All Chapters of Cinta yang Tertukar: Chapter 161 - Chapter 170

590 Chapters

Bab 0161

"Buka pintunya." Felix berhenti di depan pintu mobil dan berkata dengan suara yang dalam.Suara rendah itu membuat orang yang mendengar merasa aman dan nyaman."Oh." Siska buru-buru melangkah maju untuk membuka pintu. Saat ini, keselamatan Yara adalah yang terpenting.Setelah masuk ke dalam mobil, dia mengucapkan terima kasih sepanjang jalan dan bertanya-tanya, "Pak Felix, kamu ... tahu keluarga Lastana? Kenapa aku belum pernah dengar Rara membicarakan tentangmu?""Aku kakak Yudha." Felix mengemudikan mobilnya dengan cepat dan mantap.Siska agak kaget dan langsung terpikir sesuatu. Dia langsung mengingatkan, "Lalu, um ... Kak, aku boleh minta sesuatu?""Jangan beri tahu Yudha apa yang terjadi hari ini. Entah Rara hamil atau nggak, jangan beri tahu Yudha."Oke." Felix tidak berkata apa-apa lagi. Alisnya sedikit berkerut, entah apa yang dia pikirkan.Saat mereka sampai di rumah sakit, petugas di UGD sudah menunggu di pintu gerbang dan langsung mendorong Yara masuk.Felix dan Siska menung
Read more

Bab 0162

Bukankah ini mimpi?Yara menoleh dan menatap Siska. "Kamu tadi bilang apa?""Apa?" Siska mengulangi kata-katanya barusan. "Aku bilang, kamu pingsan waktu keluar rumah pagi tadi, sekarang kamu di rumah sakit.""Bukan itu." Yara terlihat sedikit gugup. "Kamu tadi bilang ... siapa yang hamil?""Kamu!" Siska menatapnya. Jelas, Yara sendiri tidak tahu tentang hal ini. "Sudah lebih dari dua bulan, kembar.""Nggak mungkin!" Yara sama sekali tidak percaya, "Nggak mungkin sama sekali!""Beneran!" Siska menoleh ke belakang, tetapi Felix sudah tidak di sana. "Aneh, Kak Felix ke mana? Dia bisa menjamin kata-kataku."Dia terus bertanya pada Yara, "Rara, kamu lapar? Mau makan apa? Kata dokter kamu kurang makan, jadi perkembangan bayinya sangat buruk. Kamu harus makan lebih banyak mulai sekarang. Mau makan apa? Apa saja aku belikan."Yara tidak menjawab. Dia menatap langit-langit dengan tatapan kosong, entah sedang memikirkan apa.Saat itu, terdengar suara di depan pintu. Siska melihat Felix sudah ke
Read more

Bab 0163

Felix tidak menggubris perkataan Siska.Dia terus menatap Yara dan berkata dengan serius, "Anak-anak di perutmu adalah keturunan keluarga Lastana. Sebagai anggota keluarga Lastana, aku nggak akan membiarkan mereka berkeliaran di luar."Yara tidak berkata apa-apa. Dia masih merasa semuanya hanya mimpi.Dia benar-benar hamil?Yara menyentuh perutnya dengan lembut. Jika memang dua kehidupan baru di sana, dia juga tidak ingin mereka datang ke dunia ini tanpa seorang ayah.Namun, Yudha ...Yara merasa sakit hati. "Kak, sejak awal sampai akhir, aku nggak bisa bersuara sedikit pun soal perceraian kami.""Jangan khawatir," kata Felix tegas. "Biar aku yang mengurus Yudha dan keluarga Lastana."Yara memandang Felix dan teringat perkataan Kakek Susilo. Dia pernah mengatakan bahwa sifat Felix tiba-tiba berubah drastis ketika dia masih kecil. Dia lalu menolak menjadi penerus pemimpin keluarga Lastana dan segera pergi ke luar negeri.Saat mendengarkan penuturan Kakek waktu itu, yang muncul di benak
Read more

