Home / Rumah Tangga / MISTERI RANJANG SUAMIKU / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of MISTERI RANJANG SUAMIKU : Chapter 61 - Chapter 70

115 Chapters

SI PALING NOMADEN

Tiga hari berlalu.Angga dulu adalah seorang pemuda cerdas yang penuh potensi, bahkan ia pernah menjabat sebagai seorang guru yang diidam-idamkan banyak siswa. Namun, keadaan tak terduga mengubah hidupnya secara drastis. Setelah kehilangan pekerjaannya dan tak memiliki tempat tinggal, dia terpaksa menjalani kehidupan sebagai tukang tipu wanita. Merebut harta banyak perempuan dengan bekal wajah tampan yang ia miliki.Ide gila sahabatnya kemarin berhasil mengeluarkan Angga dari bui. Tak ada yang mengetahui, jika sosok di balik pakaian serba gelap itu adalah dirinya. Entahlah, mungkin saat ini pihak kepolisian sedang geger perkara kaburnya seorang tahanan dari penjara.Namun, Angga harus menerima kenyataan pahit tentang ibunya yang sudah meninggal dunia, sementara adiknya-Ruby hidup sebatang kara. Angga cukup ngilu mengetahui kabar buruk ini. Namun, tak bisa juga menjenguk makam ibunya sekaligus menemui Ruby sang adik. Angga tak boleh berlama-lama ada di kota itu. Doni menyarankannya aga
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

ANGGA PDKT SAMA CEWEK LAGI

Tidak tahu kenapa, laki-laki yang satu ini sangat sulit merubah diri. Dia terlampau enak menikmati kejahatan, sampai-sampai lupa, kalau sesungguhnya dia berasal dari keluarga baik-baik dan pernah berlaku apik pula.Sama seperti sebelumnya, Angga mustahil menolak ajakan perkenalan dari seorang wanita, terlebih sosok ini luar biasa cantiknya. Dia mempunyai kulit yang bersih dan harum. Netra bulat dengan bulu mata yang begitu lentik. Sempurna."A- aku takut ngerepotin kamu," tutur Angga berusaha malu-malu. Sebisa mungkin menyembunyikan keinginannya tersebut."Sebenarnya aku yang sudah ngerepotin kamu, Mas. Kamu capek ngejar-ngejar jambret tadi, bahkan mempertaruhkan nyawamu, karena bisa saja para pencopet itu membawa senjata tajam. Jadi, kamu terima makan siang di rumah aku, ya. Kalau kamu nolak, aku tentu sedih banget dan merasa berhutang budi sama kamu."Malu-malu tapi mau. Pada akhirnya Angga menganggukkan kepala dengan senyum nya mengembang di wajah. Dia manggut-manggu, lalu mengikut
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

ADA YANG ANEH

"He, korban?" Angga membatin.Kegiatannya tidak berlanjut. Angga masih menanti obrolan selanjutnya dari dua perempuan di sana. Namun, tampaknya pembicaraan itu gagal diteruskan entah sebab apa. Rumah sederhana tersebut seketika bak kosong penghuni.Karena penasaran, Angga pun langsung keluar bilik dan ternyata Nira bersama ibunya masih duduk terpaku di ruang tengah. Angga menyorot mereka penuh tanda tanya, sementara yang ditatap turut membalas pandangannya dengan serupa."Sudah?" Nira bertanya seakan tidak terjadi apa-apa.Pria itu mengangguk ragu. Ingin sekali mempertanyakan maksud obrolan mereka tadi, tetapi Angga masih berpikir, kalau itu ditujukan untuk permasalahan lain dan tidak ada sangkut pautnya dengan diri Angga."Sudah," tutur Angga."Mas, sekiranya kamu mau makan langsung saja ke rumah depan, ya. Pokoknya kamu jangan ragu, apalagi sampai malu." Nira menyampaikan pesan kepada rekan barunya."Terima kasih banyak ya Nira dan ibu. Kalian baik banget sama aku.""Sama-sama, Mas.
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

