Malam itu, Venina tidak bisa tidur karena terus memikirkan keseriusan perkataan Erlangga padanya. Bahkan, makanan yang dia pesan pun sampai dingin karena tiba-tiba selera makannya hilang begitu saja.Saat dia baru saja mencoba memejamkan matanya, terdengar suara alarm kebakaran yang berbunyi nyaring. Venina tersentak dan tanpa pikir panjang dia segera bangkit, mengambil kacamata, ponsel dan tasnya dengan gerakan refleks, lalu bergerak cepat keluar dari kamarnya.Di koridor, suasana menjadi hiruk-pikuk. Orang-orang bergerak dengan tergesa-gesa, berusaha menyelamatkan diri dari bahaya yang mengancam.“Ayo cepat turun, Mbak. Ada kebakaran di lantai bawah,” seru seorang tamu yang lewat, menambah ketegangan di dalam diri Venina. Tanpa banyak bicara, Venina hanya mengangguk cepat, hatinya berdegup kencang dala
Read more