Aku mengusap wajah dengan kasar, bangkit berdiri dan beranjak menaiki anak-anak tangga menuju lantai dua. Tangisan terdengar keras mendekat menuju tempat di mana aku berada, aku berusaha untuk mengabaikan. Sebab, ia sudah diurus oleh Anna. Namun, belum sempat aku memegang gagang untuk membuka pintu, wanita itu menghentikan langkahku dengan panggilannya.“Dia menangis terus sejak pagi, Tuan.” Wanita itu berucap dengan wajah dipenuhi oleh rasa khawatir.“Beri dia minum susu.”“Dia tidak mau susu formula, setiap saya beri selalu dikeluarkan kembali.” Wanita itu berucap dengan frustrasi.Aku menatap wajah Bara, wajahnya memerah karena tangisan yang tidak kunjung berhenti.“Buatkan dia susu hangat, lalu antar ke kamar.” Kuambil alih bayi mungil itu dari dalam gendongannya, menimang seraya membawa ia untuk masuk ke kamar.Tangisannya tidak kunjung berhenti meskipun sudah kutimang, mungkin karena ia haus dan lapar sebab tidak menyusu sejak pagi. Aku mulai sedikit kerepotan untuk mendiamkan.
Last Updated : 2024-03-11 Read more