu saya pamit dulu ya,” ucapnya yang langsung meninggalkan Ira dan Andre.“Siapa dia dek?” Tanya Andre yang masih penasaran.“Yang tadi itu mas Iwan. Tadi kan abang udah kenalan sama mas
Baca selengkapnya

107. Olivia meminta Izin cuti libur pada Rizal

Olivia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dia merasa terjebak dengan situasi yang tidak ingin dikehendaki olehnya. Ya Olivia kecewa pada Rizal, dia menganggap Oliv wanita matre dan hanya ingin mengincar uangnya saja. “Nak, kamu kenapa kok dari tadi melamun terus?” Tanya nenek pada Oliv.“Nggak kenapa-napa nek. Aku hanya kangen sama ibu,” ujarnya pada nenek.“Ya kalau kamu kangen sama ibumu ya suruh ibumu datang kesini,” ucap nenek yang memberikan saran pada Oliv.“Ibu nggak mau di ajak kesini nek,” jawab Oliv.“Kalau begitu kamu ambil cuti saja biar kamu bisa bertemu dengan ibumu,” ucap nenek pada Olivia.“Jika aku cuti nanti siapa yang akan menjaga dan merawat nenek?” Tanya Oliv.“Kalau untuk masalah itu, kamu tenang saja. Nanti Rizal bisa minta cuti di kantornya,” ujar nenek pada Oliv.Oliv menganggukkan kepala pertanda dia mengerti. Oliv melaksanakan tugasnya kembali memandikan nenek. Setelah itu, dia juga menyuap nenek makan. “Selamat pagi,” ucap Rizal yang baru turun dari la
Baca selengkapnya

108. Olivia pulang kembali ke Jakarta

Hari ini Oliv cuti kerja, dia langsung menuju ke stasiun kereta api. Oliv menggunakan transportasi kereta api. Menurutnya menggunakan kereta api lebih cepat sampai di Jakarta. Oliv tiba di stasiun kereta api, sebelum dia masuk gerbong kereta Oliv menelpon ibunya. Dia memberitahu jika hari ini dia akan ke Jakarta.[Assalamualaikum bu][Waalaikumsalam Oliv, tumben kamu telpon ibu, ada apa nak?][Bu,hari ini aku mau ke Jakarta! Aku kangen sama ibu][Serius kamu mau kesini?][Iya bu, aku serius][Baiklah, nanti kalau kamu sudah sampai kabarin ibu ya, biar ibu bisa jemput kamu][Iya bu,nanti setelah sampai aku kabarin ibu ya][Udah dulu ya bu, aku udah mau masuk gerbong kereta nih][Oh ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati di jalan ya][Iya bu, assalamualaikum][Waalaikumsalam]Panggilan telepon berakhir. Oliv bergegas menuju gerbong kereta dan mencari tempat duduk sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket. Setelah, beberapa menit dia mencari tempat duduk. Akhirnya, Oliv menemukan te
Baca selengkapnya

109. Olivia tiba di Jakarta

Olivia telah tiba di stasiun Gambir. Dia langsung keluar dari kereta dan menuju ke stasiun. Setibanya dia langsung menelpon bu Susi. Dia memberitahukan bahwa dirinya sudah tiba di Jakarta.[Assalamualaikum bu, aku sudah tiba di stasiun Gambir][Waalaikumsalam nak, tunggu ibu jemput ya][Iya bu][Ibu kesana dengan taksi jadi kamu tunggu saya di depan pintu utama stasiun][Iya bu, cepat dikit ya bu, soalnya aku sendiri disini.][Iya ibu secepatnya tiba disana][Ya sudah ibu tutup dulu telponnya ya, assalamualaikum][Iya bu, waalaikumsalam]Panggilan telepon berakhir, Bu Susi segera menuju ke dapur yang dimana Ustadzah sedang memasak. Dia mau pamit untuk jemput Olivia. Bu Susi memberanikan diri pamitan pada Ustadzah.“Ustadzah, saya mau izin untuk jemput Olivia. Dia sudah tiba di stasiun Gambir,” ucapnya yang berpamitan pada ustadzah.“Iya bu, berangkat aja nggak apa-apa, ajak anak ibu kesini ya. Biar tinggal disini saja selama dia libur kerja,” ucap ustadzah yang mempersilahkan Olivia u
Baca selengkapnya

110. Olivia melamar pekerjaan di hotel Areta

Setelah tiga hari Olivia di Jakarta, hari ini dia akan melamar pekerjaan di kantor. Entah itu sebagai office girl di kantor pun dia tidak keberatan yang terpenting dia bisa kerja dan mendapatkan uang. Untuk masalah tempat tinggal saat ini, Olivia tinggal di rumah Ustadzah Lina bersama dengan ibunya. Pagi ini dia akan pergi melamar pekerjaan. “Nak, kamu mau kemana pagi-pagi kok udah rapih?” Tanya ustadzah pada Olivia. “Saya mau melamar pekerjaan ustadzah, doakan saya ya ustadzah semoga bisa dapat pekerjaan,” ujarnya pada Ustadzah dan meminta doa padanya. “InsyaAllah ustadzah akan mendoakan kamu ya nak, semangat ya,” ucap Ustadzah yang memberikan semangat pada Oliv. “Terima kasih ustadzah,” jawabnya. “Kita sarapan dulu ya, habis itu baru kamu berangkat,” ajak ustadzah pada Oliv. “Iya ustadzah.” Olivia mengikuti ustadzah menuju ke ruang makan. Di meja makan sudah tersedia nasi uduk buatan Bu Susi. Mereka berempat sarapan bersama, selesai sarapan Oliv pamit pada Ibu dan Ustad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status