Aku duduk di ruang keluarga, menemani anak-anak yang sedang menggambar. Nela menggambar rumah, sedang Neli menggambar sebuah keluarga. Ada empat orang yang di gambar oleh Neli. “Neli, gambar apa?” Aku mendekati Neli dan menatap gambar yang sedang dibuatnya.“Neli, gambar Bunda, Ayah, Nela, dan Neli,” terangnya.“Kenapa gambar Ayah, berbeda sendiri?” tanyaku saat melihat tiga gambar orang yang tangannya saling bertautan, sedang salah satu gambar orang sedikit berjauhan.“Karena Ayah jahat, sudah pergi ninggalin kita!” sebegitu terlukanya mereka, dengan perpisahan kami. Aku bergegas memeluk Neli.“Ayah tidak jahat, Nak. Dia tidak meninggalkan Nela dan Neli. Buktinya, ayah sering datang mengunjungi kalian, tapi kalian yang tidak mau sama Ayah.” Aku mencoba menjelaskan pada mereka. “Kalau Ayah jahat, tidak mungkin Ayah mau ke sini buat mengunjungi kalian. Ayah itu sayang, sama Nela dan Neli.”“Iyakah, Bunda. Kalau Ayah sayang, kenapa tidak tinggal di sini
Read more