All Chapters of Istri Tak Dianggap: Chapter 101 - Chapter 110
235 Chapters
Kejutan
Ana mengerjapkan matanya, dia khawatir sudah tertidur dan hanya bermimpi, rugi banget bukan kalau dia sudah sangat senang tapi ini hanya mimpi belaka dan tak pernah jadi nyata. Ana sedikit mencubit lengannya sendiri dan terasa sakit, jadi bisa dipastikan dia tidak bermimpi, tapi tetap saja perkataan Raffael sulit untuk dia cerna dengan baik. “Ka... kamu yakin, Raf?” tanya Ana, hatinya entah mengapa tak sesenang yang dia kira. Raffael yang dia kenal tak pernah memperlakukannya sebaik ini selama mereka berstatus suami istri, bukankah perubahan yang mendadak juga patut dicurigai. “Tentu saja, bukankah seharusnya aku juga menyapa keluargamu.” Ana memandang Raffael sejenak, dia tak yakin suaminya yang selalu tampil tampan dan karismatik serta bau duit akan mampu hidup di rumah masa kecilnya. Oh, bukan karena rumah sang nenek tidak layak huni, setelah menjadi artis Ana memang membangun sebuah rumah seperti impian sang nenek, sede
Read more
Hati, Jangan Berulah
Raffael menatap itu semua dengan hati yang berkecamuk, bingung harus berbuat apa, di satu sisi dia harus meneruskan rencananya untuk membalas dendam pada Ana yang telah memporakporandakan hidupnya, tapi di sisi lain Raffael juga manusia yang masih punya hati, dia tak mungkin membuat kecewa semua orang dengan bersikap tak sepantasnya. “Maksudnya pengaantin baru itu kita? Aku tidak tahu kalau kamu merencanakan acara seperti ini, memalukan,” gumam Raffael tajam di telinga Ana. Raffael bisa melihat mata indah Ana terbelalak mendengar ucapan tajamnya, tapi dia tahu kalau itu hanya kepura-puraan saja, dia pasti sudah merencanakan ini semua untuk semakin menjeratnya, apa dia telah salah menururti permintaan Bella hanya demi selembar tiket audisi, istrinya itu pasti tak akan menyangka kalau Ana sudah memasang jebakan untuknya. “Wah selamat datang di kampung kami,” kata beberapa orang laki-laki paruh baya yang berkumpul di sana, terlihat banyak sekali tamu yang
Read more
Tunggu Saja
Ana bangun tidur dengan hati yang was-was. Benar saja tangannya sakit karena semalam dia tertidur miring dengan kaku seprti robot, sedangkan Raffael yang seolah tak berdosa menjadikannya seperti guling. Apa laki-laki yang menjadi suaminya ini terbiasa tidur dengan banyak wanita? Pertanyaan itu langsung mampir begitu saja ke otaknya, Raffael memang marah saat mereka ‘tidur besama’ malam itu, tapi perlakuan Raffael padanya saat mereka terpaksa harus tidur sekamar membuatnya berpikiran seperti itu. Atau karena aku sama sekali tak menarik hatinya, karena itu tak ada hal yang perlu dicemaskan, mungkin bagi Raffael dia hanya wanita yang menampung benihnya dan akan mengandung anak yang diinginkan oleh orang tuanya. Ana sadar selama ini tidak pernah melihat Raffael besama anak-anak, memang ada artis-artis cilik yang bernaung di bawah perusahaan managemannya, tapi Ana tak pernah melihatnya dekat dengan mereka, atau pun ada berita di infotemen
Read more
Sisi Lain
