Home / Romansa / Warning: Bos Galak! / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Warning: Bos Galak!: Chapter 41 - Chapter 50

65 Chapters

40. Susah Romantis

Kita nggak akan pernah pacaran.Kata-kata itu terus berputar di kepala Nesta. Pagi, siang, malam. Bikin sarapan tidak enak, makan siang tidak kenyang, tidur tidak nyenyak. Mana, tidak ada kejelasan maksud dari ucapan Viano.Iya kalau misalnya tidak pacaran tapi tetapi langsung OTW ke KUA, boleh juga. Kalau cuma digantung-gantung kayak jemuran basah ... tragis amat."Ngelamun aja." Kevin menaruh sesuatu di atas meja kasir.Nesta tersadar dan melihat ada yang menggoda di depan matanya."Apaan, nih?""Mie!" Ya sebenarnya sudah tidak dijelaskan juga, sudah tahu itu apa.Kevin sudah menempelkan bokong di kursi. Terus dia ajak Nesta untuk duduk juga."Sini makan sama-sama, Nes.""Beneran?" Nesta langsung ngibrit ditawari makan.Sudah duduk di depan Kevin."Ini nggak apa, Vin, aku makan?" Masih ragu-ragu mau langsung santap."Toko lagi nggak terlalu rame juga. Nanti kalau ada yang beli tinggal layani."Nesta mengembangkan senyuman. Senangnya, bisa kerja sama bos yang baik hati model Kevin gi
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

41. Menunggu

Nesta masih menunggu, nih. Viano belum juga muncul batang hidungnya. Hari sudah semakin sore, pula.Gelisah. Si mantan bos beneran mau datang atau cuma mau iseng sama Nesta?Yah, siapa tahu saja, mentang-mentang dia tahu kalau Nesta telanjur jatuh cinta dengannya, malah dikerjai.Eits! Jangan buruk sangka dulu.Kemarin-kemarin Nesta banyak buruk sangka, nyatanya Viano malah malaikat banget hatinya.Sabar, Nesta. Si Bospret pasti bakalan datang.***"Vi, tunggu!" Lusi mengejar."Tunggu!" Dia menahan tangan Viano yang hampir membuka pintu mobil."Ada apa lagi, Lus?""Aku ikut dengan kamu."Viano menghela napas kasar. Harusnya, bahasa tubuh Viano sudah cukup jelas buat Lusi kalau dia tidak mau ditumpangi."Mama kamu banyak pikiran karena kelakuan kamu yang membangkang. Dengan kamu datang sama aku, setidaknya itu bisa membuat dia tenang."Terdengar menyebalkan ucapan Lusi, tetapi ada betulnya juga."Jangan keras kepala terus-terusan, Vi!"Nesta, bagaimana dia?Jangan-jangan masih menunggu
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

42. Teganya

Mencelos rasanya hati Kevin ketika melihat Nesta sudah sembab matanya dengan pipi yang basah karena menangis."Kevin?" Nesta cukup terkejut melihat kedatangannya."Belum balik juga?" Kevin akhirnya memilih masuk, berteduh di bawah tempat yang sama bersama dengan Nesta."Belum."Ada satu bangku kosong lagi di depannya, Kevin duduk di sana."Bukannya pulang aja kalau Viano nggak datang.""Siapa juga yang yang nungguin dia, aku kejebak hujan." Nesta berkilah.Yah, mau ditutupi bagaimanapun juga, Kevin sudah tahu semuanya. Kelihatan dari aura Nesta yang bisa berubah drastis waktu Kevin menyebut nama Viano.Perbandingannya jauh antara tadi siang dengan sore ini.Sebelumnya dia kelihatan semringah, tetapi sekarang sudah hampir mirip dengan langit yang sedang turun hujan."Kamu ngapain kesini lagi?""Biasa, mau cek barang." Kevin memperhatikan sebentar Nesta yang tampak kedinginan."Untung aku bawa jaket cadangan. Bisa kamu pakai, lumayan biar enggak kedinginan."Jaket yang tadi masih menyan
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

