“Pak Rusli,” desah Riana. Dia langsung setuju dengan Abang sangar bahwa dirinya telah dibuntuti. Memangnya mau apa asisten rumah tangganya di depan mini market dengan leher menjulur ke sana ke mari, kalau tidak sedang mencari tahu keberadaan dirinya?Riana tersenyum lega, setidaknya dia belum sampai ke rumah sakit. “Terima kasih ya, Bang,” kata Riana kepada si Abang yang ternyata tukang parkir di situ. “Sebaiknya Ibu hati-hati, keluarnya nanti aja setelah orang itu pergi,” kata pramuniaga. “Semoga Bang Herman bisa mengusirnya.”Mata mereka berdua menyaksikan Bang Sangar, eh namanya Bang Herman, mendekati Pak Rusli. Entah apa yang mereka bicarakan, terlihat Pak Rusli mengeluarkan sebungkus rokok. Tangan Bang Herman mengulur santai menerima, dan cus … rokok menyala di sela bibir lelaki bertato itu.“Menurut saya, Ibu telpon suami atau saudara Ibu saja, supaya mereka jemput di sini,” ucap pramuniaga lagi. “Oh, iya.” Riana berbinar, bagi telinganya ide itu sungguh cemerlang. Dia mengel
Last Updated : 2024-03-19 Read more