Home / Romansa / Gadis Yang Dicari Direktur / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Gadis Yang Dicari Direktur: Chapter 11 - Chapter 20

35 Chapters

Apakah Dia Orang Yang Sama?

“Tadi siang Mentari menelpon papa. Dia panik karena kamu pergi mengunjungi gadis petugas kebersihan itu. Meskipun kamera cctv menunjukkan kalau gadis petugas kebersihan itu memang refleks menolong kamu, tapi dia tetap yakin kalau gadis petugas kebersihan itu mencari simpati kamu. Perasaannya mengatakan keberadaan gadis petugas kebersihan itu akan mengancam hubungan kalian. Karena itu, dia meminta diberi wewenang untuk memecat gadis petugas kebersihan itu.”Mendengar ucapan Dewa, Langit langsung menaruh sendoknya dan rahangnya mengencang. “Bagaimana dia punya niat memecat Kahyangan sementara Kahyangan mengalami memar-memar akibat ulahnya. Harusnya dia meminta maaf kepada Kahyangan dan bukan malah ingin memecatnya. Sungguh aku tidak mengerti dengan Mentari, pa.”“Mengapa kamu harus seemosi ini, Langit. Kamu boleh berpikir kalau gadis petugas kebersihan tidak bersalah berdasarkan cctv yang sudah kamu lihat. Tapi kan kamu belum mengenal gadis petugas kebersihan secara menyeluruh. Kamu bar
Read more

Jangan-Jangan Kau Menyukai Kahyangan

Drrrrt! Drrrrt!Dewa terhenyak dari lamunannya. Dia segera melirik ponsel yang masih dalam genggaman. Begitu membaca nama yang tertera di layarnya, dia pun segera menerima panggilan tersebut."Halo, Pak Guruh?" sapanya pada penelpon."Apa bapak hari ini sibuk?" tanya orang yang ada di seberang."Tidak juga, pak.""Bagaimana kalau kita makan siang bersama?""Tidak masalah.""Baik. Kalau begitu, aku tunggu bapak di tempat biasa.""Baiklah."Satu jam kemudian, Dewa sudah berhadapan dengan Guruh, rekan bisnisnya, dengan dijeda oleh sebuah meja yang penuh makanan satu sama lain. Mereka berdua memang sudah dekat sejak duduk di bangku kuliah. Ya bisa dikatakan kalau mereka bersahabat."Aku mengajakmu makan siang bersama karena selain kita sudah lama tidak semeja begini, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu. Ini soal anak-anak."Dewa yang baru menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sendiri, melirik Guruh. "Anak-anak? Kenapa dengan anak-anak?""Anak-anak sudah lama sekali bertunangan. Men
Read more

Tatapan Aneh Orang-orang

"Tadi Pak Guruh mengajak papa makan siang bersama. Kamu mau tahu apa yang kami bahas?" tanya Dewa pada Langit. Saat ini mereka sedang makan malam bersama.Langit melirik Dewa tanpa menghentikan gerakan tangannya di atas piring. "Memangnya apa yang kalian bahas?""Kamu dan Mentari. Pak Guruh mengusulkan pernikahan kalian dipercepat karena beliau menganggap sudah waktunya kalian menikah. Kalian sudah terlalu lama berstatus tunangan.""Tapi aku tidak bisa, pa," sahut Langit tanpa rasa ragu.Dewa terhenyak. Dia langsung menyipitkan pandang pada Langit. "Kenapa tidak bisa?""Karena aku belum bisa menyukai Mentari dari tiga tahun lalu hingga sekarang, pa. Aku tidak mau menikah tanpa cinta.""Cinta?" Dewa menghela nafas berat. Dia sudah tahu kenapa Langit belum mau menikah dengan Mentari, itu karena putranya ini sudah menemukan cinta pertamanya yang selama ini dicari-cari. "Pernikahan tidak sepenuhnya butuh cinta. Yang penting....""Bisnis kian kuat dan berkembang?" sela Langit. "Cukup mama
Read more

Aku Ingin Bicara Denganmu

"Dokter...," ucap Kahyangan tertahan dan merinding. Bukan apa, dia melihat api kemarahan yang menyala-nyala di kedua mata wanita yang berdiri di depannya ini."Kenapa kamu sudah berangkat kerja?!" tanya Mentari dengan nada ketus dan tegas."Karena aku ....""Tidak tahan untuk bertemu dengan calon suami orang?!" sela Mentari dengan tingkat ketus yang lebih tinggi. Kening Kahyangan menyipit. "Maksudnya?""Jangan pura-pura tidak mengerti!" Kahyangan tersentak kaget karena kini Mentari membentaknya. "Aku tau kamu adalah iblis! Setan betina! Kamu berusaha untuk menghancurkan pertunangan orang yang sudah terjalin selama tiga tahun tanpa rasa bersalah! Luar biasa sekali kamu! Jahat sekali kamu! Apa kamu tidak mengaca siapa diri kamu?! Kamu itu miskin! Bodoh! Tidak berpendidikan! Tidak pantas kamu bersanding dengan calon suami aku! Gara-gara kamu hubungan aku dengan Langit menjadi rusak! Puas kamu sudah menghancurkan hubungan kami?!"Kahyangan menelan saliva mendengar semua yang dikatakan
Read more

