Semua Bab Mendadak Dinikahi Sang CEO : Bab 11 - Bab 20

42 Bab

Bekerja

"Terima kasih, Pak. Saya tidak akan mengecewakan Anda," senyumnya.Setelah wanita itu keluar dari ruangan si pria, yang menjadi bosnya.Akhirnya, wanita itu dituntun seorang wanita di depannya menuju ruangan yang akan ditempatinya."Sampai. Sekarang ini adalah ruanganmu. Selamat bergabung di perusahaan ini, Hanisa. Good luck," kata wanita itu. "Perkenalkan, namaku Rachel. Aku bekerja di perusahaan ini sudah 5 tahun. Jika kamu butuh sesuatu, kamu bisa bertanya padaku," ucap wanita itu lagi."Terima kasih, Rachel. Senang bertemu denganmu," senyumnya."Hufff. Aku sangat gugup. Tidak menyangka akhirnya aku bisa mendapat posisi dan pekerjaan ini," ucap Hanisa setelah wanita yang bernama Rachel tadi meninggalkan ruangannya.Hingga waktu terus berjalan, akhirnya wanita itu telah menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang tidak sadar bahwa hari semakin larut.Saking gilanya bekerja. Wanita itu dengan segera meninggalkan ruangannya.Yang kini berharap sebuah taksi untuk dinaikinya. Namun menging
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya

Ciuman Pertama

"Aaa...," teriak wanita itu sambil berlari menuju si pria.Set....Tap!"Apa yang kau lakukan?" ucap pria itu heran.Namun bukan saja heran, tapi juga jantungan, bagaimana tidak. Wanita yang tadi ditatapnya dari jarak yang jauh.Kini berada tepat di pangkuannya, menatap lurus mata itu, yang setengah mati ketakutan."Turun dari tubuhku!" tegas pria itu."Tidak!""Aku bilang turun!""Tidak. Umuuuu," rengeknya manja, bahkan pria itu tidak sanggup menahan pipinya yang hampir memerah, melihat tingkah gemas si wanita.Ia pun dengan terpaksa mengikuti kemauan wanita itu."Sekarang katakan padaku, ada apa?" tanyanya sedikit lembut, menatap wajah wanita yang tampak takut.Sedangkan ia hampir mati degdegan, melihat posisi tubuh mereka yang intim."Ada kecoa," ucapnya sedikit takut melirik yang dirasa ada kecowanya.Seketika yang menatap merasa aneh, sejak kapan ada kecoa di rumah sebesar ini pikirannya, padahal setiap detail sudut rumahnya selalu diperhatikan sang pelayan.Tapi tidak ingin meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya

"Selamat datang, nona, di Bintang Rasa"

"Aku menyesal mengatakannya," gumannya lalu memutuskan untuk tidur.Seakan tak terima akan respon pria itu terhadap ciuman yang baru saja mereka lakukan.Hingga keesokan harinya saat ia bekerja, wanita itu masih berpikir, "Apakah segampang itu," pikirnya lagi, "ini kali pertama aku melakukannya dengan seorang pria. Apakah dia tidak merasakan apapun," frustasinya."Tapi apakah dia juga pertama kali melakukannya? Aku rasa tidak, bagaimana mungkin pria sepertinya bisa baru pertama kali," ucapnya lagi, "tidak mungkin," seraya menggelengkan kepala.Saking asiknya dengan pikirannya sendiri, wanita itu tidak menyadari bahwa diam-diam atasannya sedang memperhatikannya.Hingga bosnya yang heran dan merasa lucu akan tingkahnya kemudian menghampirinya.Tok tok..."Masuk," menyadari kehadiran atasannya, ia pun berusaha bersikap untuk terlihat normal, "Pak Robert. Silakan duduk pak, apa ada yang bisa saya bantu?" seraya melemparkan senyum."Tidak ada, saya hanya ingin memastikan beberapa karyawan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-06
Baca selengkapnya

Cemburu?

