All Chapters of JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI: Chapter 41 - Chapter 50

127 Chapters

KENYATAAN YANG MENYAKITKAN

Jentra terdiam saat ia dan Rukma di bawa oleh Pangeran Balaputeradewa ke kaki Candrageni, namun di sisi sebelah barat yang berbatasan dengan kerajaan Pengging. Ia sama sekali tidak mengira jika Pangeran Balaputeradewa ternyata menemui seorang kepala penjarah kayu dari Pengging bernama Pahula (kijang). Di sana Pangeran Balaputeradewa memberikan sejumlah uang kepada Pahula dan dari caranya menyerahkan uang itu, Jentra tahu jika Pangeran Balaputeradewa sudah biasa melakukannya. "Kali ini, kau tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk menebang di wilayah Song. Kujamin pasukanku dan pasukan penjaga kerajaan tidak akan menghentikanmu. Kau boleh juga mengambil sisi timur wanua Kemadang karena jati-jati besar yang bagus untuk membuat perahu ada di hutan Kemadang."Kata Pangeran Balaputeradewa. "Tapi Gusti, bagaimana jika orang-orang dari pihak Walaing yang menghentikan kami? Beberapa dari mereka sangatlah sakti."Tanya Pahula "Kau takut Pahula? Tenang saja. Jika mereka menangkapmu dan teman-temanm
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

MATA SANG GAGAK

Rukma mengawasi semua hal yang diperintahkan kepadanya, termasuk membersihkan jalur yang memang telah disepakati oleh Pahula dan anak buahnya untuk mencuri kayu di tanah Walaing. Sebenarnya Rukma-pun sama seperti Jentra yang bertanya-tanya mengapa harus menggunakan para penjahat ini untuk menaklukan Walaing. "Ayolah Yu Ganika. Kau ini bagaimana? Ayah dan Kangmans Kumbhayoni kan sudah berpesan untuk tidak selalu mengambil air dari wanua Song." Kata Gaurika kepada kakak perempuannya. "Lalu mau kemana lagi? Kan memang tempat itu yang banyak airnya." Kata Ganika "Benar. Tapi maling-maling kayu itu juga sering menyergap orang di jalan menuju ke sana." Kata Gaurika "Kau takut?" Tanya Ganika "Bukan takut. Tapi kita sudah diperingatkan untuk tidak membuat kesalahan apapun untuk melindungi Sima kita. Berkelahi dengan para maling itu bukannya mencari masalah ya? Apalagi kita cuma berdua." Kata Gaurika "Sudah. Jangan berpikir macam-macam. Aku sudah tidak kuat dengan panasnya hari. Aku i
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

AIR DAN API

Ganika sungguh tidak lagi bersabar pada Rukma. Ia mulai bergerak dengan mengarahkan pukulan beruntun ke arah dada Rukma. Rukma mundur dengan kecepatan angin. Namun Gaurika juga mengejar dengan tendangan dari samping sehingga Rukma harus melompat memutar menghindari serangan Gaurika. Rukma harus mengakui bahwa putri-putri pewaris Walaing bukanlah gadis-gadis lemah yang bisa disepelekannya. Mereka cantik, cerdas dan sakti. Belum lagi mereka juga memiliki kemampuan pengendalian api yang luar biasa. "Latu Wrastha!" Teriak Gaurika. Seketika tangannya memegang busur dengan anak-anak panah berapi yang langsung menghujani Rukma. Semua anak panah menyala itu bila mengenai kulit, efeknya hampir sama dengan tapak geni. Sehingga Rukma harus melindungi dirinya ekstra. "Beteng Warih!" Teriaknya. Seketika tubuh Rukma tertutup dengan lingkaran air yang mengeras dan memadamkan api di ujung anak panah sekaligus mematahkannya. Gaurika terkejut dan segera menghempaskan selendangnya ke wajah Rukma. U
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

