All Chapters of Pesan WA Paman Membawaku Menjadi Wanita Sukses: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Menyamar

"Om, Ayu sudah memeriksa anggaran perusahaan yang bocor. Ternyata semua bermuara ke bagian personalia dan pemasaran," kataku saat mendatangi kantor Om Seno. Sengaja Om Seno satu hari ini berada di perusahaan untuk melihat hasil kerjaku dan juga mengawasi bagian lain. Om Seno juga berencana ingin merombak ulang pegawai tiap bagian. "Oh, jadi akar masalahnya di situ. Kenapa para direktur nggak ada yang melapor?" ucap Om Seno geram. "Ayu akan selidiki dulu Om, menurut Olivia manajer personalia dan pemasaran itu kabarnya anak buah Tante Fitri. Jadi, mungkin selain mereka ada pihak lain yang terlibat," balasku menerangkan. Om Seno mengangguk dan bergumam, "Pantas saja si Fitri punya banyak uang untuk memberi lelaki preman itu." "Apa Om sudah menyelidiki lelaki itu?" tanyaku. "Belum, kita urus dulu masalah perusahaan sebelum lebih parah." Sesaat kami berdua terdiam, tiba-tiba aku menemukan ide. "Om, Ayu ada ide! Bagaimana kalo Ayu ___" Aku berbisik di telinga Om Seno agar tidak seora
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Mengumpulkan bukti

Om Seno masuk ke kantor saat aku sedang mengecek data pemasaran. Aku coba untuk bertanya mengenai target pasar apa yang di kerjakan perusahaan. "Om, mengenai soal ini kerjasama dengan perusahaan atau pasar mana saja yang sedang berjalan?" tanyaku sambil menyerahkan data ke tangan Om Seno. Om Seno segera mengecek sebentar. Awalnya mengangguk kemudian mengerutkan dahi. "Data ini pasti salah! Ini sudah melebihi dari perkiraan," ucap Om Seno. "Ayu pikir pun begitu, Om. Karena nggak mungkin semua ini lewat tanpa sepengetahuan Om. Ayu sudah memeriksa kalo beberapa pasar itu hasil labanya bukan ke perusahaan tapi ke rekening seseorang. Ayu akan mendatangi pasar yang aneh itu, meminta informasi dari bosnya," jelasku menerangkan. Pantas perusahaan rugi begitu banyak, ada seseorang yang jahil menggunakan barang atau produk perusahaan Om Seno untuk mengeruk kekayaan sendiri. Mengatasnamakan produk dari grup Atmajaya tapi hasil laba masuk ke rekeningnya sendiri. Ini tak bisa dibiarkan karena
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Tangkap pelaku dan Ayu jadi bos Atmajaya

Hari ini mulailah dijalankan rencana. Sejak kedatangan Om Seno ke rumah malam itu, kami menyusun sebuah rencana untuk menangkap semua dalang kejahatan di perusahaan. Om Seno mengatakan agar saat menangkap tersangka, Tante Fitri jangan sampai ditangkap dulu. Nanti ada bagian sendiri buatnya, karena Om Seno masih ingin mengungkap siapa lelaki preman yang sudah diberinya uang itu. Yang paling penting perusahaan bisa distabilkan dan dibenahi dulu. Aku berangkat ke kantor seperti biasa, Om Seno yang menjemput. Setibanya di perusahaan sudah banyak para staf dan karyawan yang berdatangan. Pukul sembilan pagi, Om Seno kembali mengadakan rapat. Setelah semua orang berkumpul dan duduk tenang, Om Seno pun mulai buka suara. "Pasti kalian semua bertanya-tanya ada apa dengan rapat yang tidak biasa ini. Saya cuma ingin memberitahu bahwa perusahaan ini sudah rutin mengadakan acara dan pesta penghargaan pada staf dan karyawan yang berprestasi setiap tahun. Jadi, esok hari perusahaan akan mengadaka
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Menghancurkan mimpi Marissa

