Home / Romansa / Tertawan Cinta Bodyguard Tampan / Chapter 331 - Chapter 340

All Chapters of Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Chapter 331 - Chapter 340

346 Chapters

Bab 329. Jangan Datang Di Jam Rawan

Dion masih memandangi telapak tangannya yang mendapatkan sedikit jahitan dari klinik akibat terluka terkena sabetan pisau. Ia tengah berpikir tentang berbagai kemungkinan. Termasuk untuk apa sekelompok orang kulit hitam berpura-pura akan merampoknya. Apa yang sebenarnya disasar oleh orang-orang itu?“Aneh, kenapa mereka gak ambil dompetnya padahal sudah tergeletak di atas jalan? Gak mungkin mereka gak melihat,” gumam Dion mencoba menganalisis. Ia tengah berpikir untuk mengambil rekaman kamera pengawas. Mungkin jika Dion melihat lagi yang terjadi, Dion akan bisa menemukan jawabannya sekaligus menemukan pelakunya.“Mas Dion!” panggil Venus yang baru pulang dan langsung masuk ke kamar. Dion sedikit terkesiap melihat istrinya. Ia langsung tersenyum dan melebarkan pelukan untuk Venus yang membawa sesuatu di tangannya. Ternyata ia sudah lebih dulu menemukan kue yang dibawa pulang oleh Dion di kulkas sebelum Dion memberikannya.“Kamu baru
Read more

Bab 330. Merasa Aman

“Baik, tolong jangan emosi dulu! Bisa saja itu cuma gosip ...” Erik mencoba menenangkan Arjoona yang sudah terlanjur marah. sedangkan Dion yang belum tahu menahu tentang berita Aldrich hanya bisa terperangah. Rasanya seperti ada yang aneh. Apa mungkin Aldrich melakukan hal seperti itu?“Itu bukan gosip, Erikkson! Itu adalah kenyataan yang terjadi.”“Aku sudah memutuskan untuk menikahkan Chloe dan Heart Baxter dua minggu dari sekarang. Persiapannya akan dimulai besok. Maka aku butuh pengawalan ekstra untuk Chloe sampai waktu pernikahan tiba!” sahut Arjoona lagi. Dion masih terperangah tidak bisa bicara. Rasannya memang sangat aneh.“Erik, aku ingin kamu memberikan pengumuman ini pada seluruh anggota The Seven Wolves. Minta semuanya bertemu besok, aku akan memberitahukan tempatnya!” Arjoona pun berdiri dari posisinya lalu hendak berbalik pergi.“Tunggu dulu, Arjoona kita belum selesai! kamu mau ke mana?
Read more

Bab 331. La Peine

Moultens Corporation menjadi salah satu dari tiga perusahaan yang dipanggil secara khusus oleh Winthrop Design & Contruction  ke kantor mereka. CEO anak perusahaan itu yaitu Earth Lewis kemudian memisahkan ketiga perusahaan itu untuk menemui mereka di ruang rapat berbeda.“Selamat datang, Tuan Moultens. Terima kasih sudah menungguku,” ujar Earth pada Gareth yang sudah duduk di seberang meja.“Terima kasih, Tuan Lewis. Senang bisa bertemu lagi. Apa kabarmu selama ini?” sapa Gareth membalas dengan senyuman karena ia memang mengenal Earth selama dulu berpacaran dengan Venus. Earth adalah seseorang yang telah dianggap seperti Paman oleh Venus. Earth hanya menyunggingkan senyuman sekilas dan mengangguk.“Aku tidak ingin mengambil lama waktumu, Tuan Moultens.” Earth tidak menghindari menjawab pertanyaan Gareth tentang kabarnya dan langsung bicara pada poin pertemuan yang ditujukan.“Tentu saja. Terima kasih.&rd
Read more