SEBUAH PRASANGKA

"Ke mana Rukma pergi?Apak dia tidak kembali malam ini?" Tanya Sriti. "Pangeran memberikan tugas khusus padanya untuk mengawasi Walaing." Jawab Jentra sekenanya. "Kau tampak sangat lelah, bagaimana kalau kubuatkan minuman hangat atau kau ingin makan sesuatu?" Sriti menawarkan semua itu dengan suara lembut. "Aku sudah makan. Berikan minuman hangat saja untukku." Kata Jentra sambil menjatuhkan diri di balai-balai. "Sudah empat hari aku di atas kuda. Badanku terasa sangat lelah. Aku ingin sekali tidur, namun mata ini susah terpejam. Sebenarnya aku tidak tega melepas Rukma menjalankan tugas ini. Ia masih terlalu muda." Lanjut Jentra "Ah tidak, juga. Dia sudah bisa suka dengan perempuan. Artinya ia bukan lagi anak remaja. Ia sudah delapan belas tahun. Sudah waktunya dia kawin." sahut Sriti. "Haahh kawin saja yang ada dipikiranmu. Jangan jadi perajurit Sandi, jadi saja istri pedagang atau bangsawan yang pasti akan menghujanimu dengan pakaian bagus dan perhiasan." Kata Jentra "Bagaima
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

RENCANA YANG HAMPIR GAGAL

Jentra cukup terkejut ketika melihat Wiku Sasodara sudah ada di ruang utama bersama Amasu dan Rukma. "Rukma? Kau ada di sini? Bukankah seharusnya kau bertugas di Walaing?"Tanya Jentra. "Aku yang menculiknya pulang sebelum jadi daging panggang di Walaing. Namun aku sudah meminta ijin dari Pangeran Balaputeradewa untuk urusan yang lain."Jawab Wiku Sasodara. "Urusan yang lain?" Jentra seperti tidak mengerti "Pernikahanmu dengan Candrakanti." Kata Wiku Sasodara Jentra seketika lemas. Tulangnya serasa dilepaskan semua. Sementara Candrakanti menangis. Amasu langsung mencium ketidakberesan diantara keduanya. "Wah nampaknya kalian terharu sekali ya mendengar berita ini. Sampai menangis segala." Kata Amasu menyindir. "Aku juga berharap ini berita membahagiakan, mengingat kalian begitu lama menjalin hubungan diam-diam. Namun aku sudah mengupayakan agar Pangeran Balaputeradewa dan Permaisuri Sri Kahulunan membolehkan persatuan ini. Kasihan Gyandra kalau harus memanggilmu paman setiap
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

PENDAKI-PENDAKI UDARATI

Enam orang ksatria nampak mulai memasuki wanua Abhipraya di sebelah Selatan. Mereka berpakaian seperti pengembara dan berniat mendaki gunung Udarati. Namun semenjak berita mustika di puncak Udarati tersebar banyak orang mencoba peruntungannya. Hal itu berdampak sangat baik bagi warga sekitar karena mereka dengan mudah dapat menjual hasil kebun dan benda-benda hasil kerajinan tangan mereka. Namun bagi kerajaan Kanjuruhan, kedatangan para pencari harta ini meresahkan baik secara keamanan maupun kependudukan. "Kau yakin bisa mencapai puncak kakang Acala?" Tanya Baning (Kura-kura di dalam bahasa Kawi) salah satu dari keenam ksatria itu. "Yah. Gunungnya nampak sangat tinggi dan ditumbuhi hutan yang sangat lebat." sambung Waprakeswara. "Aduh Keswara, arti namamu saja adalah hantu gunung. Masak melihat gunung setinggi itu saja hatimu sudah mulai menciut." Jawab Acala. "Bukannya menciut. Tapi kita tahu benar reputasi gunung ini begitu menakutkan. Sementara untuk menghindari patroli praju
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

PENGHUNI UDARATI

Caluwak menuruni ngarai terjal untuk mendapatkan air dari mata air di bawah tebing. Dengan kemampuannya sebagai pasukan sandi, hal itu bukanlah pekerjaan yang sulit. Ilmu Akasawakya miliknya mampu membuatnya bisa melompat seringan kapas. Begitu sampai di bawah Caluwak langsung menuju ceruk mata air yang memancar deras dari dalam tanah. Namun karena kabut begitu tebal, Caluwak hanya bisa mengandalkan pendengarannya. Ada kecipak air dari dekat tempat itu. Bisa jadi itu adalah binatang yang sedang minum. Caluwak mengisi tempat airnya dengan cepat supaya dapat kembali kepada teman-temannya. Namun tiba-tiba kakinya tersandung sesuatu. "Apa ini?" Bisik Caluwak di dalam hati. Caluwak berjongkok dan memeriksa. "Seperti tubuh manusia. Namun mengapa dingin sekali?"Gumamnya. Caluwak-pun menyalakan obornya dan betapa terkejutnya ia melihat mayat yang terbujur kaku dengan isi perut yang terburai. "Aaaiihhh, ternyata mayat." Katanya sambil menyorotkan obornya ke wajah orang itu. "Ini....ini
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