Sudah beberapa hari sejak diriku menggantikan posisi Om Seno, sejak itu pula kesibukanku menjadi direksi. Aku mencoba untuk berbaur dan mengenal semua staf dan karyawan. Sejauh ini mereka menghormati diriku selaku Bos grup Atmajaya. Om Seno masih malang melintang di perusahaan untuk membantuku sampai aku bisa mandiri. Bahkan aku masih mempersilahkan Om Seno duduk di kursi kebesarannya dan aku duduk di hadapannya. Awalnya Om Seno menolak tapi aku minta hanya sampai aku bisa berdikari. Seperti hari ini, aku dan Om Seno asyik mempelajari tentang kerjasama dengan perusahaan lain. Tiba-tiba aku teringat proyek dengan perusahaan asing itu. "Om, gimana proyek dengan perusahaan asing itu? Apa mau kita saja yang mengerjakan?" tanyaku. "Kemarin Pak Adit nggak jadi ambil kah?" Aku menggeleng tak tau. "Kemarin Pak Adit bilang proyek itu diserahkan pada Om aja. Tapi entah sekarang gimana, Ayu kurang tau." "Kalo gitu, Om telepon dulu!" ucap Om Seno lalu mengambil ponsel dan menelepon. Aku me
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Siapa akhirnya yang dilamar Adit?

"Ayu! Tunggu!" panggil Pak Adit. Kami bertiga berhenti melangkah dan menoleh ke belakang. Terlihat Pak Adit mengejar sampai tersengal-sengal. Begitu sudah mendekat beliau berhenti, aku menunggu apa yang akan dikatakannya. "Ayu, maafkanlah orang tua saya atas perbuatannya. Sungguh saya nggak mengira mereka akan melakukan hal memalukan itu," ucap Pak Adit sedih. Aku masih diam, memberi kesempatan Pak Adit untuk mendengar penjelasannya. Sengaja ingin berlama-lama menatap wajahnya. Bagaimanapun aku juga merindukannya. Tiba-tiba tanpa aku duga, Pak Adit berlutut. Matanya berembun menatap dalam padaku. Aku dan Ibu juga mister Nicholas menjadi terkejut, tak menyangka Bos besar seperti Pak Adit mau berlutut di depanku hanya ingin permintaan maaf dariku. "Pak Adit bangun! Jangan begini, nggak enak dilihat orang," kataku akan berniat membuatnya bangun tapi Pak Adit tak bergeming. "Nggak, Ayu! Sebelum kamu memaafkan orang tua saya, maka saya akan terus berlutut," kata Pak Adit menyedihkan.
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Saling mengancam

"Diam kamu! Marissa bukan anakku, apa kamu pikir aku akan menyerahkan perusahaan pada kalian yang hanya gila harta dan suka menghamburkan uang. Dan kamu Fitri, sebenarnya apa yang kamu lakukan selama ini di perusahaan?" selidik Om Seno marah. "Apa maksud Papa?" tanya Tante Fitri heran sekaligus terkejut. Wajahnya seperti ketakutan. Kami semua memandang pertengkaran Om Seno dan istrinya. Karena malu jadi tontonan, akhirnya Om Seno pamit pada kami. "Maaf semuanya, saya pulang duluan ya!" Dengan gusar Om Seno melangkah pergi sambil mendorong paksa Marissa dan Tante Fitri naik mobil. Ibu cuma menggeleng kasihan melihatnya. Sedangkan orang tua Mas Adit ikut heran, aku menowel tangan Mas Adit agar membawa orang tuanya pulang. Mas Adit mengerti lalu mengajak Om dan Tante pergi. Kami berjalan bersama menuju parkir, setelah para tetua masuk mobil tinggal aku dan Mas Adit di luar. Kekasih hatiku itu menggenggam erat tanganku. "Ayu, nanti sampai rumah telepon Mas ya, Yang! Kamu masih ingat
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Tante Fitri ditangkap polisi

Aku pun mengikuti langkahnya setengah berlari naik ke kamar Om Seno. Setelah sampai depan pintu kamar, tanganku membuka handle pintu. "Om!" panggilku saat melihat di ranjang Om Seno terbaring lemah dan menutup mata. Sedikit lagi sampai di ranjang tapi kemudian ....Bukk!! Aku merasakan pukulan kuat di bahuku, seketika pandanganku gelap dan pingsan. ** Saat mataku terbuka, kepala begitu pusing pun bahu bagian belakang sangat sakit untuk digerakkan tapi tangan dan kaki sudah terikat tali. Mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, ya aku ingat! Ada yang memukul bahuku dari belakang terus aku pingsan. Sudah berapa lama aku pingsan ya, seketika aku menatap sekeliling. Dengan tangan terikat duduk aku memutar tubuh. Melihat sosok tubuh yang terbujur di ranjang, setelah jelas aku kaget. "Om ... Om, bangun! Apa yang terjadi padamu?" panggilku dengan mengesot. Om Seno membuka matanya, lalu menatapku. "Ayu, kenapa kamu di sini? Kamu terikat?" tanya Om Seno heran lalu mulai bergerak ta
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Menampar Maya