Tinggal di desa memang tak sepenuhnya menyebalkan. Memang tidak ada jaringan internet yang memadai dan juga mall yang bisa dia tuju jika membutuhkan sesuatu, tapi bagi Raffael pemandnagan indah juga sapaan ramah orang-orang yang bertemu dengannya membuat hatinya senang, padahal dia tidak mengenal mereka semua, sangat berlawanan memang dengan kehidupannya di kota yang jarang sekali berteur sapa dengan tetangga. Yang makin membuat Raffael cukup terkejut adalah, istrinya yang ternyata cukup oportunis, bagaimana tidak, sudah tyahu kalau dia biasanya hanya bekerja memegang kerja dan komputer saja, tapi di sini, Ana memintanya untuk membantu mengangkut kacang panjang hasil kebun neneknya. “Ana kamu itu masak suamimu di suruh angkat karung, nanti dia bisa sakit karena tak terbiasa,” kata sang nenek tak setuju saat Ana meminta suaminya ikut bersama seorang laki-laki sebayanya yang biasa bertugas mengangkut hasil panen neneknya. Dibela demikian Raffael
Read more
Batas Kesabaran
“Tiga hari lagi audisi akan diadakan, paling lambat besok undangan itu sampai ke rumah Raffael, kamu masih bisa berubah pikiran, tapi aku akan pastikan sendiri kondisimu dan bayi dalma kandunganmu baik-baik saja,” kata Adam di ujung sana, bahkan Ana belum sempat mengatakan halo. Dia memang masih tinggal di rumah neneknya, mungkin untuk dua hari ke depan atau entahlah sampai kapan, sebenarnya dia sangat senang tinggal di sini, tapi sekarang dia seorang istri tidak mungkin rasanya dia tinggal di sini tanpa dipandang negative oleh orang-orang. “Kamu tahu aku sangat menginginkannya, tapi Raffael akan langsung membunuhku kalau dia tahu aku syuting dalam keadaan hamil.” Belum hamil saja Raffael sudah mengacaukan semua kontraknya, apalagi kalau Ana sudah hamil, dan dia tahu benar itu dilakukan Raffael bukan karena perhatian padanya tapi karena ingin membuatnya gila saja. “Apa dia sudah tahu?” “Belum aku belum mengatakannya, aku belum siap,”
Read more
Undangan Audisi
Raffael boleh saja orang yang sangat berkuasa di dunia entertaiment, mendengar namanya saja orang sudah segan, akan tetapi orang tuanya sudah mendidiknya dengan baik untuk menghormati orang yang lebih tua. Apalagi orang tua yang dimaksud adalah nenek dari istrinya yang tidak tahu apa-apa, Raffael tidak akansetega itu untuk menghancurkan hati wanita tua itu, apalagi selama ada di sini, sanga nenek sudah memperlakukannya seperti cucunya sendiri. Raffael segera memutuskan panggilannya dengan Bella secara sepihak, istrinya itu pasti bisa mengerti keadaan ini, apalagi ini semua juga rencananya. “Eh, itu, Nek.” Kenapa di saat seperti ini otak Raffael menjadi blank, dia bahkan tak bisa memikirkan satu pun alasan yang masuk akal, sang nenek memang tidak memandangnya dengan pandangan marah, tapi pandangan sayu yang membuat Raffael begitu tak berdaya, seolah dialah pendosa di sini yan sudah menganiyayanya. “Itu keponakan Raffael, nenek sempat
Read more
Batas Kesabaran
“Bagaimana mungkin kamu memberikan undangan itu untuk Bella, An?” tanya Adam sarat dengan kekecewaan begitu Ana mengangkat panggilannya. Ana yang baru saja sampai di kamarnya di rumah Raffael langsung berhenti melangkah. “Apa maksudmu, Mas, aku sama sekali tidak melakukannya.” “Tapi dia datang dengan undangan itu meski panitia menolak karena aku sudah menghubungi pimpinan Theater.” “Tunggu... tunggu sebentar, Mas di sini pasti ada kesalah pahaman, aku bahkan tidak menerima undangan itu, kami baru saja sampai... astaga!” “Kamu sadar sekarang betapa liciknya wanita itu,” kata Adam di ujung sana. Jika Adam mengatakan dengan kata-kata kasar atau kemarahan pada dirinya Ana hanya akan meminta maaf pada Adam untuk keteledorannya, tapi dia mengatakannya dengan kekecewaan, membuat Ana tak tahu harus berbuat apa, kata maaf saja mungkin tak akan cukup untuk kesalahan ini. Adam sudah sangat bekerja keras, tapi Ana sudah menolak semuany