SRI KAHULUNAN

"Aku tidak mengerti dengan apa yang diinginkannya Wiku."Sri Kahulunan berkata sambil terisak-isak, karena kesedihan yang begitu dalam. "Pangeran Balaputeradewa masih sangat muda, Gusti Ayu. Jiwanya tentu masih bergolak karena haus akan pembuktian diri. Itu hal yang wajar." Kata Wiku Sasodara menghibur permaisuri Maahraja yang sebenarnya masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. "Wajar bagaimana jika semua perintah Maharaja ditentangnya. Bahkan di dalam parapatan agung saja, dia sudah berani buka suara semacam itu. Saya merasa tidak enak hati dan sungkan kepada Maharaja. Beliau tidak keras kepada dimas Balaputeradewa karena menjaga perasaan saya.'" Lanjut Sri Kahulunan menutup wajah cantiknya dengan sapu tangan sutera supaya air matanya tidak nampak mengalir deras. "Hhhhmmm!" Wiku Sasodara menghela nafas panjang. "Saya sudah berkali-kali menasehati beliau juga, begitu juga dengan wiku Wirathu. Tetapi hanya mengangguk dan berkata iya, di depan kami saja. Setelah itu semua perin
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

KEJAHATAN SANG PANGERAN

Pangeran Balaputradewa sangat murka, karena Jentra mengatakan segalanya di depan kakak perempuannya dan wiku Sasodara. ia merasa Jentra tidak setia kepadanya. Pangeran Balaputradewa merasa bahwa Jentra telah membongkar sebagian rencananya kepada kakak perempuannya dan wiku sasodara. saat mereka berdua keluar dari keputren Pangeran Balaputradewa langsung menghardik Jentra. “ Mengapa kau katakan semua itu di depan kakak perempuanku Jentra? Aku sudah bilang ini semua rahasia.” Kata Pangeran Balaputradewa dengan marah. “ Saya sebenarnya juga tidak ingin mengatakan apapun di depan permaisuri. Namun beliau yang memerintahkannya. Jadi saya tidak berdaya. Saya tidak tahu jika wiku sasodara juga ada di sana.” Jentra mencoba untuk membela dirinya. “Kalau begitu rencana untuk Walaing, harus segera dipercepat. aku takut rencana yang ini pun nantinya akan tercium oleh wiku sasodara dan kakak perempuanku.” Kata Pangeran Balaputeradewa. “Tapi atas kesalahan apa kita menyerang walaing?
last updateLast Updated : 2024-04-27
Read more

MAHARAJA RAKAI GARUNG

"Baginda sudah mendengar tentang beberapa Sanditaraparan yang kembali dari gunung Udarati?" Tanya Mpu Ghek Sang Pati. "Sudah. Namun Balaputeradewa menyembunyikan keberadaannya. Dia pikir aku bodoh. Tetapi aku merasa tidak enak hati jika harus mengambil tindakan terhadapnya karena aku sangat mencintai permaisuri." Kata Maharaja Rakai Garung. " Yah, Pangeran muda itu kelak akan jadi batu sandungan kita, Yang Mulia." Pangeran Aswangga menimpali. "Tidak juga selama kita bisa mengendalikannya." Kata Maharaja sambil menghirup minuman manis yang terbuat dari gula aren dan asam Jawa. "Apakah paduka punya rencana untuk Pangeran Balaputeradewa?"Tanya Pangeran Aswangga "Tidak secara langsung. Namun aku akan menggunakan orang-orang sekitarnya untuk mengendalikannya." Kata Maharaja begitu tenang. Tiba-tiba di tengah obrolan mereka, seorang abdi datang dan berbisik kepada Maharaja. Maharaja tersenyum sambil mengangguk. Mpu Ghek Sang Pati dan Pangeran Aswangga penasaran dengan yang dikatakan ab
last updateLast Updated : 2024-04-27
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status