43. Dramatis

Apa yang lebih tipis dari pembalut ultra slim?Harga diri Nesta!Memang sialan si Bospret. Setelah Nesta mengatakan suka padanya, dia bikin baper, habis itu dihempaskan begitu saja.Nesta tidak terima.Nesta marahNesta menangis, membayangkan betapa kejamnya Viano pada dirinya.Apes banget hidup. Naksir orang dari kalangan atas, memang bakalan gampang jadi objek untuk diinjak-injak.Ya sudah, Nesta melupakan semua kesedihan malam ini. Kalau memang jodoh tidak akan ke mana. Kalau tidak jodoh jasa pelet tersedia di mana-mana.Astagfirullah, dosa!..Kusut amat tuh muka!""Ha?" Nesta masih kayak orang bego waktu Kevin ajak ngobrol."Sebelum berangkat kerja kamu mandi nggak, sih?" canda Kevin kemarin merapikan barang.Nesta malah diam."Aku bercanda, Nes.""Iya, Vin." Nesta mengukir senyum. "Aku cuma kepikiran masalah lain."Kevin mendekati Nesta dan berdiri tepat di depannya."Masalah kamu sama Pak Viano?"Nesta bergeming."Lupain aja deh, daripada jadi beban.""Bukan, aku lagi mikirin
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

44. Namanya Nesta

Nesta baru saja transfer uang ke rekening Ivan. Lumayan, walau sedikit yang penting bisa kurangi jumlah. Dipotong, upah Viano bisa cepat lunas.Kalau lunas, Mesta masih punya alasan untuk komunikasi sama Viano?Seharian melamun soal Viano sampai tidak terasa, tahu-tahu sudah sore.Sebetulnya, kerja sambil melamun itu ada dua kemungkinan;Pertama, bisa killing the time. Jadi, kerja seharian tidak terasa,Kedua, bisa tidak beres kerjanya. Namanya juga, melamun.Beneran deh, Nesta kangen sama Viano. Mau bertemu dia, melihat muka songongnya yang manis itu."Saya kangen sama Bapak." Nesta melihat foto profil Viano di whats app.Sedih. Pas lagi sayang-sayangnya, malah disuruh jauhi. Kejam.Oi, hati! Nesta menepuk dadanya sendiri. Kenapa, sih harus jatuh cinta sama orang kaya? Sakit sendiri, 'kan!Coba kalau Nesta naksir tukang mie ayam, tidak mungkin hatinya sesakit ini. Minimal, selain cintanya diterima dia bisa gratis makan mie ayam.Atau, tukang somay belakang kosan. Dia juga jomlo, masi
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

45. Kalian Kenapa?

"Kalian kalau mau buat Mama pusing, baiknya jangan datang ke sini." Garseta memijit pelipis. Dia menggeram, lantaran anak dan calon menantunya harus berdebat di depannya.Sempat memelotot pada Lusi, Viano kemudian mendelati mamanya."Istirahat, jangan banyak pikiran.""Gimana Mama nggak banyak pikiran, kalau kamu terus-terusan bangkang ucapan Mama."Raja yang ada di sebelah Garseta berpindah tempat ke belakang Viano. Dia genggam baju papanya cukup erat."Viano sudah turuti mau Mama, jangan bersikap begini."Garseta yang sudah berbaring, kini bunag muka dari Viano. "Bilang kalau kamu nggak niat, Vi."Lusi yang ada di sana, ingin tersenyum puas.Rasakan! Suruh siapa sibuk membela Nesta.Sementara Viano cukup berusaha menguatkan hati menghadapi kelakuan mamanya dan Lusi."Lusi minta maaf, Tante." Gadis itu mendekat dan memasang wajah sok lugu. Pandainya dia mencari perhatian."Bukan salah kamu.""Lusi cuma kecewa kalau Viano malah lebih dekat dengan orang lain yang jelas nggak sepadan."
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

46. Viano Sudah Tua

Lusi melihat mobil Viano keluar dari area parkir. Hari ini, tidak ada jadwal makan siang atau rapat di luar. Mau ke mana jadinya?Kebetulan, saat mau menggandakan berkas, Ivan baru mau masuk ke ruangannya."Ivan!" Matikan mesin fotocopy, Lusi menghampirinya."Pak Viano keluar ke mana dia?"Ivan mengangkat pundak. "Saya nggak tau.""Dia nggak bilang sama kamu?""Lah, yang sekretaris Pak Viano, 'kan, kamu?" Tunjuk Ivan pada Lusi."Hiih, nggak penting!"Ivan berjengit. Dikasih tahu malah marah-marah.Lusi kayaknya kena karma dari marah-marahnya. Kaki dia keserimpet sendiri, sampai nyaris jatuh.Untung ada Ivan super hero KW yang sigap menolong.Lusi pikir dia bakal terjungkal, nyatanya Ivan malah menangkap tubuhnya.Berkas-berkas yang dipegang Lusi bertaburan di lantai, sementara tubuhnya masih dipegang Ivan."Hati-hati," ujar Ivan yang membuat Lusi buru-buru mengakkan tubuhnya.Sibuk rapikan penampilan dulu, lupa sama berkas yang berantakan."Aduh, jangan sampai kamu ulangi perbuatan gi
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