Read more
Satu Rahasia
Saat kecil Ana selalu mengagumi rumah besar gedongan milik pak lurah yang terlihat sangat nyaman dan asri, dia selalu berharap jika suatu saat bisa tinggal di rumah seperti itu, dia tidka perlu lagi repot saat hujan turun karena tidak mungkin rumah semewah itu akan bocor ataupun dia tak perlu harus menggigil ketakutan saat gelagar petir bersahutan saat neneknya tak bisa memeluknya. Ternyata Tuhan memang sangat baik hati, setelah dewasa dengan kerja kerasnya Ana bisa membangun rumah seperti itu dan juga sekarang dia juga tinggal di rumah yang lebih mirip istana, dengan berbagai fasilitas yang dimilikinya. Tapi hatinya tetap saja terasa hampa, tidak ada kebahagian seperti yang pernah dipikirkannya dulu. Andai tahu seperti ini dia akan lebih spesifik dalam berdo’a pada Tuhan, dia akan minta punya rumah mewah, suami yang sangat mencintainya, dan juga karir yang bersinar terang. Akan tetapi Ana tahu kalau hidup memang tak lepas dari ujian, ujian hidup yang k
Read more
Diantara Dua
“Bisakah sekarang kita bicara secara dewasa,” kata Raffael. Ana tahu sebuah pernikahan bukan hanya tentang sepasang buku nikah saja, ada kesakralan dan tanggung jawab yang besar di dalamnya dan sebagai seorang istri dia juga tahu apa hak dan kewajibanya pada suaminya, Neneknya sudah memberikan nasehat yang panjang lebar terkait hal itu sebelum menikah atau saat berkunjung ke rumah neneknya kemarin. Pernikahan yang dia jalani bersama Raffael memang bukan pernikahan yang normal, tapi tetap saja Ana sadar kalau dia salah menyembunyikan kehamilannya ini dari Raffael, yang notabene ayah kandung bayi ini, Ana hanya merasa takut dan belum siap untuk mengatakan semuanya, tapi dengan kejadian ini dia tidak akan bisa mengelak lagi. Ana yang sedang meringkuk di ujung terjauh ranjang dari Raffael perlahan mengangkat kepalanya, tangannya masih setia memeluk perutnya, seolah jika dia tidak melakukan itu Raffael akan menyakiti bayi dalam kandungannya. Melihat Ana ya
Read more
Satu Kesalahan
“Aku mengajukan Resti yang mengikuti audisi ini, karena pimpinan theater minta aku mengirimkan aktrisku yang lain, dia memang tidak sebaik dirimu tapi aku yakin dia akan mendapatkan salah satu peran di sana.” Kata Adam saat Ana menghubunginya dan ingin mengatakan apa yang terjadi sore ini. “Syukurlah menurutku dia sangat berbakat dan beberapa hari yang lalu aku juga sempat iseng berduet juga dengannya, dan suaranya sangat bagus, aku yakin jika dia beruntung dia akan mendapatkan pemeran utama, kenapa Mas Adam tidak mendorongnya untuk itu?” tanya Ana. Adam yang dia tahu sangat optimis, dan dia bukan manager pemula yang tidak bisa mengenali bakat artisnya, bahkan Ana saja yang baru beberapa tahun berkecimpung di dunia entertaiment bisa melihatnya dengan jelas. “Yah aku yakin memang dia bisa bersaing dengan peserta yang lain, dengan catatan mereka mengikuti audisi secara fair,” kata Adam terdengar kesal. “Maksudmu Bella? Bukankah undangan itu suda
Read more
PREV
1
...
910111213
...
24
DMCA.com Protection Status