Bab 0164

"Mereka nggak akan bercerai," tegas Felix.Kakek Susilo merasa tergelitik. Sebenarnya, kedua cucunya sangat mirip, sama-sama keras kepala dengan apa yang mereka yakini.Dia melanjutkan dengan wajah datar, "Bukan kamu yang memegang keputusan akhir. Kamu harus ke luar negeri lagi 'kan?""Untuk sekarang belum harus ke sana lagi." Felix membantu menyelimuti kakeknya. "Aku sudah melamar di organisasi dan bisa tetap di dalam negeri hampir satu tahun ke depan."Mata Kakek Susilo seketika berbinar. "Kalau begitu, sadarkan adikmu!"Dia merasa masih ada harapan.Keesokan paginya, Felix berbicara dengan Agnes sendirian."Nggak, aku nggak setuju." Agnes berkata tegas, "Kamu nggak tahu ceritanya Yara bisa bergabung dengan keluarga Lastana. Dia membius Yudha di pesta ulang tahun Melly, membuat sensasi di seluruh kota. Aku sampai nggak berani keluar ketemu orang."Tampak jelas bahwa Felix tetap tidak berubah pikiran dan melanjutkan, "Dia hamil.""Apa?" Mata Agnes membelalak. "Beneran? Kenapa nggak da
Read more

Bab 0165

Siska mendengar Yudha mengumpat di dekatnya.Dia menggelengkan kepalanya tak berdaya. Dia tidak ingin membuat Yara merasa malu, jadi dia keluar untuk mengambil air."Aku kemarin sakit." Yara menyaksikan Siska pergi keluar dan menjawab dengan lembut, "Maafkan aku."Tubuhnya belum pulih dan suaranya saat ini terdengar sangat lemah."Sakit apa?" Api kemarahan Yudha tampaknya sedikit padam."Nggak terlalu serius." Yara tanpa sadar meletakkan tangan di perutnya lagi. "Kita buat janji lagi kalau aku sudah pulih.""Kamu ingin menipuku lagi?""Sumpah nggak." Yara ingin menjelaskan beberapa patah kata, tetapi dia lalu melihat Felix masuk. Pria itu mengulurkan tangannya dan mengambil ponsel Yara dari tangannya.Dia lanjut bicara di telepon sambil berjalan ke luar. "Dia memang sakit, aku bisa menjamin."Mendengar suara ini, Yudha tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Ini benar Kak Felix?Felix melanjutkan, "Aku di rumah sakit sekarang. Kamu mau melihat sendiri ke sini?""Kak Felix?" panggil Yudha
Read more

Bab 0166

"Kamu sudah di sini?"Yudha mengerutkan keningnya. Dia tidak terbiasa melihat Yara yang begitu sakit dan lemah."Kamu ngapain lagi?"Yara tersenyum meminta maaf. "Gastroenteritis akut, mungkin karena salah pilih makanan."Yudha masih terlihat merendahkan. "Kamu sudah kerja lagi 'kan? Nggak bisa beli makan yang layak?""Iya, iya." Yara menjulurkan lidahnya."Jangan sok imut! Memangnya kamu masih anak-anak?" tegur Yudha dingin.Yara benar-benar sedang bahagia sekarang. Mendengar Yudha menyebut kata anak, senyumnya semakin lebar. "Anak-anak itu lucu 'kan?""Nggak, menjengkelkan!" Nada suara Yudha semakin tidak suka."Kamu pasti berubah pikiran kalau sudah menghadapi anakmu sendiri." Suara Yara sedikit lebih rendah, dan pandangan matanya penuh harap."Aku nggak akan punya anak sendiri," kata Yudha acuh tak acuh.Yara mengedipkan mata dengan sedikit rasa sedih dan berkata kepada anak-anak di dalam hatinya, "Sayang, kalian jangan sedih. Ayah belum tahu kalian ada. Kita beri dia kejutan nanti
Read more

Bab 0167

"Bukan, bukan begitu ...." Yara terus menggelengkan kepalanya, tidak mampu menahan air mata."Jangan menangis, jangan menangis!" Dia berusaha tidak mendengarkan perkataan Yudha dan tetap menyemangati dirinya."Yudha, diam!" Felix kembali entah sejak kapan. Dia menatap Yudha mata berapi-api. "Ke sini."Yudha akhirnya berkata pada Yara, "Dengarkan aku baik-baik. Kita harus bercerai, nggak ada negosiasi lagi!""Yudha!" teriak Felix lagi, terlihat sangat marah.Yara menunduk, menggigit bibir, menghibur anak-anaknya di dalam hati, "Sayang, Ayah cuma marah, dia sebenarnya sayang pada kalian."Namun, saat ini, tidak peduli dengan cara apa dia menghibur diri, air matanya mengalir tak terbendung.Tak lama kemudian, Siska juga masuk. "Rara, kamu nggak apa-apa?"Yara terisak, menahan air matanya dan tersenyum pada Siska, "Aku nggak apa-apa.""Ini semua salah Felix!" Siska sudah tahu betul sifat bajingan Yudha, tetapi Felix? Apa haknya melarang Rara bercerai?Dia memeluk Yara dengan lembut. "Rara,
Read more

