Semua Bab Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Bab 171 - Bab 180

346 Bab

Bab 170. Mengerjai Kekasih

“Ini apa?” tanya Venus membawanya pada Dion. Dion mengambil kotak makanan itu dan mengangguk.“Sebentar, aku hidangkan untuk kamu!” Dion meletakkan kotak makan itu di atas meja dan meminta Venus untuk menunggu. Ia berjalan ke arah dapur lalu kembali dengan sebuah piring dan peralatan makan. Dion duduk kembali ke tempat semula dan Venus memperhatikan Dion yang membuka perlahan kotak makan khusus itu.Vaccum food jar tersebut berisi makanan hangat yang membuat Venus terkesima. Dion sudah memanaskannya terlebih dahulu sesuai dengan petunjuk Budhe Dewi yang menyiapkannya dengan baik.“Ini namanya nasi rawon. Kuahnya tinggal kita campur dan lauknya tinggal ditambahkan. Tapi kalau kamu mau coba bisa dimakan terpisah dulu, mau coba?” Venus mengangguk antusias.Venus yang tidak berencana makan malam akhirnya berakhir dengan sepiring nasi rawon yang dibawa langsung oleh Dion dari Indonesia. Ia duduk dengan manis bersama piring d
Baca selengkapnya

Bab 171. Niat Jahat

Suasana sepi dan gelap malam menyelimuti kawasan Amityville Beach di pinggiran New York. Sebuah kapal bersandar di salah satu dek dan berayun pelan mengikuti kontur gerakan air laut yang tenang malam ini.Sebuah mobil tak berapa lama mendekat dan parkir tak jauh dari dek tempat kapal itu bersandar. Seorang pria berkepala plontos keluar dari mobil itu dengan memakai topi. Ia menengok ke semua arah memastikan tidak ada yang mengikutinya. Setelah merasa aman, pria itu pun berjalan ke arah  jembatan yang menghubungkan dengan dek kapal tersebut.Kapal itu merupakan kapal Yacth yang sudah bersandar beberapa hari di sana. Biasanya ia akan berlayar mengitari South Oyster Bay dan kembali di malam hari. Pria yang memakai topi tersebut lalu berjalan masuk ke dalam kapal yang juga dijaga oleh satu orang yang duduk di bagian belakang kapal tengah bersantai.“Mana dia?” tanya si pria bertopi.“Ada di dalam!” jawab pria itu pada si pria bert
Baca selengkapnya

Bab 172. Bingkai Cinta Untukmu

“Ada apa?” tanya Edgar masih memandang Daryl.“Hei, kenapa jadi seperti orang gagu? Beritahukan pada Edgar apa yang terjadi!” tukas Olivander makin menimpali. Ia menatap sinis pada Daryl yang begitu ragu-ragu untuk bicara.“Ada gosip yang menyatakan jika Venus memiliki hubungan dengan kepala pengawalnya. Ia diketahui pulang ke Jakarta untuk menyusul pria itu, begitu menurut perkiraan beberapa media Infotainment di Instagram.” Edgar mengernyitkan keningnya menatap Daryl. Ia memang  tidak bisa mengakses jaringan internet kecuali pada saluran aman tertentu dan itu dilakukan acak.“Aku rasa hubungan itu yang membuat dia begitu dilindungi selama ini karena kekasihnya seorang pengawal ...”“Kamu mabuk ya?” sahut Edgar dan langsung disambut tawa mengejek dari seluruh orang yang ada di ruangan itu. Daryl kesal dan mendengus. “Aku tidak bercanda!” Daryl mengeluarkan secarik k
Baca selengkapnya