Bab 332. Keluarga Atau Bukan

Begitu mendengar kabar tentang Adiknya dari suaminya, Venus langsung bergegas pulang dari Winthrop ke rumah orang tuanya. Tanpa menyapa orang lain, Venus langsung mencari Chloe. Chloe berada di kamarnya tengah meringkuk menangis. Sementara pelayannya Jill, duduk di sudut ranjang sembari mengusap-usap kaki Chloe.“Chlo? Baby?” panggil Venus begitu ia masuk ke kamar Chloe. Buru-buru Venus memeluk Adiknya. Chloe masih menangis bahkan setelah dipeluk oleh Venus.“Sabar, Sayang! Let me see you ... are you okay?” Venus menegakkan wajah Chloe untuk melihat keadaannya. Chloe tampak begitu sedih namun yang ia lakukan hanyalah memeluk Venus.Venus hanya membiarkan Chloe menangis saja sampai ia tenang. Usai reda, Venus menjarakkan dirinya dari Chloe sambil memegang kedua pipinya.“Aku gak mau menikah dengan Heart, Kak! Aku harus bagaimana?” ujar Chloe dengan sisa isak dan pelupuk mata masih basah oleh air mata. Venus ikut kaget na
Read more

Bab 333. Jalan Yang Rumit

“Kita akan berangkat bersama-sama ke sebuah restoran tempat mereka akan bertemu ...” ujar Dion mulai memberikan petunjuknya.“Aku pikir mereka akan mengadakan pertemuan di rumahnya?” sahut Brema sedikit keheranan.“Dia memindahkan pertemuan itu di sebuah restoran yang sudah di booking. Asistenku Kyle yang memberitahukannya,” jawab Dion lagi seraya menunjukkan alamat yang dikirimkan oleh Kyle lewat pesan singkat. Brema pun mengangguk.“Ya sudah, ayo kita berangkat! Jangan sampai mereka menyelesaikan rapat itu dan kita tidak sempat bertemu!” ajak Ares lagi. Semua anggota berdiri dan berjalan meninggalkan ruang pertemuan menuju lobi parkir. Rei adalah yang terakhir. ia tengah menunggu kesempatan untuk bicara dengan Dion secara pribadi.“Mas?” Dion berhenti sejenak dan menghadap Rei.“Sebenarnya apa yang terjadi?” Dion menarik napas panjang  menatap Rei dengan pandangan serius
Read more

Bab 334. Saatnya Bertaruh

Dengan menyamar sebagai salah satu kru yang leluasa berlalu lalang di dalam studio tempat berlangsungnya pemotretan, Gareth Moultens berhasil mengelabui Edward yang berjaga di depan ruang ganti Venus Harristian. Sebelumnya sudah ada beberapa orang yang keluar masuk dengan bebas.“Kita akan bicara, Venus. Tanpa teriakan dan tanpa usaha untuk melarikan diri. Jika kamu masih melanggar aku hanya tinggal menyuruh orang-orangku untuk menarik pelatuk senjata mereka sekarang. Jangan teriak, kita akan bicara.”Gareth berhasil membekap Venus yang  berusaha melarikan diri. Venus hanya bisa menggeram di balik telapak tangan Gareth. Ia tidak mengiyakan dan malah mencoba memukulnya namun tangannya ditangkap lalu dipelintir oleh Gareth dengan mudah. Gareth langsung mengeluarkan sebilah pisau dari balik jaketnya dan mengarahkannya pada perut Venus.“Jangan sampai benda ini menusukmu, Venus. Katakan iya ...” Venus mulai ketakutan. Ia memejamkan matan
Read more

Bab 335. Taruhan Terbesar

Kali ini Dion harus menyaksikan pertaruhan cinta yang cukup hebat di antara dua kubu yang sama kuatnya yaitu kubu The Seven Wolves yang dipimpin oleh Arjoona Harristian dan kubu klan Skylar yang dipimpin oleh Ares King.Ares mengangguk mengerti pada Arjoona saat ia mengungkit tentang masa lalu. Beberapa anggota The Seven Wolves seperti Mars dan Bryan memilih masih diam menundukkan kepala mereka. Sementara yang lain ada yang pura-pura mendeham melakukan hal yang lain. Han Kazuya bahkan tersenyum kala menoleh pada Glenn yang memilih menyeka sesuatu di keningnya padahal tidak ada apa pun di sana.“Kita semua punya masa lalu. Milikku bahkan lebih buruk dari Aldrich. Aku pernah mengira telah membuat mantan kekasihku bunuh diri saat dia sedang hamil. Jika bicara reputasi, maka akulah yang terburuk,” ujar Ares menjawab pernyataan Arjoona. Arjoona mendesis sinis dan menggeleng sekali.“Tapi kamu tidak jatuh cinta pada Chloe ...”“Mem
Read more