ANGGA DITEMBAK CEWEK

Jadilah Angga pulang dalam keadaan bingung. Belum pernah dia bertemu dengan perempuan semisterius Nira, terlebih para tetangga seakan-akan tidak mau membuka kartu wanita tersebut. Entah memang karena ada yang ditutupi, atau justru Nira tidak seburuk yang Angga pikirkan.Tepat pada pukul sembilan malam, Angga kembali berjejak di bangunan luas dan megah tersebut. Keadaan benar-benar hening. Hanya ada detak jarum jam yang menembus telinga.Semula Angga bermaksud untuk menembus pintu belakang rumah guna sampai di kediaman barunya. Namun, seketika langkahnya terhenti, saat sosok gadis berambut hitam mengkilau mencegatnya."Lho, Mas, kamu dari mana? Kayaknya habis dari luar, ya?" Mimik Nira heran."Emang aku habis dari luar. Silaturahmi sama tetangga."Angga dapat melihat dengan jelas ekspresi Nira yang spontan berubah. Matanya melotot diikuti dengan bibir yang perlahan terbuka."Ngapain kamu ke tetangga? Kamu orang baru di sini lho, Mas." Nada bicara wanita itu sedikit meninggi."Ya, justr
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

DIUSIR SECARA HALUS

Mendengar ucapan perempuan itu, sontak Angga terkejut. Matanya melotot, serta banyak pertanyaan yang singgah di dalam kepalanya. Ada apa dengan perempuan yang ada di depannya ini? Bahkan, Angga belum berbuat apa-apa untuk rencana yang sudah ia susun dengan apik. Rencana yang berisikan cara untuk mendapatkan perempuan tersebut.Akan tetapi, mengapa Nira lebih dulu mengajaknya menikah. Padahal mereka baru saja kenal, ia juga belum banyak menceritakan tentang dirinya kepada Nira, sehingga perempuan itu tidak mengetahui asal usulnya serta dirinya yang tidak punya apa-apa. Bahkan tinggal pun ia menumpang di rumah keluarga Nira.Dengan perasaan grogi dan hati yang menggeletar Angga membalas ucapan Nira. "Maaf, tetapi mengapa kamu mengajak aku menikah? Sedangkan aku tidak mempunyai apa-apa ataupun sesuatu dan berharga. Dan juga, kamu belum mengenal aku sepenuhnya, Nira. Kita juga baru kenal. Lagian, cewek sekaya dan secantik kamu, apa yakin mau menikah sama lelaki bulukan macam aku begini?A
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

AKU MENERIMAMU, NIRA!

Mendengar jeritan Bu Nuri, Angga menjadi sedikit heran. Namun dia hanya bisa terdiam, sambil sedikit menyengir. Ia sama sekali tidak mengerti dari ucapan spontan wanita paruh baya tersebut."Duh, lagi ngobrolin apa nih, para wanita?”Bu Nuri membalikkan tubuh, tampak senyum-senyum malu, tetapi Angga bisa melihat ekspresi Nira. Ekspresi Nira terlihat sangat panik, berbeda jauh dari Bu Nuri. Bahkan terlihat tangan Nira terkepal dengan kuat, ketika mendengar pertanyaan Angga. "Serius banget nih ngobrolnya," tutur Angga kembali. Ya, Sebenarnya dia memang bermaksud untuk mengulik informasi tentang kata 'korban' tadi."Ah sudahlah, jangan dipikirkan. Ayo kita makan malam. Ibu sudah siapkan semuanya," ujar Bu Nuri, membuat Angga dan Nira mengangguk. "Iya, kita makan malam sekarang. Kamu pasti sudah lapar kan, Mas?" imbuh Nira. Angga kembali menjadi heran, seolah mereka mengalihkan pembicaraan agar Angga tidak bertanya tentang pembicaraan mereka tadi. Mereka pun berjalan bersama menuju me
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

MELANGSUNGKAN PERNIKAHAN

Mendengar perkataan Nira, netra Angga yang semula kriyepan, kini mendadak terang. Menatap wajah Nira yang tampak sangat panik, begitu juga dengan Angga."Apa? Ibu hilang?" tanya Angga memastikan apa yang dia dengar itu benar atau tidak.Nira mengangguk dengan mantap. "Iya mas, Ibu hilang. Aku nggak tahu Ibu pergi ke mana," ujar Nira dengan mata yang berkaca-kaca, hampir ingin menangis.Melihat kondisi Nira, Angga pun menjadi ikut kasihan. Dia mengelus kedua pundak Nira. "Kamu tenang, kita akan mencarinya sekarang."Angga dan Nira pun akhirnya bergegas keluar dari halaman rumah mereka. Keduanya terus berkeliling untuk mencari keberadaan Ibu Nuri.Angga mengendarai mobil dengan kecepatan lamban, sesekali dia berhenti untuk bertanya kepada orang sekitar tentang Ibu dari Nira.Beberapa orang yang masih berjaga di luar, semua menggelengkan kepala. "Apa tadi ibu kamu tidak bilang jika dia mau pergi ke mana?" tanya Angga, memastikannya. Namun, Nira menggelengkan kepalanya dengan mantap."T
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

