Beranda / Fantasi / Aku Dan Tuan Duke / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Aku Dan Tuan Duke: Bab 31 - Bab 40

53 Bab

31. Barak Ksatria

Keluarga inti Alexey sudah bisa kuatasi. Pelayan juga sudah mulai memberikan senyum dan rasa hormat mereka padaku. Aku bisa menaksir jika itu semua tulus. Kau tahu? Kurasa tak terlalu buruk tinggal di sini."Sudah semua, my lady," kata seorang pesuruh di dapur."Baiklah!" kataku kembali bersemangat.Kotak terakhir sudah berada di kereta kuda. Aku agak berkeringat. Setelahnya Yulia dan Elena langsung membantuku untuk mandi dan berdandan. Aku tidak mau memakai gaun yang terlalu mewah dan merepotkan. Cukup gaun biru gelap yang sederhana dengan pita di pinggang, juga sebuah topi kecil yang muat di kepala.Sempurna, batinku saat melihat ke cermin. Tidak terlalu mewah seperti jadi tamu pesta. Siang ini aku a
Baca selengkapnya

32. Semangkuk Sup Beruang

"Ehem. Terimakasih sudah bersedia menerimaku untuk makan bersama dengan kalian, wahai para ksatria. Terimakasih sudah mendedikasikan hidup dan kehormatan kalian semua pada keluarga Korzakov, keluarga kami. Aku merasa sangat terhormat bisa menjadi bagian dari kalian semua," tandasku. Kuakhiri dengan membungkuk kecil pada mereka.Aku bisa melihat mereka terkesiap. Mungkin kagum atau apa."Sebuah kehormatan bagi kami, my lady."Kata salah satu dari mereka. Mungkin yang jabatannya cukup tinggi, jadi perwakilan.Setelah aku duduk, mereka pun ikut duduk. Lalu Alexey mengangkat tangannya mempersilahkan semuanya untuk makan. Pria-pria itu mulai makan dengan lahap. Alexey juga mulai menyendok sup dagingnya deng
Baca selengkapnya

33. Libur di Suatu Subuh

Kemarin melelahkan sekali. Aku sampai tidak ingat obrolanku dengan Alexey saat kami makan malam. Rasanya tidurku semalam nyenyak sekali.Saat kubuka mataku pagi ini ... ada yang berbeda. Wajah pertama yang kulihat pagi ini ... Alexey Korzakov.Ia masih terlelap dengan damai, tenang. Padahal cahaya matahari sudah merasuk ke kamarku. Tapi ... kenapa dia belum bangun? Bukankah biasanya dia sudah pergi ke barak subuh-subuh?Eh. Apa jangan-jangan?!"A-Alexey ...," lirihku sambil menyentuh bahunya yang agak dingin. "Alexey ...?" lirihku lagi.Mata birunya perlahan terbuka. Huh. Sukurlah. Kukira dia ....
Baca selengkapnya

34. Hadiah Pernikahan

Lady Nina Petrenko. Aku tidak pernah mendengar namanya. Kata Vadim dia adalah seorang janda yang berkelimpahan. Bisa dibilang, Lady Petrenko orang yang cukup disegani di pergaulan kelas atas. Aku tidak tahu dan tidak bisa mengira dia orang yang seperti apa.Apakah dia disegani karena janda kaya raya? Kalau itu alasannya, seharusnya orang-orang di pergaulan kelas atas akan menghormatiku lebih lagi.Kereta kudaku tiba di sebuah mansion dengan pagar besi tinggi yang penuh dengan sulur-sulur dedaunan hijau. Ada bunga warna-warni kecil yang menghias di sela-selanya. Ini memang terlihat seperti mansion tua yang penuh dengan tanaman-tanaman di sana-sini.Saat turun, ada pelayan yang menyambut kami."Salam, 
Baca selengkapnya

35. Mansion

"K-kalau itu ... s-saya tidak begitu ingat, Lady," aku terbata.Lidiya dan Klara saling memandang. Alis mereka mengernyit kompak."Tidak ingat?""Apa Tuan Duke tidak memberi Anda mansion mewah, Nyonya Duchess? Tapi pernikahan Anda berdua jauh lebih mewah dibandingkan waktu dengan Prinsessa Sofia. Masa Tuan Duke tidak memberi hadiah mansion?"Bibirku terkulum. Jari-jariku saling berkait di bawah meja. Aku kehabisan kata-kata! Oh bagaimana ini?! Mereka pasti akan membanding-bandingkan hadiah perkawinanku dengan Prinsessa Sofia di pergosipan nyonya-nyonya bangsawan."Selamat siang, maaf saya terlambat," suara seorang pria memotong obrolan kami.
Baca selengkapnya