Bab 0168

"Benarkah?" Yara tidak begitu percaya."Ya." Felix mengangguk, mengeluarkan ponselnya dan bertanya pada Yara, "Kamu mau telepon Kakek?""Boleh?" Yara sangat gembira.Felix segera memanggil nomornya. "Kakek, ini Felix, aku sedang bersama Rara. Kalian ngobrol sebentar, ponselnya aku berikan ke Rara."Yara dengan senang hati menerima ponsel itu dan mengobrol dengan Kakek Susilo.Siska melirik Felix dan sudah yakin bahwa permintaan maaf Yudha tadi palsu.Namun, dia tak ambil pusing, asalkan bisa membuat Rara bahagia.Beberapa hari berikutnya, Yudha tidak muncul lagi dan tidak menghubungi Yara, tetapi Felix datang hampir setiap hari.Dia selalu membawakan segala macam makanan enak dan terkadang beberapa mainan yang disukai anak-anak.Suasana hati Yara sangat positif. Apalagi, dia juga bisa mengobrol dengan Kakek Susilo setiap hari.Dia hanya merasa agak aneh. Setiap kali dia menelepon Kakek, bukankah Agnes juga di sana? Kenapa dia membiarkan?Seminggu kemudian, Yara bisa pulang dari rumah s
Read more

Bab 0169

Pada pukul empat sore, Felix datang tepat waktu dan membawa Yara kembali ke rumah keluarga Lastana.Begitu memasuki pintu, Yara melihat Agnes dan Melanie di ruang tamu. Dia mengangguk dengan canggung, tetapi tidak bisa memanggil "Bu" kepada Agnes.Yang membuatnya terkejut, Agnes tidak langsung mengusirnya.Dia tahu ini pasti pekerjaan Felix, jadi dia tersenyum penuh terima kasih padanya."Ayo kita ke atas menemui Kakek dulu. Yudha dan yang lainnya juga di atas." Felix langsung membawa Yara ke atas.Melihat Agnes tidak melakukan apa-apa bahkan setelah mereka lewat, Melanie pun bertanya-tanya dengan suara dipelankan, "Kenapa Rara ada di sini?""Kata Felix, dia nggak setuju Yudha bercerai." Agnes mendesah pelan.Bahkan dia sedikit bimbang sekarang. Yudha sangat tegas soal tidak ingin memiliki anak. Jika Yara benar-benar diceraikan, akankah Yara menggugurkan kandungannya?Memikirkan hal ini, dia bertanya lagi pada Melanie, "Melly, apa kamu ... berhubungan intim dengan Yudha sekarang?"Waja
Read more

Bab 0170

Menunggu sampai semua orang pergi, dia merendahkan suaranya dan bertanya, "Apa sebenarnya maksudmu?""Maksudku apa?" Tanto terlihat tidak sabar."Kamu nggak pernah menghubungi Siska akhir-akhir ini. Apa maksudmu?" Yara semakin marah pada Tanto."Bukankah ini yang kalian inginkan?" Tanto mencibir, "Kenapa? Menyesal?"Yara menggertakkan giginya. "Kalau begitu, ambil kontraknya dan hancurkan di depan kita.""Untuk apa?" Tanto menepis tangan Yara dan pergi turun terlebih dahulu.Yara mengikuti dengan langkah marah. Ketika meninggalkan ruangan, dia melihat Liana menunggu di lantai pertama, menatapnya dengan mata dingin.Setelah Tanto turun, mereka pergi bersama.Yara semakin merasa suram. Dia ingin menghilangkan pikiran itu dari benaknya, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.Saat makan malam, suasana cukup harmonis.Yudha duduk bersama Melanie, Tanto duduk bersama Liana, dan Yara duduk bersama Felix.Sepanjang waktu, mata Yara sering menyasar ke arah Tanto dan Liana.Ini harusnya kesempat
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
59
DMCA.com Protection Status