Semua Bab Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan: Bab 51 - Bab 60

126 Bab

Bermain ski bersama

Saat mereka tiba di Mountain Creek, Daniel memimpin Emily ke pusat penyewaan. Emily mengikuti dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, mengamati ruangan yang sibuk dengan pengunjung lain yang juga bersiap untuk hari di lereng.Daniel berbicara dengan staf penyewaan dengan suara yang tegas. "Kami membutuhkan sepasang sepatu ski dan peralatan lengkap untuk pemula," ucapnya.Setelah sepatu ski yang pas ditemukan, Emily menatapnya dengan ragu. "Bagaimana cara memakainya?" tanyanya.Daniel menoleh dengan ekspresi yang tak terbaca. "Duduklah, saya akan membantumu," katanya, suaranya dingin namun jelas.Emily menarik nafas dalam, merasakan kehangatan tangan Daniel saat menyentuh pergelangan kakinya. Dia membiarkan dirinya dipimpin oleh Daniel, yang dengan sabar mengajarkan cara memakai sepatu ski dan mengencangkan ikatannya."Seperti ini," kata Daniel, sambil menunjukkan bagaimana tali sepatu ski harus dikencangkan agar pas dan nyaman. "Jangan terlalu ketat."Emily mengangguk, memperhatikan set
Baca selengkapnya

Rasa Sakit Olivia

Olivia mengatur konferensi pers di kantor pusat perusahaan Walton."Terima kasih atas kehadiran kalian semua," ucap Olivia, memulai pidatonya dengan suara yang jelas dan tenang. "Saya di sini untuk mengklarifikasi sebuah kesalahpahaman yang telah menyebabkan banyak spekulasi."Olivia melanjutkan, "Saya ingin menegaskan bahwa tidak pernah ada hubungan asmara antara saya dan Pak Daniel. Kami memiliki hubungan profesional yang kuat, tetapi tidak pernah melampaui batas tersebut. Saya menyesali pernyataan keliru yang telah menghebohkan publik. Itu adalah kesalahan yang disampaikan oleh pihak tertentu."Dengan tatapan tajam ke kamera, Olivia menjelaskan dengan tegas, "Saya meminta maaf atas gangguan yang mungkin ditimbulkan oleh rumor ini. Saya juga meminta maaf kepada Pak Daniel atas segala kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh pernyataan dari pihak kami." ucapnya sambil menunduk hormat. Daniel menatap layar ponselnya di mana Olivia Walton baru saja
Baca selengkapnya

Masa Lalu Emily yang Terbongkar

Olivia melangkah cepat ke kamarnya, membanting pintu dengan kekuatan penuh frustrasi. Dia terduduk lemas di balik pintu, menangis, rasa sakitnya bukan hanya fisik di pipi yang memerah, tapi juga di hatinya yang terluka.Tujuh tahun yang lalu, kehidupan Olivia berubah drastis ketika Edward Walton, ayahnya, membawa pulang seorang wanita yang kini menjadi ibu tirinya, dan anak lelakinya dari pernikahan sebelumnya. Wanita itu, yang hanya menunjukkan wajah manisnya di hadapan Edward, berubah menjadi sosok yang dingin dan tak peduli ketika hanya berdua dengan Olivia. Kehadiran mereka telah menghapus setiap jejak 'damai' dari kamus kehidupan Olivia, menggantinya dengan konflik yang tak berkesudahan.Setiap hari, pertengkaran dengan Edward menjadi ritual yang tak terhindarkan. Namun, kali ini, Olivia bertekad untuk tidak menyerah pada air mata. Dengan tangan yang gemetar, dia menghapus jejak kesedihan dari wajahnya. Kesunyian kamarnya tiba-tiba pecah oleh deringan ponselnya. Nomor yang muncul
Baca selengkapnya

