Home / Fantasi / Pengasuh Kesayangan Tuan Duda / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pengasuh Kesayangan Tuan Duda: Chapter 31 - Chapter 40

171 Chapters

Sebuah Tawaran

Melihat Raga menanyakan kabar ayahnya, bahkan tentang pekerjaan pria itu membuat tidak hanya Claudia yang terharu, melainkan Dera dan para pelayan yang sedang menghidangkan makanan. Rasanya seperti melihat seseorang tumbuh dewasa dengan cepat, padahal baru beberapa bulan lalu Raga menangis dan tidak mau makan saat Malven meninggalkannya untuk pekerjaan. Ruang makan malam ini ramai dengan celoteh Raga yang menceritakan banyak hal pada sang ayah, tentang aktivitas yang ia lakukan selama seminggu terakhir dan rencananya di malam tahun baru nanti. Claudia mendengarkan dalam diam, menikmati makanannya meski wajahnya mulai terasa berlubang karena Malven terus saja melirik padanya. “Bagaimana denganmu, Claudi? Ada kabar terbaru dari Deon?” Pertanyaan yang tiba-tiba diajukan Malven membuat Claudia tersedak dan hamper saja makanannya dikeluarkan lagi dengan tidak elit. Kenapa Malven bisa mengetahui nama itu? Bagaimana dia bisa tahu? ‘Apa aku menceritakan sesuatu tentang hidupku?’ Claudia
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Perjanjian Enam Bulan

Satu kalimat yang Malven lontarkan sukses membuat Claudia menahan napas. Teman tidur? Itu artinya hubungan yang hanya terbatas pada kepuasan fisik saja, kan? “Seperti yang kamu tahu, aku membutuhkan seseorang untuk melampiaskan gairahku, tapi aku tidak mau memilih orang sembarangan untuk menjadi teman tidurku, bahkan meski itu hanya one nigt stand.” Kata-kata Malven seolah berdengung di telinga Claudia. Tidak pernah sekali pun seumur hidupnya Claudia membayangkan dirinya digunakan sebagai alat pemuas bagi seseorang, bahkan saat ia berada dalam hubungan yang romantis dengan Deon dulu, tidak pernah sekali pun Claudia menyerahkan dirinya. Lalu, apa ini? Kenapa mudah sekali bagi Malven meminta seseorang untuk menjadi ‘teman tidur’? “Saya minta maaf, Pak, sepertinya saya tidak bisa.” Claudia akhirnya menjawab setelah berhasil menahan air matanya agar tidak merembes. “Malam itu saya mendapat kabar kalau kekasih saya akan menikah dengan wanita yang dihamilinya, jadi malam itu saya sedang
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Sarapan Pagi

Mata itu perlahan terbuka saat mendengar sebuah suara asing, jelas itu bukan alarm-nya yang biasa. Claudia mengerjap ketika kesadarannya terkumpul sempurna, keningnya mengernyit ketika melihat suasana yang tidak dikenal. Jam weker di atas nakas samping ranjang masih berbunyi, jelas itu juga bukan miliknya. Belum sempat Claudia mengulurkan tangan untuk mematikan alarm, sebuah tangan lain sudah lebih dulu melakukannya.Claudia tertegun saat mengingat jika semalam ia menyetujui tawaran yang Malven berikan dan kembali menghabiskan malam bersama. Kapan dia tertidur? Claudia tidak ingat kapan dia kelelahan dan hilang kesadaran."Masih terlalu pagi, tidurlah lagi."Suara serak dan berat itu menyapa telinga Claudia, mengantarkan getaran ke seluruh tubuhnya. Suara Malven yang baru bangun tidur dan terdengar malas itu sungguh tidak baik untuk didengarkan. Kenapa ayah dan anak sama saja, selalu memesona setiap kali bangun di pagi hari?"Sa-saya harus ...." Claudia yang ingin berpamitan karena h
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Rencana Ke Butik