Bab 336. Kesetiaan Tidak Memiliki Nama

Dion hanya duduk sesaat sambil memandang meja kosong di depannya. Pandangannya menoleh pada seisi ruangan. Semua sudah beranjak pergi dan sebuah suara kini ikut memanggil.“Dion, ayo!” Ares memanggil Dion yang kemudian mengangguk. Dion beranjak dari kursinya ikut pergi bersama Ares dan seluruh sahabatnya yang lain.“Bagaimana sekarang?” tanya Dion pada Rei dan Ares yang masuk satu lift dengannya. Di dalamnya juga ada Cass, Brema serta Devon.“Ayahku masih marah. Aku tidak menyarankan untuk bicara dengannya sekarang. Pengakuan Andy benar-benar membuat dia syok,” ujar Rei kemudian.“Apa kamu tahu soal itu?” celetuk Brema kemudian.“Tidak, dia tidak tahu. Yang tahu hanya aku, Jupiter dan Aldrich!” aku Ares dengan nada rendah. Rei sontak menoleh pada Ares yang juga melirik padanya.“Kenapa kamu tidak cerita padaku Ares?”“Untuk apa? kamu akan membunuh Andy begit
Read more

Bab 337. Mendung Dan Gulita

“Love ... Cintaku! I’m home!” ucap Dion memanggil Venus dengan mesra seperti biasanya. Ia masuk ke dalam dengan sebuket bunga dan mencari istrinya. Venus ternyata berada di dekat meja makan tengah mengatur makan malamnya. Dion langsung semringah lebar melihat istrinya sudah pulang. Ia menghampiri dan memberikan bunga tersebut pada Venus.“Hei, Love ...” ucap Dion mengecup pipi Venus lalu memberikan bunga untuknya. Venus ikut tersenyum lalu membalas mengecup pipi Dion.“Wah, makan malamnya kayaknya enak,” puji Dion melihat beberapa menu yang terhidang.“Sebaiknya kamu ganti pakaian dan setelah itu kita makan malam,” ujar Venus sembari membelai dada Dion. Dion tersenyum lebar dan mengecup Venus sekali lagi sebelum ia berbalik keluar ruang makan menuju kamar. Senyuman Venus hilang terutama saat ia menoleh ke arah kamera yang terus memantaunya.Makan malam Dion dan Venus berlangsung seperti biasanya. Dion
Read more

Bab 338. Tak Mudah Bicara

Venus tidak membantah sama sekali. Rei terus mengomel karena dirinya yang kabur begitu saja dari lokasi pemotretan. Belum lagi, ia membatalkan acara tiba-tiba sehingga penyelenggara harus merugi karena tiket yang terlanjur dijual.“Ada apa sama kamu, Ven? Kamu gak pernah kayak gini!” tukas Rei dengan ekspresi keheranan. Venus begitu ngotot mau mengakhiri kerjasama dengan beberapa penyelenggara musik.“Aku cuma ingin istirahat, Kak. Itu saja!” sahut Venus bersikeras. Ekspresinya tampak berbeda dan dia seperti tertekan.“Istirahat? Tapi kamu kan ga perlu sampai harus memutuskan kontrak enam bulan ke depan! Kamu mau istirahat selama apa sih?” Venus mendengus kesal dan rasanya ingin berteriak.“Kakak ga ngerti!” Venus makin meninggikan suaranya.“Ya mana aku ngerti kalau kamu gak memberikan penjelasannya, Baby!” DREET DREET … ponsel Venus bergetar saat ia akan mulai bicara. Venus mengin
Read more
PREV
1
...
303132333435
DMCA.com Protection Status