Di kantor polisi, aku memberi keterangan lengkap kronologis kejadian serta ucapan dan pengakuan Tante Fitri. Polisi berjanji akan menangani kasus ini hingga selesai. Lewat pengacara, aku akan berikan bukti lain tentang kejahatan Tante Fitri mengenai korupsi perusahaan. Masalah tuntutan dan kejahatan Tante Fitri akan diungkap saat sidang nanti. Mas Adit terus mendampingi dan menguatkan. Selesai dari kantor polisi aku mengajak Mas Adit ke rumah sakit untuk melihat keadaan Om Seno. "Semoga Om Seno baik-baik aja, Mas! Setidaknya nggak sampe lumpuh, kasihan jika masa tuanya harus menderita lagi tanpa ada pendamping hidup," ujarku membuka suara dalam perjalanan menuju rumah sakit. "Aamiin, insya Allah! Pak Broto pasti sembuh dan kembali normal seperti sediakala. Mas tau Pak Broto itu pasti kuat dan kamu serta Ibu masih bisa menemaninya untuk melalui cobaan ini," balas Mas Adit menghiburku dan mengelus bahuku tapi terasa sakit akibat pukulan benda keras masih membekas hingga aku meringis.
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Romantisnya Adit

Menuju UGD kembali, aku terus menunduk. Masih terus terngiang ucapan dokter kandungan tentang posisi saat berhubungan. Betapa saat itu wajahku sudah seperti kepiting rebus, manalagi Mas Adit terkekeh. Duh, malunya! "Ehm!" Suara Mas Adit membuatku sadar. Aku tak berani menatap wajahnya, takut terus diketawain. "Kenapa, masih malu ya!" goda Mas Adit. Aku mengangguk dengan wajah menunduk. Terdengar suara cekikikan, kan Mas Adit pasti merasa lucu lagi. Dokter juga sih, kenapa mesti membahas posisi segala tadi, mending kalo aku dan Mas Adit sudah nikah tak masalah. "Sudahlah, nggak usah malu Ayu! Anggap aja untuk pengetahuan dan pelajaran nanti, toh kita juga akan menikah akhirnya," ucap Mas Adit mendongakkan wajahku. Menatap manik-manik matanya membuatku hangat. Mas Adit begitu perhatian dan mesra, untuk sesaat kami saling memandang. Hingga tepukan dan suara mengagetkan kami berdua. "Ayu, Nak Adit!" "Ibu, kenapa Ibu bisa kesini?" tanyaku heran melihat Ibu tiba-tiba sudah di rumah s
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Hukuman seumur hidup

Kejahatan Tante Fitri akhirnya masuk persidangan. Pengacara yang kusewa untuk menangani kasus itu telah menyiapkan semua berkas laporan dan bukti beberapa kejahatan Tante Fitri.Aku termasuk Om Seno akan hadir dalam sidang sebagai saksi. Om Seno sudah siuman dari sakit dan kini duduk di kursi roda. Om Seno masih dalam tahap penyembuhan tapi semangat untuk ikut sidang.Mas Adit menemani kami semua menuju pengadilan. Sidang berjalan dua kali, yang pertama membaca agenda kejahatan serta pembelaan. Sidang kedua baru menentukan hukuman berapa lama akan dijatuhkan pada terdakwa.Setelah hadirin masuk ruang sidang, saat hakim masuk semua berdiri memberi hormat. Hakim mengetuk palu tanda dimulai sidang dan mengatakan sidang terbuka untuk umum. Lalu pengadilan menghadirkan Tante Fitri dan Marissa sebagai terdakwa percobaan pembunuhan.Tante Fitri dan Marissa digiring masuk dan dikawal beberapa polisi lalu didudukkan di kursi pesakitan depan hakim. Sebelum duduk, Tante Fitri menatap Om Seno tap
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status