"Ternyata Pak Robert baik juga," ucap wanita itu yang telah berada di ruangannya, sambil membayangkan hal yang baru mereka lakukan tadi."Dia tipe pria yang baik, sabar, dan pengertian, tidak seperti pria itu. Bahkan sudah jadi suami saja tidak ada baik-baiknya," cemberutnya mengingat perlakuan pria yang sudah menjadi suaminya, yang tak lain adalah Ducan.Setelah wanita itu bekerja dan masa kerja yang juga sudah berakhir, ia pun memutuskan untuk kembali ke kediamannya. Namun belum jauh ia berjalan menjauh dari pintu perusahaan, tiba-tiba sebuah mobil Rolls Royce Ghost menghampirinya."Hai, Han," ucap seorang pria yang berada dalam mobil silver itu."Ehh pak," jawab wanita itu tersenyum melihat sosok di belakang kursi penumpang."Kamu mau pulang?""Iya, pak.""Naik taksi?""Iya, pak," senyumnya."Gimana kalau sama saya aja, saya antar. Dari pada kamu nungguin taksi, pasti masih lama," ucap pria itu meyakinkan."Ummm," pikirnya sebelum memutuskan lalu menaiki mobil itu. Sehingga mobil i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-06
Baca selengkapnya

"Apa aku sangat menyebalkan?"

"Kau kenapa? Kenapa memandangku seperti itu?" ucap wanita itu setelah menghampiri pria yang mendiami sofa itu."Menurutmu, aku kenapa?" ucap pria itu menatap tajam yang di depannya.Bingungnya."Sebenarnya, dia kenapa? Apa jangan-jangan dia tahu aku menyentuh laptopnya semalam," batinnya, takut pria di depannya mengetahui apa yang telah dilakukannya.Yang mana tadi pagi, sebelum wanita itu berangkat bekerja, ia sempat menyentuh laptop si pria yang masih menyala.Tidak bermaksud membaca dokumen perusahaannya.Sehingga ia pikir, mungkin pria itu marah padanya karena kelancangan dirinya.Hingga tiba-tiba, wanita itu mendudukkan dirinya pada sofa panjang yang didiami pria itu."Aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk membaca dokumen perusahaanmu," ucapnya, namun itu lebih terlihat seperti rengekan dari pada ucapan maaf, hingga membuat si pria terkejut, akan tingkahnya."Apa yang kau lakukan?" bingungnya atas ucapan wanita itu."Aku tidak akan mengulanginya lagi, kau bisa memegang kata-k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-09
Baca selengkapnya

"Apa dia membunuhnya?"

."Brengsek! Akan kubunuh kau!" ucap pria itu kemudian pergi meninggalkan ruangan, sedangkan yang mendengar terbangun dari posisinya."Kubunuh?" ucap wanita itu, yang hanya memperlihatkan setengah tubuhnya, terkejut mendengar ucapan si pria yang pergi dengan terburu-buru. "Dia mau kemana?" ucapnya lagi menuruni kasur itu, menyusul si pria.Iapun kini telah berada pada beberapa ruangan yang berada dekat kamarnya yang berada di lantai dua.Wanita itu memandangi sekitarnya, was-was mencari pria itu."Kemana dia? Cepat sekali perginya," wanita lagi menuruni tangga, yang lagi-lagi memperhatikan sekeliling. Kemudian melihat si pria tengah berada di luar rumah.Tampak menghampiri mobil putih yang terparkir, iapun dengan cepat menuju pria itu, namun tetap was-was.Tapi sesaat pria itu menyalakan mobilnya, pria itu kembali memasuki kediamannya yang tampaknya ketinggalan sesuatu. Si pria pun dengan langkahnya kembali ke kamar untuk mengambil sesuatu yang dirasanya tertinggal.Sedangkan wanita ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-11
Baca selengkapnya

Kehadiran Si Oma

"Apa aku juga akan dibunuhnya?" ucap wanita itu ngeri, kemudian pergi meninggalkan ruangan dengan hati-hati agar tak ada yang melihatnya."Awasi orang itu selalu, jangan sampai dia kabur. Aku akan pulang sekarang," ucap Ducan kepada Tony setelah memerintahkan pengawal di situ membawa pria yang menjadi tawanan mereka."Baik, tuan," ucap Tony.Kemudian pria itu pergi meninggalkan ruangan dan memasuki kembali mobilnya, melajukannya dengan kecepatan kilat.Hingga tak berapa lama, kini mobil itu terparkir di sebuah bangunan mewah yang adalah kediamannya.Melihat pria itu keluar dari mobil, wanita yang juga berada di dalam mobil keluar dari bagasi itu, keluar secara bersamaan.Yang kini pria itu memasuki kediamannya lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan wanita itu kembali pada kasur yang sengaja di alas dengan bantal guling, agar ia tidak ketahuan telah mengikutinya."Pagi," ucap pria itu pada wanita yang kini tengah menyiapkan sarapan untuk mereka.Lantaran hari ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-11
Baca selengkapnya