Bab 173. Mengganti Pengantin

Dion keluar dari Langham Residence satu hari sebelum ia berangkat ke New York. Ia pulang ke rumah Pak Dhe Halim untuk mempersiapkan pakaian serta koper yang akan dibawanya nanti. Setibanya ia di rumah, Budhe Dewi sudah menyambutnya.Dion lalu beristirahat dan berkumpul dengan seluruh anggota keluarganya. Rasa bahagia menyeruak di hatinya selain ia juga tak sabar ingin segera berangkat ke US untuk bertemu dengan Venus.Malam harinya, Dion dipanggil oleh sang nenek Sulastri untuk masuk ke dalam kamar. Ada hal yang ingin ia sampaikan dan kembalikan pada Dion.“Ini uang tabungan kamu untuk biaya pernikahan yang dulu kamu titipkan sama Mbah, Mbah kembalikan. Kamu butuh, jadi ini buat kamu,” ujar nenek Sulastri mengembalikan buku tabungan Dion yang belum tersentuh sama sekali. Dion tertegun dan mengernyitkan keningnya.“Lho, kok dikembalikan Mbah?”“Ini kan punya kamu. Toh, rencana pesta pernikahan kamu dan Laras sudah tidak
Baca selengkapnya

Bab 174. Melarungkan Hati, Melabuhkan Jiwa

Saat Dion tengah bahagia dan akan menyusul Venus ke Amerika, Laras sudah kembali dari rumah sakit dan pulang ke rumah orang tuanya. Penangguhan penahanan Laras juga dikabulkan oleh pihak Kepolisian karena pertimbangan kasus keguguran yang dialaminya. Akan tetapi, karena ia sedang mengalami kasus hukum dan tidak diperbolehkan pulang ke Surabaya, orang tua Laras terpaksa ikut tinggal di Jakarta dengan menyewa sebuah hunian yang cukup mewah, yaitu sebuah rumah di kawasan elite.Kini, Pak Angsana yang seorang pengusaha tengah mengusahakan agar anaknya bisa lepas dari hukuman yang tengah menjeratnya. Namun, Laras tidak lepas dari kekecewaan sang ayah akibat aborsi dan keguguran yang terjadi.“Kamu kok ya ndak mikir? Untuk apa kamu pacaran sama suami orang, lah kamu nya sendiri sudah punya calon suami!” tukas Pak Angsana mulai memarahi Laras yang baru pulang dari rumah sakit dan duduk di sofa yang berdekatan dengan ayahnya.“Sudah toh, Pah! Jangan di
Baca selengkapnya

Bab 175. Hari Yang Cerah

Rei Harristian memindahkan Dion yang sudah berada di hotel bintang tiga ke apartemen mewahnya di Manhattan. Hal itu dilakukannya agar Dion bisa berlatih fisik di gym pribadi milik Rei jelang tes nya setelah Natal nanti.Akan tetapi, Rei yang tengah melobi Dion agar mau masuk ke dalam klan pimpinan Ares King tidak akan membiarkan Dion tinggal sendirian. Ares King bahkan kini telah mengetahui jika Dion datang ke New York untuk mengikuti serangkaian tes untuk pekerjaan barunya.“Ini kamar Mas Dion! semua fasilitas di rumah ini bisa digunakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Mas Dion” ujar Rei memperlihatkan kamar yang akan di tempati oleh Dion. Dion mengangguk dan berbalik tersenyum pada Rei.“Terima kasih kamu sudah repot seperti ini. Aku masih bisa tinggal di hotel kok, budgetnya cukup!” jawab Dion hendak menolak dengan sopan. Rei tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Ngapain nginap di hotel kalau di sini ada kamar tamu
Baca selengkapnya

Bab 176. Bukan Mantan Terindah

“Ini untukmu!” Kyle memberikan satu lagi kopi di tangannya untuk Lori agar mereka tidak dihinggapi rasa kaku yang aneh. Lori terkesiap membesarkan matanya melihat tindakan spontan Kyle padanya. Venus hanya diam saja sedikit malu-malu melihat perhatian Kyle pada Lori.“Terima kasih,” ucap Lori pelan lalu mengambil kopi yang diberikan oleh Kyle padanya. Venus makin mengulum senyuman malu-malu dan mendehem.“Ehem, kalian manis sekali, hehe!” goda Venus pada Kyle sambil berjalan melewatinya. Kyle ikut salah tingkah dan tidak bicara. Ia mengekori Venus seperti biasa dan Lori pun mengikutinya.Hari ini Venus akan menyelesaikan pekerjaannya di Winthrop dengan menghadiri sebuah rapat di salah satu kantor perusahaan desain yang telah menjadi partner Winthrop. Besok adalah Natal dan Venus memilih satu hari sebelumnya agar jadwalnya tidak terlalu padat.Venus hanya menikmati sedikit saja kopi yang dibawakan oleh Kyle untuknya. Sel
Baca selengkapnya