Pernikahan Kedua Jiwa yang Tertukar

"Di saat jiwa kita masih bertukar, menikah denganmu adalah keputusan yang tak terelakkan meskipun dengan status kita sebagai seorang pimpinan dan bawahan pasti akan sangat sulit," ujar Daniel, suaranya mengandung kepastian yang berat. Kabar pernikahan mereka yang hanya akan berlangsung selama setahun itu menekan hati Emily. Bukan pernikahan sementara di atas perjanjian seperti ini yang diinginkan olehnya, melainkan pernikahan yang bersifat selamanya atas dasar cinta. "Aku mengerti," bisik Emily, suaranya hampir tenggelam dalam desau nafas yang berat."Kalau begitu, istirahatlah. Selamat malam," kata Daniel, suaranya kini terdengar jauh dan hampa, seolah menggema dari kejauhan."Iya, selamat malam," jawab Emily, suaranya hampir tidak terdengar.***Malam berikutnya, di bawah-bawah langit yang tinggi dari convention center yang megah, perayaan ulang tahun W Company berlangsung dengan gemerlap. Wajah-wajah terkemuka dari dunia bisnis, pemimpin industri yang berpengaruh, berkumpul untuk
Baca selengkapnya

Detak Jantung di Ruang Teater

"Kamu akan tetap menempati kamar ini," ujar Daniel sambil menunjuk ke arah kamar pribadinya. "Aku akan menempati kamar lain," lanjut Daniel. "Baiklah," jawab Emily, sambil melangkah masuk ke dalam kamar Daniel yang sudah seperti kamarnya sendiri karena pertukaran jiwa ini. Setelah Daniel pergi, Emily berdiri sejenak, meresapi kenyataan bahwa dia kini adalah istri Daniel Winston, meskipun hanya berdasarkan perjanjian. Dia merasa lelah, bukan hanya karena hari yang panjang, tetapi juga karena beban pikiran yang kini dia pikul. Dengan langkah gontai, dia melepas sepatunya dan merebahkan diri di atas kasur. Kamar itu besar, terasa lebih luas karena sepi. "Selamat, Em. Sekarang kamu sudah menikah dan menjadi seorang istri," bisik Emily, matanya tertuju pada langit-langit dalam kamar itu. "Ah, iya. Bukan istri, tapi harusnya seorang suami, bukan? Mengingat aku berada dalam tubuh Daniel Winston. A
Baca selengkapnya

Konflik Batin Daniel

Saat jarak antara Emily dan Daniel semakin tidak ada, Emily perlahan menutup matanya, dengan keyakinan mempersiapkan dirinya untuk dicium oleh Daniel. Namun, ketika bibir mereka hampir bersentuhan, semua kenangan pahit masa lalu Daniel tentang kematian kedua orangtuanya tiba-tiba memenuhi pikirannya. "Mom! Dad! Jangan tinggalkan aku," teriak Daniel kecil, tangisannya memecah kesunyian malam saat tragedi itu terjadi."Supir truk yang menabrak orang tuamu melarikan diri," kata-kata itu terdengar lagi, mengingatkan Daniel pada keadilan yang belum terpenuhi."Supir truk yang kita cari ternyata memiliki seorang putri. Dia bekerja di perusahaan ini."Dengan setiap suara yang datang, dada Daniel semakin sesak, dan matanya yang memerah menunjukkan perjuangan batin yang ia alami. Tangannya mencengkeram sofa dengan kuat, mencari pegangan di tengah badai emosi. Dan dalam detik yang menentukan, Daniel memilih untuk mundur, membiarkan kenangan itu menguasai dirinya daripada melanjutkan ciuman yan
Baca selengkapnya

Hubungan yang Rumit

Mendengar pertanyaan Sean, Daniel memilih untuk tidak menjawab. Baginya, pertanyaan itu hanya trik murahan untuk mengujinya, sesuatu yang tidak layak mendapatkan perhatiannya. Namun, bagi Emily, hal itu menimbulkan rasa sakit yang tak terduga. Melihat Daniel mengabaikan pertanyaan Sean membuat hatinya bergetar, seolah ada benang tak terlihat yang menarik-narik perasaannya.Daniel bersiap untuk menghidupkan mesin mobil, namun tangan lembut Emily menahannya. "Bolehkah aku mengobatinya?" suaranya lembut namun penuh keberanian. Emily menanyakan itu hanya untuk mendengarkan jawaban penolakan dari Daniel.Daniel menoleh, matanya menangkap kilauan kepedulian di mata Emily. "Silahkan, jika itu yang kamu inginkan."Jawaban yang dilontarkan Daniel sangat berbeda dengan apa yang diharapkan oleh Emily. Dengan anggukan, akhirnya Emily bergegas keluar dari mobil dan melangkah ke kursi belakang, tempat Sean menunggu dengan tatapan penuh antisipasi."Mana obatnya
Baca selengkapnya

