Sesampai di lokasi, Oliv segera membuka handset dan melirik ke belakang. “Udah sampai?” “Menurut kamu?” Kening Oliv mengkerut dan menatap ke depan kembali. “Humm ... percuma juga aku handsetan, tangan kamu nggak bisa diem,” gerutunya, kemudian segera membuka sabuknya, namun susah. “Bisa tidak?” “Bisa, cuma nyangkut aja ini.” Nick mendesis pelan. “Bilang saja tidak bisa.” “Bisa kok, cuma ini nyangkut aja,” gerutu Oliv tidak terima dan masih membuka sabuk pengamannya itu. “Astaga, ini beneran sabuk pengaman kurang ajar ya.” “Sudah saya bilang. Mana.” Nick mendekat ke arahnya dan membantu untuk membuka sabuk pengamannya itu. Oliv terdiam, sesekali melirik wajah pria itu dekat. “Astaga, ganteng banget dia,” batinnya, matanya tidak kedip sama sekali. “Sudah. Dasar lemah,” ucap Nick, kemudian segera keluar dari mobil terlebih dahulu. Oliv menerjapkan mata kikuk. Dia menggelengkan kepala cepat dan bergegas untuk turun. “Tunggu dulu, biar aku telpon mama aku dulu,” katanya, kemudi
Last Updated : 2024-03-24 Read more