All Chapters of Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris: Chapter 21 - Chapter 30

257 Chapters

BAB 21: Kebohongan untuk Bertahan

Jari-jari kurus Floryn menekan kuat perutnya yang perih agar tidak bersuara ditengah kesunyian yang sedang terjadi. Nathalia dan Nara berada di mobil lain, sementara Floryn bersama salah satu mobil pengawal.Floryn tidak tahu dia akan dibawa kemana, begitu mendengar akan mendapatkan pekerjaan, dia langsung setuju tanpa berpikir dua kali.Putus asa dengan keadaa menghilangkan kewaspadaan dan rasa takut, satu-satunya yang Floryn pikirkan saat ini adalah mendapatkan pekerjaan, apapun itu bentuknya.Diporak porandakan oleh kejamnya dunia tidak akan mampu membuat Floryn roboh.Salah satu alasan mengapa Floryn berusaha untuk bertahan sampai detik ini karena dia sudah bertekad bulat, apapun caranya, Floryn bisa mendapatkan uang dan tidak boleh mati sebelum membalaskan dendamnya kepada Emier da keluarga barunya.Sepuluh menit sudah Floryn melewati perjalanan, dia semakin jauh dari keberadaan motel tempatnya menginap.Mobil bergerak melintasi sebuah hutan dan jauh dari keramaian.“Maaf Tuan, s
Read more

BAB 22: Curiga

“Silahkan ikut saya.”Floryn beranjak dari tempat duduknya, dengan patuh gadis itu berjalan di belakang Piper yang mengajaknya berkeliling rumah untuk memberitahu beberapa hal agar dia tidak tersesat dan langsung memahami tugasnya besok pagi.Beberapa ruangan mereka lalui, Piper memberitahu Floryn dengan penjelasan singkat yang langsung mudah untuk dipahami.“Nona Nara sangat aktif, dia suka berlarian tanpa banyak berbicara, Anda cukup memantaunya dan memastikannya aman.” Piper membuka sebuah pintu, dia menekan beberapa saklar, lampu-lampu menyala menerangi ruangan besar itu. “Nona Nara suka bermain di sini.”Napas Floryn tertahan didada, gadis itu terperangah tidak dapat mengontrol keterkejutannya melihat sebuah ruangan besar timezone yang memiliki tata letak dan berbagai jenis permainan yang sama persis dengan pusat hiburan.Piper kembali melangkah, mereka melewati dinding kaca dan memasuki ruangan lainnya. Sekali lagi Floryn dibuat semakin terbelalak melihat lapangan berlantai es,
Read more

BAB 23: Aku Mengetahuinya

Suara gemercing lonceng terdengar ketika pintu kaca dibuka, Floryn memberanikan diri mampir ke sebuah toko untuk membeli sesuatu. Dia sudah mendapatkan pekerjaan, meski belum pasti, Floryn tidak boleh mengecewakan kepercaayan besar yang datang kepadanya.Mata Floryn bergerak celingukan, wajahnya putih pucat kini memerah berpeluh keringat.Kakinya sangat sakit dan tubuhnya terasa lelah, jarak dari kediaman keluarga Morgan sampai daerah motel tempat dia menginap hampir dua puluh kolometer. Butuh waktu berjam-jam untuk berjalan kaki.Jika Floryn terus berjalan puluhan kilometer disetiap harinya, mungkin dia akan terjatuh pingsan karena kelelahan. Floryn juga tidak mampu membayar bus, uang simpanannya tidak akan cukup untuk itu, karnea itulah kini Floryn harus mencari cara lain.Floryn harus mengurungkan niatnya membeli sepatu bekas, sekarang ada hal yang lebih penting. Dia membutuhkan skateboard.“Nona, ada yang bisa saya bantu?” panggil seorang pria paruh baya menyambut kedatangannya.
Read more