Bab 177. Mantan Yang Kecewa

Gareth Moultens keluar dari kantor yang sama dengan Venus setelah beberapa saat kemudian. Asisten sekaligus sopirnya membuka pintu untuk Gareth dan ia pun masuk ke dalam. Mobil mewah Bentley itu lalu berjalan melintasi lobi dan keluar lewat gerbang utama.“Apa lagi jadwalku sekarang?” tanya Gareth pada asistennya.“Hanya makan siang bersama Scott Evans dari CNBC. Mereka ingin mewawancaraimu minggu depan, Pak. Jadi Tuan Evans ingin bertemu denganmu terlebih dahulu,” jawab asisten Gareth menjelaskan jadwalnya pada Gareth. Gareth tidak begitu memperhatikan. Pikirannya masih memikirkan Venus yang tadi bertemu dengannya.“Pak?” Gareth sedikit terkesiap dan menoleh pada asistennya.“Apa kamu ingin membelikan sesuatu untuk Nona Harristian?” Gareth menghela napasnya agak panjang.“Apa menurutmu dia akan menerimanya?” sindir Gareth menjawab.“Entahlah, mungkin kamu bisa mencobanya ...&
Baca selengkapnya

Bab 178. Menuai Asap

“Apa yang terjadi?” tanya Andrew lagi dengan nada rendah.“Ada orang yang tiba-tiba datang menculiknya dari depan kafe dan sampai kemari, Tuan Moultens dipukuli seperti ini!” ucap Duke melaporkan yang terjadi.“Ini kejahatan, kita bawa ke rumah sakit jadi aku bisa mengambil keterangan nantinya! Ayo!” Andrew pun membawa mantan kekasih Venus itu ke rumah sakit dan meminta dua polisi untuk datang mengambil keterangan dari Gareth. Sedangkan Andrew tidak bisa mengurus kasus tersebut karena ia punya pertemuan penting di Golden Dragon hari ini.Di tempat berbeda, Rei dan Dion keluar dari garasi pribadi Rei menuju Golden Dragon untuk sebuah pertemuan penting sekaligus untuk memperkenalkan Dion pada seluruh anggota persaudaraan.“Jadi kami membentuk satu klan yang bisa disebut seperti kelompoknya Daddy, The Seven Wolves. Cuma bedanya kami udah mengenal dari kecil. Jadi udah gak asing dan gak perlu perjanjian apa pun!&rdquo
Baca selengkapnya

Bab 179. Lingkaran Persaudaraan Baru

Rei mengajak Dion untuk berkenalan dengan anggota Golden Dragon dan persaudaraan yang lain seperti Jason, Divers, Arion, Devon dan Brema. Aldrich juga ikut datang. Sementara sang Alpha, sedang bicara dengan penasihatnya yaitu Shao Chen.Andrew Miller datang tak berapa lama kemudian dan langsung tersenyum lebar begitu melihat Dion, ia langsung menyengir lebar.“Lihat siapa yang datang, hahaha!” Dion pun tersenyum lebar lalu membuka kedua lengannya memeluk Andrew Miller.“Apa kabarmu?” sapa Andrew sembari melepaskan pelukannya.“Baik, bagaimana denganmu? Aku dengar dari Rei kamu naik pangkat ya?” Andrew langsung terkekeh mendengar hal itu. Matanya menangkap Aldrich yang baru tiba masih dengan jas formalnya seperti biasa. Si Profesor itu masih mengenakan penyangga lengan karena luka tembak seperti Jupiter.“Hei, Ald? Masih ingat musuh terberatmu mendapatkan Venus? Hahaha!” goda Andrew pada Aldrich yang m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
35
DMCA.com Protection Status