47. Baper

Agaknya gara-gara dibilang tua, Viano marah. Beres bantu memasukkan barang, dia pergi begitu saja tanpa permisi, kemudian masuk ke dalam mobil.Setelah memperhatikan Viano sampai hilang dari pandangannya, kini Nesta beralih menatap Kevin. Dia meminta izin pada bosnya tersebut untuk menemui Viano.Sebetulnya Kevin kurang suka. Yah, daripada dibilang sombong, terpaksa izinkan."Bentar, ya, Vin!""Mmh." Kevin memilih untuk menunggu di dalam toko.Hampir saja Viano pergi tanpa bawa hasil, tiba-tiba Nesta datang mengetuk kaca mobilnya.Tekan tombol, secara otomatis kaca jendela turun ke bawah. Begitu saling beradu pandang, dengan penuh percaya diri Nesta tersenyum lebar sambil melambaikan tangan."Ngapain kamu senyum-senyum gitu. Dikira cantik?" Bukan dapat pujian malah hinaan.Tidak apa, Nesta kuat. Dia sudah biasa kalau dihina Viano, jantungnya sudah cukup kuat, kok."Bapak ngapain ke sini?" Masih menunggu jawaban, Viano malah buang muka.Nesta masih membungkuk. Dia memiliki keyakinan kal
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

48. Sebuah Pesta

"Seneng amat." Kevin berkomentar soal Nesta yang kelihatan kegirangan setelah bertemu Viano."Gimana nggak seneng," katanya sambil berjalan menuju meja kasir. Menyimpan lebih dulu di laci bawah meja map coklat yang tadi dia terima."Aku baru bebas dari bencana kelaparan, Vin.""Emang, itu apa?" Mata Kevin menyorot pada laci bawah meja, tempat di mana Nesta menyimpan yang dia pegang tadi."Ijazah yang ditahan di perusahaan Pak Viano." Nesta berjoget kegirangan."Berarti udah aman, dong, dari utang perusahaan?"Nesta mengangguk dengan senyum semringah."Selamat, ya, kalau gitu. Aku ikut senang.""Makasih, Vin."Nesta benar-benar harus bersyukur atas apa yang dia dapat hari ini. Hampir saja dia mau minta jatah mie menjelang kadaluarsa ke Kevin. Harganya bisa diskon 30%. Lumayan, 'kan, buat stock satu bulan ke depan."Berarti, habis ini kamu bisa cari kerja di tempat lain yang gajinya lebih besar, Nes.""Kayaknya aku nggak bakal cari kerja di tempat lain, deh. Soalnya udah nyaman banget k
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

49. Jebakan

Dua wanita sibuk mempersiapkan diri untuk datang ke pesta.Lusi hari ini pergi ke salon. Merawat diri sebaik mungkin--massage, lulur, totok wajah dan berbagai perawatan lain.Nanti malam, 'kan, acara ulang tahun mamanya Viano. Dia harus jadi yang paling memukau.Belum lagi, soal rencana yang sudah disusun. Hmh, harus totalitas dalam penampilan. Maunya, dia tampil paling cantik tidak ada yang bisa menyaingi. Terlebih si Nesta. Biar terbuka mata Viano dan sadar siapa yang lebih layak untuk berdampingan dengannya.Sebuah gaun baru keluaran brand ternama juga sudah disiapkan. Ditambah kiriman parfum dari Paris, Lusi pikir dia yang akan paling sempurna nanti malam.Lain ceritanya dengan Nesta. Dia bukan pusing soal penampilan, melainkan masih bingung soal orang kaya, kalau ulang tahun biasanya dikasih hadiah apa.Pertanyaanya, membuat Kevin geleng-geleng.Sebetulnya, wajar kalau Nesta tanya begitu. Dia memikirkan mau kasih hadiah apa yang pantas buat mamanya Viano. Secara mereka orang kaya
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status