"Kakak lagi flu?" Pertanyaan yang Raga lontarkan membuat Claudia langsung memegang syal-nya. "Agak dingin tadi, jadi Kakak pakai syal, kayanya memang mau flu." Claudia menjawab sembari membantu mengancingkan kemeja Raga. Saat Claudia ke kamar Raga, anak itu sudah bangun dan sedang bergulingan di ranjangnya, bahkan ketika Claudia membawanya ke kamar mandi, Raga tidak benar-benar membuka matanya. Mungkin setelah selesai mandi rasa kantuknya akhirnya hilang dan Raga baru memperhatikan syal yang Claudia gunakan. "Mama juga selalu pake syal kaya gitu." Ucapan Raga membuat pergerakan Claudia yang sedang menyisir rambut Raga sempat terhenti, helaan napasnya terdengar ketika rasa bersalah kembali mencubit hatinya. Tentu saja mungkin syal yang Claudia kenakan sekarang juga milik Elodia. Tapi, jalan yang sudah Claudia pilih tidak bisa dibatalkan. Hubungan fisik yang ia dan Malven lakukan tidak hanya terjadi sekali dan masih bisa dibilang kesalahan, sekarang sudah benar-benar terlambat un
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Butik Magnofy

“Halo, Ma, hari ini aku dateng sama Kakak.” Claudia tersenyum simpul mendengar sapaan Raga di depan pusara ibunya. Untungnya Malven memberikan izin untuk Raga mengunjungi Elodia tanpanya, karena Claudia sudah terlanjur berjanji pada Raga kalau akan membawanya ke sini meski harus diam-diam.“Aku kemarin habis dari Jepang lho, Ma! Bareng Papa dan Kak Cla jugaa.”Claudia yang awalnya berada di tepat belakang Raga, perlahan mundur dan menjaga jarak saat mendengar cerita anak itu tentang kepergiannya ke Jepang. Rasa bersalah memenuhi hati Claudia yang telah melakukan sesuatu yang tidak pantas bersama Malven ketika di Jepang, bahkan semalam dan pagi ini.Saat Claudia menjanjikan akan membawa Raga menemui Elodia, ia belum melakukan kesalahan itu, juga belum menerima tawaran yang Malven ajukan. Sekarang ketika berada di depan pusara Elodia setelah tadi pagi merasakan sentuhan dan kehangatan bersama Malven, rasa bersalah yang sangat besar memenuhi benaknya.‘Maaf, Elodia, maafkan aku. Tapi ka
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Pemilik Magnofy

"Padahal waktu itu Kakak juga nyela kata-kataku." Ucapan lirih Raga membuat mengerjap. "Kapan?" tanyanya, tidak ingat pernah memotong perkataan Raga. Kalau Malven sih, jangan ditanya! "Semalem? Waktu aku tanya Deon itu siapa, Kakak langsung bilang 'Bukan!' padahal aku belum selesai ngomong." Claudia hampir tertawa saat meliht Raga memperagakan bagaimana cara Claudia memotong perkataannya semalam. Keningnya yang berkerut dengan alis sedikit naik saat mengatakan 'bukan' sungguh sangat menggemaskan. "Iya, Kakak salah, maaf. Lain kali ingatkan Kakak kalau melakukan sesuatu yang Raga pikir itu salah, ya?" Claudia kembali mencubit pelan pipi bulat Raga. "Oke, Kakak siap-siap aja!" Tawa Clauida berderai saat Raga menjawab dengan serius. Wajah anak itu selalu menyenangkan untuk dilihat seperti apa pun ekspresi yang sedang dibuat. "Maaf terlambat, apa aku membuat kalian menunggu terlalu lama?" Claudia dan Raga menoleh bersamaan saat seorang wanita memasuki ruangan. Claudia la
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Tentang Elodia

"Jadi, menurut Raga tidak apa-apa memakainya kapan pun, kan? Misal saat Kakak memakai perhiasan yang Raga belikan, ada orang jahat yang melihat, lalu mencelakai Kakak untuk mengambil perhiasannya, tidak apa-apa?" Claudia tersenyum saat melihat Rag tersentak, sepertinya apa yang Claudia sampaikan tidak pernah terpikirkan olehnya. "Lalu, bagaimana dengan kakak-kakak pelayan di rumah? Melihat Kakak yang baru bekerja tidak sampai tiga bulan memakai baju mahal dan perhiasan mewah, mereka akan berpikir apa ya tentang Kakak? Pencuri? Tukang korupsi? Mengambil uang Tuan Muda? Penggo--ekhm!" Claudia langsung berdeham saat kata 'penggoda' hampir saja keluar dari mulutnya. "Raga pernah lihat berita di televisi tidak? Banyaknya kejahatan dan pembunuhan yang terjadi biasanya disebabkan oleh apa yang korbannya kenakan. Perhiasan mahal dan pakaian mewah hanya akan mengundang orang jahat jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, berbeda ceritanya jika Kakak pergi ke pesta atau acara forma
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Sebuah Kisah