36. Kastil Marie

Aku tidak mendapati Alexey di sebelahku pagi ini. Aku jadi terlambat untuk menarik permintaan konyolku semalam. Hhh. Sudahlah. Aku akan bilang padanya nanti siang.Hari ini aku lebih luang. Tidak ada agenda istimewa dari Vadim. Aku memutuskan untuk melanjutkan membuka hadiah pernikahan dari Alexey. Siapa tahu aku menemukan barang menarik yang bisa aku sombongkan di pergaulan kelas atas.Satu persatu aku buka. Sepatu-sepatu. Perhiasan. Barang-barang antik entah apa yang tidak pernah kulihat. Mungkin dari benua lain. Gaun-gaun. Kipas, topi, bros. Semuanya terlihat mahal dan seperti dikerjakan oleh pengrajin nomor wahid di kekaisaran.Sampai aku di sebuah kotak hadiah yang kecil, dilapis kertas berwarna emas dan terdapat tanda simbol keluarga Korzakov. Lambang singa emas.
Baca selengkapnya

37. Pabrik Tua

Setelah kujelaskan panjang lebar pada arsitek Alexey, aku pun meminta untuk kembali ke mansion keluarga kami. Bersama arsitek, Yulia dan Elena, beberapa ksatria ... dan ...."Masih jauh ya?" tanya Alexey sambil memandangi padang rumput dari jendela kereta kuda.Alexey. Entah mengapa dia meminta ikut ke mansion. Padahal kuyakin dia adalah pria yang sibuk."Sebentar lagi sampai. Itu mansionku."Aku menunjuk bangunan rumah besar yang berdiri di tengah kebun dan padang rumput.Kalau dipikir-pikir, Alexey memang belum pernah mengunjungi kediamanku. Kami menikah begitu saja, dan hanya pelayan-pelayan serta ksatria lah yang menjemputku dari kediaman. Mungkin dia akan
Baca selengkapnya

38. Baron Anton Levitski

"Ayah, kalau jumlahnya segini bagaimana?" kataku sambil menunjukkan hitung-hitungan yang baru saja kuselesaikan.Ayahku, Baron Anton Levitski. Orang paling kaya di desa ini. Tuan tanah Barony Levitski. Belum ada kerutan atau rasa sakit di sana. Kepala botaknya mengilap bersih dengan wajah yang segar.Ia mengangguk-angguk memandangi buku keuangan di tanganku. Jemarinya memegangi dagu."Hitunganmu semuanya benar, Anya," pujinya sambil mengelus rambut hitamku. Tinggiku hanya seketiak ayah. Umurku masih dua belas tahun. "Kau berbakat jadi mandor ayah rupanya," kemudian aku bisa mendengarnya terkekeh puas. Pria itu bertandas pada sebuah tongkat kayu mahal untuk menyeimbangkan tubuhnya dari kaki kiri yang pincang.Suara d
Baca selengkapnya

39. Pemuda dan Sapu Tangan

Aku pernah membaca buku-buku dongeng. Cinderella, Si Cantik dan Si Buruk Rupa, Putri Duyung, macam-macam. Kadang aku membacakan untuk Seva. Adegan yang paling kusukai adalah pesta dansa istana.Itu selalu menjadi adegan puncak. Putri cantik dan pangeran yang tampan berdansa di tengah aula. Semua mata memandang keelokan mereka berdua. Bersamaan dengan alunan musik lembut yang mendayu, keduanya saling menyelami tatapan mereka. Seolah dunia ini hanya milik berdua.Lalu, cerita berakhir bahagia.Aku hanya punya bayangan pesta dansa istana di pikiranku. Tidak pernah sekalinya aku melihat ruang pesta istana asli yang luar biasa megah.Seperti sekarang.Tubuhku terpak
Baca selengkapnya

40. Kunjungan Rumah Opera

"Luar biasa," gumam Artur. "Opera kali ini benar-benar luar biasa."Ia sumringah dengan menggandeng Klara yang duduk di sampingnya. Kami tengah berada di pesta minum teh Lady Nina lagi. Yah ... sepertinya orang-orang ini benar-benar tidak punya tempat lain untuk pergi bergaul. Atau mungkin belum ada pesta-pesta menarik lagi seperti pesta ulang tahun Prinsessa Sofia.Sepanjang sore kami mendengarkan Klara dan Artur bercerita tentang pertunjukan opera. Lama-lama menarik juga. Kisah-kisah dewa Yunani, ada pula cerita rakyat Hungaria yang baru aku tahu. Pantas saja banyak orang yang suka menonton opera. Kalau soal membandingkan hadiah pernikahan Prinsessa Sofia, dengan sungkan dan terpaksa aku sebut Kastil Marie yang Alexey berikan padaku. Tentulah membuat orang-orang itu tercengang. Aku berharap supaya mereka menyebar berita ini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status