LEPAS TANGAN

Angga terkesiap melihat benda itu. Baju akad siapa ini? Baju ini berada di dalam lemari Nira, tentu saja Angga terkejut dan penasaran. Mengapa bisa ada baju akad ini?"Baju akad? Perasan Nira belum pernah menikah, kecuali sama aku. Lalu, kenapa di sini sudah ada baju akad, mana ini baju khas sunda juga," gumam Angga pada dirinya sendiri, matanya menatap sangat tajam baju akad khas sunda yang ada di dalam lemari itu."Besok aku harus tanyakan ini pada Nira," gumam Angga. Mengapa seolah-olah banyak sekali rahasia yang ada dalam diri Nira. Bahkan, sampai saat ini pun Angga tidak menemukan sesuatu yang mampu membuatnya terkejut. Atau, memang hanya pikirannya saja, ya?Angga pergi untuk melihat-lihat isi lemari Nira yang lain. Ia sangat penasaran dengan kehidupan Nira yang sepertinya sangat enak. Tidak seperti dirinya yang terlampau pahit.“Aku pastikan, aku akan mendapatkan semua yang aku mau,” monolognya. Angga menatap istrinya yang masih saja tertidur lelap. Tidak tahu jika Angga menem
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

ISTRI PENYAKITAN?

Melihat beberapa obat-obatan yang sama sekali Angga tidak tahu, itu obat apa dan untuk apa. Ia memandang benda itu dengan lama, tangannya bergerak mengambil obat tersebut."Ada apa sebenarnya?" gumam Angga tidak percaya. Matanya mengedar ke arah barang temuan. "Kenapa Nira menyimpan obat sebanyak ini?"Satu persatu Angga mengambil obat-obatan tersebut, namun satu pun dia tidak mengenalnya. Dia menghela nafas, lalu kembali menaruh obat-obatan itu di laci meja.Fyuh...Pikiran Angga benar-benar tidak karuan, obat-obatan yang masih bersih tentunya masih baru. Namun siapa pemilik obat tersebut?"Ini punya Nira atau Ibu Nuri? Cuma ada mereka berdua di rumah ini," ujar Angga, dia benar merasa sangat heran. Namun jika salah satu dari mereka, Angga sama sekali tidak melihat, kalau mereka sakit. Bahkan, keduanya tampak sangat sehat dan bugar seperti orang pada umumnya."Nanti akan aku tanyakan, nggak mungkin jika Nira sakit. Dia sama sekali tidak terlihat seperti orang loyo," gumam Angga.Angg
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

RIP BU NURI

Nira menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Angga. Bahkan bibir Angga terasa sangat kaku untuk mengeluarkan suara, dia hanya bisa diam beberapa saat, sebelum akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya kepada Nira."Kenapa bisa ibu kamu itemukan di sungai, Nira? Bukannya jarak sungai di temlat ini cukup jauh?" tanya Angga dengan tangan terus mengelus kepala Nira, berusaha untuk menenangkan diri."Saat polisi sedang melakukan penyelidikan terakhir, polisi mendapatkan informasi dari beberapa warga daerah sebelah, jika ada mayat warga yang mengapung di sana." Nira menjeda ucapannya, dia lalu mengatur nafasnya agar bisa lebih leluasa bercerita kepada Angga.Angga sesekali mengusap air mata Nira, yang berjatuhan membasahi wajahnya."Lalu bagaimana?""Polisi pun melakukan penyelidikan, hasil dari informasi jika itu memang ibuku yang meninggal dan mengapung di sungai. Warga mengira itu adalah orang gila, karena tidak ada yang tahu identitas Ibu, Mas," sambung Nira.Angga menjadi sangat k
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status