Jarak yang Tumbuh

Daniel melangkah ke dalam ruang kerjanya, jantungnya berdegup kencang, tangannya terkepal tak sadar hingga buku-buku jarinya memutih. Dengan gerakan yang terkendali namun penuh kekuatan, punggung tangannya membentur permukaan meja dengan keras. Nafasnya tersengal, bukan karena lelah, melainkan pertarungan batin yang tak kunjung usai. "Mengapa setiap kali berada di dekatnya, aku tidak bisa menahan diri?" gumamnya, suara penuh kebimbangan yang tersembunyi di balik nada yang tegas. Kematian orang tuanya, tragedi yang tak terpisahkan dari nama Emily, seharusnya menjadi perisai, menguatkan tekadnya untuk tetap berjarak. Namun, setiap tatapan, setiap senyuman yang tidak sengaja terlintas dari wajah wanita itu, seolah mengikis kekuatan yang dia bangun dengan susah payah. "Bukankah kamu berniat menggunakan Emily untuk memancing keluar supir truk yang telah menghancurkan segalanya?" Daniel bertanya pada bayangannya sendiri yang terpantul di jendela, suaranya dingin, tanpa getaran e
Baca selengkapnya

Tatapan Tajam dan Air Mata

Daniel mengalihkan pandangan dari tumpukan dokumen yang menumpuk di mejanya, menatap sosok Emily yang berdiri dengan keberanian yang tak tergoyahkan di hadapannya. "Lelucon? Apa maksudmu?" suaranya rendah namun tajam, membelah keheningan yang menegang seperti pisau. Emily, dengan nafas yang tercekat, menatap balik tatapan Daniel yang tajam, matanya tidak berkedip, mencari kebenaran. "Mengapa aku merasa bahwa kamu berusaha menghindariku?" suaranya bergetar.Daniel menanggapi dengan nada yang lebih dingin dari es, "Pergilah, Emily. Jangan menambah beban pikiranku."Namun, Emily tidak bergeming, seolah akarnya telah menancap dalam-dalam di lantai. "Apa yang membuatmu berubah sikap padaku? Apakah aku telah melakukan kesalahan yang membuatmu marah dan terganggu? Katakan padaku," kata-katanya mengalir, mencoba menembus dinding yang Daniel bangun."Pergi dari sini, Em," ujar Daniel sekali lagi, berusaha menahan gelora emosi yang mengamuk di dadanya. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu jelas
Baca selengkapnya

Dendam Mia

Mia mendekati Emily yang tenggelam dalam lamunan, sambil menikmati alkohol yang telah dituangnya ke dalam gelas kristal. Rasa pahit dan panas dari cairan itu terasa membakar kerongkongan, seolah-olah mencerminkan kekacauan di hatinya."Kamu di sini rupanya," ucap Mia, suaranya lembut. Emily terkejut, matanya melebar saat melihat Mia yang tiba-tiba muncul di sebelahnya. "Jangan ganggu aku," desisnya, suaranya serak oleh emosi yang terpendam.Tanpa diundang, dengan gerakan yang seolah penuh perhatian, Mia membantu Emily menuangkan alkohol itu ke dalam gelas kosong. "Kenapa? Apa kamu sedang ada masalah?" tanyanya, suaranya seolah peduli namun matanya berkilau dengan rasa ingin tahu. Emily merasakan sakit yang menusuk di dadanya, sebuah perasaan yang terbangun saat memikirkan kejadian yang baru saja terjadi tadi. "Tidak apa-apa. Pergilah, jangan ganggu aku," ujarnya, mencoba menyembunyikan getaran dalam suaranya."Ada masalah dengan Pak Daniel?" tanya Mia."Kita tidak cukup dekat untuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status