Tentang Ducan

"Hanisa sayang?" ucap si Oma memegangi tangan wanita itu sambil memandangnya dengan lembut, mengisyaratkan untuk jujur seakan wanita itu membohonginya. Tahu si Oma melihatnya, pria itu, yang adalah Ducan, pun berusaha menyela."Oma, kami kan baru menikah jadi bagaimana mungkin langsung berapa bulan," sahut pria itu."Oma tahu, Oma minta maaf. Oma hanya becanda tadi," senyum gurau si Oma, "tapi kalian serius belum melakukannya?" tanya Oma lagi sehingga keduanya merasa malu, yang mana reaksi itu diketahui oleh wanita paruh baya."Yah, sudah gini aja. Oma nggak mau tahu, besok kalian berdua harus membatalkan semua urusan kerja dan pergi bulan madu, oke," tegas Oma."Ga bisa gitu, Oma. Oma kan tahu sendiri sesibuk apa aku, banyak urusan yang harus kuselesaikan," ucap si pria meyakinkan wanita paruh baya itu yang kemudian ditatap curiga oleh Hanisa."Urusan? Aku memang sedikit sibuk tapi untuk orang seperti dia, itu hal yang mudah. Bahkan dia punya sekretaris untuk selalu mengantikan kerja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-17
Baca selengkapnya

"Apakah wajar berbicara dalam telepon selarut ini."

"Sampai detik ini, saat Oma melihatnya, rasanya Oma mau menangis," wanita paruh baya itu mengusap pipinya yang basah. "Dia anak yang baik, meskipun dia terlihat baik-baik saja di luar, tapi di dalam hatinya ada banyak hal yang ingin diungkapkan," ucapnya lagi melirik yang paling muda.Hingga yang dilirik memeluk yang paling tua dari belakang, "Oma, bagaimanapun dia, tapi yang kita lihat saat ini, adalah seorang Ducan yang kuat," wanita itu menyemangati."Kamu jangan tinggalkan Ducan ya?" senyum si Oma menatap wanita itu lembut.Menarik pelan wanita di belakangnya, menghadapnya, Hanisa yang melihat wanita paruh baya itu tampak masih bersedih, perlahan mengusap air mata si Oma seraya memberikan senyum."Oma, jangan menangis lagi ya, sekarang aku adalah istrinya Ducan," ucapnya tersenyum memegangi tangan wanita paruh baya itu, "dan aku janji sama Oma. akan merawatnya," ucapnya lagi dengan senyuman membuat yang paling tua merasa tenang.Kemudian wanita paruh baya itu memeluk Hanisa eratny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-23
Baca selengkapnya

"Kau?"

"Tidak apa-apa, saya senang bisa membantu kamu," ucap Robert pada wanita yang bingung melihat si atasan terniat sekali menjemputnya.Padahal jika bisa dibilang wanita itu adalah karyawan baru di perusahaannya.Dan sebagai karyawan dan atasan mestinya itu menimbulkan pertanyaan bagi siapapun yang melihatnya.Kecuali, kalau bukan ada sesuatu di antara mereka.Sedangkan di sisi lain ternyata beberapa menit tadi pria yang telah menjadi suami wanita itu telah memperhatikan mereka.Dari jarak yang jauh, di lantai dua dengan jendela kaca yang panjangnya menyusuri batas dinding ruangan itu.Si pria memperhatikan mereka dengan ekspresi yang tampaknya ada kekesalan di hatinya.Dan dengan wajah kesalnya, pria itu pun pergi berjalan menghampiri keduanya dengan sigapnya."Kalau begitu, yuk," ucap Robert memperhatikan wanita itu, kemudian wanita itu pun melangkahkan kakinya berusaha menaiki mobil pria itu.Namun saat wanita itu ingin melangkah, tiba-tiba langkahnya terhenti karena sebuah genggaman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status