"Dikala aku dan keluargaku tidak bisa menjadi penopang dan justru menyakiti Livia dan ayahnya, tapi Alan selalu ada untuk mereka. Sebagai sesama lelaki, jujur aku mengakui kalau Alan adalah pria yang luar biasa. Livia tepat bersamanya. Alan tetap baik, walaupun tunangannya sudah dicelakai oleh mama."Aku sudah melewati fase-fase di mana aku marah, benci, dan ingin mengamuk pada Alan, karena dia telah menikahi wanita yang sangat aku cintai. Semua itu sudah kusadari sekarang ini. Livia berada di tangan lelaki yang tepat. Aku memang pernah khilaf telah membawa kabur Livia. Menyekapnya dalam satu ruangan dan hanya ada kami berdua saja. "Namun aku tak ingin merusak hubungan mereka dengan men0dai Livia. Sudah kubilang, aku mencintainya dengan perasaan yang berbeda. Tidak hanya sekedar tentang kenikm4tan jasmani saja. Meski aku sempat meng4ncam Livia dan berb0hong pada Alan, tapi kenyataannya aku hanya memeluknya."Kalau aku ingat bagaimana perlakuan mamaku pada Livia, ingat betapa kejamnya
Baca selengkapnya