Bukan membicarakan Malven? Claudia tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat mendengar perkataan Tabinta. Secara tidak langsung wanita itu memberitahu jika Malven bukanlah cinta pertama Elodia, dan itu benar-benar berita yang tidak ingin Claudia ketahui. "Bukankah Raga sedikit lama? Aku akan memeriksanya dulu--!" "Tidak perlu, Claudia, karyawanku sedang membantunya. Jangan khawatir, Raga sudah mengenal asistenku dengan baik." Tabinta mencegah Claudia yang ingin melarikan diri, seringainya terukir ketika melihat wajah wanita di sisinya tampak sedikit pucat. Claudia menggaruk kepala canggung, sejujurnya tidak mau tetap di sini dan melanjutkan pembicaran. Dia tidak mau dan tisak berminat untuk mengetahui masa lalu Elodia atau pun pria yang pernah wanita itu cintai. "Sampai di mana pembicaraan kita tadi?" Duh! Claudia tidak tahu harus bagaimana saat Tabinta sepertinya tetap ingin melanjutkan ceritanya. Kenapa wanita itu melakukan hal ini? Padahal katanya Elodia itu sahabatnya, tapi
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Pria Dari Makam Elodia

"A-ada apa?" Claudia bertanya gugup, mengepalkan tangannya erat-erat saat berusaha agar tidak menyentuh syal dan membuatnya semakin mencurigakan. "Bukan apa-apa, hanya saja ada satu cerita lagi yang ingin kusampaikan." Tabinta tersenyum kecil saat menatap tepat di bola mata Claudia. "Dea benci kelas menyulam, sangat membencinya malah. Aku sering melihat jari-jarinya penuh luka setelah dia les menyulam. Dia juga sangat tidak berbakat dalam hal itu, tapi suatu hari guru menyulamnya bilang akan meluluskannya kalau Dea bisa membuat sebuah syal dalam waktu tiga bulan." Claudia menelan ludah tanpa sadar, berusaha tetap berpikir positif. Tidak mungkin syal yang sedang Claudia gunakan sekarang adalah satu-satunya syal yang pernah Elodia buat, kan? Dari semua kebetulan dan kemungkinan di dunia ini, mana mungkin Claudia akan mengalami salah satunya! "Karena ingin cepat lulus, Dea akhirnya berhasil menyelesaikan rajutannya. Meski tidak sempurna, tapi itu adalah satu-satunya hasil karyanya sel
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Tiket Emas

Pukul empat sore, Claudia dan Raga akhirnya kembali ke kediaman Pranaja dengan membawa banyak barang. Tidak hanya membeli untuk Claudia, tapi juga seluruh pelayan di kediaman. Tidak banyak, hanya tas dan beberapa macam aksesoris untuk setiap orang, namun kebaikan yang dibagikan hari itu membuat perasaan para pekerja dipenuhi syukur dan kebahagiaan. Bersyukur karena bekerja di lingkungan yang nyaman dengan gaji besar, juga sangat beruntung karena memiliki tuan seperti Malven yang tidak banyak menuntut dan mengomentari pekerjaan mereka, lalu keberuntungan itu menjadi lengkap saat tuan muda yang mereka layani mulai memiliki kehidupan di matanya. "Terima kasih karena sudah datang dan menjadi pengasuh tuan muda, Claudia. Aku sudah tiga tahun bekerja di sini, dan sejak nyonya meninggal, tuan muda menjadi anak yang sulit didekati. Dia selalu marah setiap kali tuan Malven pergi bekerja. Tapi akhir-akhir ini, sejak kamu menjadi pengasuhnya, tuan muda menjadi lebih hidup dan bahagia. Aku ya
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more
PREV
123456
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status