BAB 24: Kepulangan Tuan Muda

“Pak, apa rencana Anda tidak akan dilakukan sekarang?” tanya Andy melirik spion.“Nanti saja,” jawb Emier terdengar tidak begitu bersemangat.Andy menghela napasnya dengan penuh kelegaan, dia merasa tidak tega melihat Floryn diperlakukan dengan kasar seperti beberapa saat yang lalu. Andy adalah seorang yatim piatu yang harus mengurus dua adiknya yang masih kecil, dia mencintai kedua adiknya tanpa perbedaan apapun.Namun, terkadang ada moment dimana dia bersikap tidak adil dan menimbulkan kecemburuan pada salah satu adiknya.Andy memahami kesalahan Floryn yang menghilangkan nyawa adiknya, namun jika dilihat dari usianya yang masih muda, seharusnya ada sebuah pertanyaan besar, apa yang membuat Floryn bisa bertindak sejauh itu?Andy merasa, penjara lima tahun dan hukuman sosisal sudah cukup untuk Floryn terima. Emier tidak perlu mengusiknya lagi karena dia sendiri memiliki kesalahan kepada ibu Floryn yang sudah dia selingkuhi.Namun, tampaknya semakin tinggi jabatan Emier dan mengenal k
Read more

BAB 25: Pertemuan

“Sudah Tuan, sepertinya kali ini nona muda sangat menyukainya,” jawab Piper tersenyum cerah.Langkah Alfred memelan. “Apa aku tidak salah dengar?” tanya Alfred dengan kening mengerut.“Saya harap asumsi saya tidak salah Tuan Muda, jika perawat kali ini bisa menjadi teman dekat nona Nara, mungkin nona Nara juga bisa memulai sekolah dan mendapatkan teman baru. Kebetulan juga, perawat kali ini masih muda.”Kerutan di kening Alfred kian dalam, sebuah cerita yang tidak pernah sekalipun Alfred dengar dari biasanya menciptakan rasa penasaran. Perawat seperti yang sudah berhasil menarik perhatian Nara?Sudah ada berbagai jenis orang yang selama ini mendampingi Nara, namun mereka tidak pernah bisa bertahan lebih dari satu minggu lamanya.“Sejak kapan perawat itu bekerja?” tanya Alfred.“Ini hari pertamanya bekerja,” jawab Piper.“Cih!” Alfred berdecih geli. Piper terlalu melebih-lebihkan sesuatu yang belum pasti, bahkan ini hari pertama perawat itu bekerja. “Anda ingin makan siang Tuan?” tan
Read more

BAB 26: Goyah

Alfred Pov Pekatnya rasa anggur menyapu lidah, aku menikmatinya beberapa tegukan melepas dahaga ditenggorokan. Hari masih panjang, sepertinya aku harus pergi menghabiskan waktuku dengan Borj di dalam hutan. Borj adalah seekor kuda mustang yang aku bawa dari Spanyol sepuluh tahun yang lalu, aku mendapatkannya dari salah satu anggota keluarga bangsawan sebagai hadiah pertemanan. Bepergian ke beberapa negara selama dua hari ini sedikit melelahkan tubuh, namun aku harus tetap menyibukan pikiranku agar berhenti memikirkan seseorang yang tidak berharga dan mengganggu ketentraman hidup. Sialnya, orang tidak penting itu tidak bisa aku tangani dengan bantuan psikolog maupun psikiater. Beberapa dokter justru tertawa mendengar keresahanku, mereka memintaku untuk menerima, menjalani dan mengakui perasaanku pada hal yang mustahil aku lakukan. Semakin aku berusaha melupakannya, semakin kurang ajar dia menghantui pikiranku. Suara sumbang seruling menggelitik telingaku.. Sambil menikmati an
Read more

BAB 27: Penerimaan

“Dengan cara seperti apa perawat baru itu bisa diterima di rumah ini?” tanya Alfred sambil berpakaian. Alfred merubah rencananya untuk pergi berkuda, hari ini dia akan mengawasi Floryn dan melihat cara dia bekerja.Memangnya, apa yang bisa dilakukan orang yang telah menghabiskan waktu lima tahun terakhirnya dipenjara?Piper sedikit membungkuk untuk mengintip ekspresi tuannya melalui cermin, suasana hati Alfred telah berubah, bibirnya terus mencebik kesal usai bertemu dengan perawat baru Nara.Piper khawatir, tuan mudanya akan memecat perawat baru itu hari ini juga.Piper tidak memiliki cerita menarik untuk dibanggakan dari perawat baru Nara. “Kenapa kau diam saja? Apa mulutmu perlu ditampar uang baru bisa menjawab?” tanya Alfred mendesak jawaban.“Saya tidak tahu pasti kebenarannya seperti apa, nyonya yang membawanya, dia diambil bukan dari agensi jasa perawat.”Dalam satu gerakan Alfred berbalik pria itu mengangkat dagunya dengan tangan yang masih mengancingkan kemeja. “Lantas, ala
Read more

BAB 28: Sebuah Tekad

Kaki Floryn bergerak gelisah, dia pegal terlalu lama berdiri, namun canggung untuk mengajak Nara berbicara. Semua itu dikarenakan Alfred Morgan.Jauh didalam lubuk hatinya, dia sangat ingin pria itu pergi dan memberinya ruang menjaga Nara. Sejak Alfred ada dalam satu ruangan dengannya setengah jam yang lalu, semua atmosfer disekitar Floryn menjadi berubah. Floryn terintimidasi, dia terbebani oleh perasaan yang tidak dapat dia jabarkan.Floryn memahami kecurigaan Alfred kepada dia, dia juga menerima diri jika Alfred akan mengawasinya.Namun tidak dengan terus menatapnya hingga membuat Floryn ketakutan setengah mati. Disetiap kali Floryn diam-diam melirik Alfred, pandangan mata mereka selalu saling bertemu dan pria itu tengah menatapnya.Floryn sangat ingin berkata jika Alfred tidak perlu melihatnya seperti anjing pengawas karena dia tidak membawa benda berbahaya apapun yang akan melukai Nara.Suara mesin terdengar dikesunyian, entah sudah ada berapa koin yang Nara masukan hanya untu
Read more

BAB 29: Sepenggal Kenangan

Nara mengayunkan kakinya di atas kursi, kedua tangan kecilnya bersedekap didada, anak itu terlihat masih cemberut tidak senang meski seorang pelayan sudah menghidangkan makan siang untuknya.Suasana hati Nara kembali tidak baik, dia menginginkan boneka dinosaurusnya.Floryn menyadari hal itu, rasa bersalah menggelayuti hatinya, dia harus memikirkan cara untuk membuat Nara kembali senang dan memberinya nasihat.“Nara makanlah,” nasihat Alfred.“Tidak mau!” “Nara, makanlah.” Alfred merendahkan nada suaranya dan menepuk-nepuk bahu Nara, Alfred tahu apa yang telah membuat Nara marah, meskipun begitu dia tidak ingin memberikan segala hal yang diinginkan Nara, Alfred ingin Nara terbiasa jika tidak semua hal yang dia mau bisa didapatkan.Dengan bibir yang masih cemberut Nara mengambil sendoknya.“Nara, berdo’alah terlebih dahulu,” ucap Alfred mengingatkan.Suara dentingan piring terdengar ketika Nara sedikit melempar sendoknya untuk melimpahkan kekesalan. “Aku tidak mau makan,” jawab Nara
Read more

BAB 30: Kenangan

“Jangan mendekat! Aku merekamnya dan sedang menelpon polisi!”“Hey anak kecil, jangan ikut campur urusan kami atau kau akan menyesalinya!” ancam salah satu pemuda dengan teriakan marahnya.“Bereskan dia,” titah pemuda berambut pirang.“Jangan mendekat!” teriak Floryn kian keras ketika salah satu pemuda itu berlari kearahnya, Floryn melompat menghindar ke sisi gang lain untuk menjaga jarak, sementara tangannya tidak berhenti mengarahkan kamera kepada mereka bertiga.“Kau mau aku pukul juga?” ancam salah satu pemuda. “Ayahku seorang polisi dan sekarang aku sedang menelpon teman polisinya!” jawab Floryn menunjukan handponenya. “Omong kosong!”Seorang pemuda bertubuh besar berlari ke arah Floryn, mencoba untuk merebut kamera untuk menghiangkan barang bukti.Refleks saja Floryn berlari ke sisi untuk menjaga jarak, sementara tangannya mempertahankan handycamnya seperti sedang merekam. “Pak polisi, penjahat itu hendak memukul saya setelah melukai seseorang, cepatlah datang kesini saya taku
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status