Jauhilah Langit

"Akhirnya selesai juga," ucap Kahyangan sembari meletakan peralatan kerjanya ke ruang peralatan. Kemudian dia berganti pakaian di toilet sebelum akhirnya melangkah keluar rumah sakit. Langkahnya terhenti tak jauh dari gerbang rumah sakit karena panggilan seorang sekuriti padanya. "Ada apa, pak?" tanya Kahyangan pada sekuriti tersebut setelah pria berseragam itu sampai di dekatnya."Maaf harus menunda waktu pulang kamu," jawab sang sekuriti. "E... Pak Dewa ingin bertemu dengan kamu."Bagai tersambar petir Kahyangan mendengar itu. Sang pemilik rumah sakit ingin bertemu dengannya? Apakah ini ada hubungannya dengan Langit dan Mentari? Perasaan Kahyangan mendadak jadi tidak enak."U-untuk urusan apa, pak?" tanya Kahyangan dengan jantung yang berdebar-debar. Seumur-umur bekerja di rumah sakit ini, baru kali ini sang pemilik rumah sakit ingin bertemu dengannya. Lagian kalau bukan karena hal yang sangat penting, tentu tidak mungkin Dewa ingin bertemu dengannya yang hanya seorang staf rendahan
Read more

Kenapa Dipaksa Resign?

"Apa?! Kita akan dipindahkan kerja dan tempat tinggal oleh Pak Dewa?! Kenapa?!" Purnama benar-benar terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Kahyangan."Karena agar kakak tidak dekat lagi dengan Pak Langit. Pak Langit dan Dokter Mentari sudah akan menikah," jawab Kahyangan dengan wajah menunduk. "Pak Dewa khawatir pernikahan mereka batal jika ada kakak dalam hidup Pak Langit."Purnama menyeringai. "Alasan macam apa itu? Kakak kan tidak pernah mencoba untuk mendekati Pak Langit apalagi mencoba untuk menghancurkan hubungan Pak Langit dan Dokter Mentari. Semua orang di rumah sakit sudah melihat rekaman cctv dan tahu kalau kakak tidak bersalah. Lagian, kenapa juga Pak Dewa memaksa anaknya untuk menikah dengan wanita yang tidak dicintai?""Kalau Pak Langit tidak mencintai Dokter Mentari, mengapa bisa terjadi pertunangan?" sahut Kahyangan."Karena perjodohan, kak."Kening Kahyangan mengerut. "Darimana kamu mengetahui itu?""Hampir semua orang rumah sakit mengatakan itu?""Darimana orang ru
Read more

Pak Dewa Mengancam, pak.

"Bapak sudah lama menunggu?" tanya Purnama begitu dia sampai di meja Langit. Penampilan Purnama agak lain kali ini. Dia memakai jaket, topi, dan masker. Sangat terlihat kalau gadis ini tidak mau dikenali oleh siapa pun. Penampilannya itu tentu membuat Langit bertanya-tanya."Tidak juga. Silahkan duduk," jawab Langit sembari menunjuk kursi yang ada di depannya.Purnama mengangguk. "Iya, pak." Gadis itu pun mengambil duduk di hadapan Langit. "Maaf, kenapa kamu harus berpenampilan seperti ini?" Kebingungannya akhirnya dipertanyakan juga. "Saya khawatir ada yang mengikuti, pak. Terus kalau tau saya bertemu bapak, yang disalahkan Kak Kahyangan."Kening Langit mengerut. "Jujur, aku tidak mengerti ini maksudnya apa?""Jadi begini, pak. Kak Kahyangan dan saya diminta untuk mengundurkan diri dari rumah sakit oleh Pak Dewa. Bahkan kami juga diminta untuk meninggalkan kontrakan kami."Langit terhenyak. "Apa? Papa melakukan itu?"Purnama mengangguk. "Iya.""Dan kalian mau?""Kak Kahyangan yang
Read more

Aku Tidak Akan Menikahi Mentari

Mendengar pertanyaan Purnama, Kahyangan melebarkan matanya. "Kamu itu bicara apa sih? Siapa yang bilang kalau Pak Langit menyukai kakak? Itu hanya perasaan kamu saja. Dia itu sudah punya tunangan dan hanya itu yang harus kita pegang. Kakak tidak mau dituduh menjadi penyebab kehancuran hubungan dua insan yang sudah akan menikah. Sudah benar keputusan kakak untuk menjauhi mereka berdua. Jadi kalau pun terjadi apa-apa pada hubungan mereka, kakak tidak disalahkan.""Itu kan menurut kakak. Tapi bagaimana kalau ternyata Pak Langit menyukai kakak sebab kakak adalah gadis remaja yang sudah menolongnya?""Jangan bahas masa lalu. Kakak tidak mau mengungkit-ungkitnya lagi. Dan tolong kamu jangan pernah cerita pada Pak Langit kalau kakak adalah gadis remaja yang telah menolongnya.""Walau pun aku tidak cerita, dia sudah merasa kak. Kemungkinan besar dia sudah tau kalau kakak adalah gadis remaja yang telah menolongnya itu.""Aku tidak begitu yakin dia tahu kalau aku adalah gadis remaja yang menolo
Read more

Kebohongan Yang Terbongkar

Senja menggeleng. "Tidak. Papa kamu tidak akan setuju kamu menikah dengan gadis itu. Apalagi dia hanya seorang petugas kebersihan. Baiknya kamu pikir-pikir lagi niat kamu itu.""Aku sudah memikirkannya dengan baik, ma. Aku kan juga pernah mengatakan niatku ini pada mama," balas Langit."Mama pikir kamu tidak seserius ini.""Tentu saja aku serius, ma. Hanya bedanya, dulu aku tidak berani untuk mengatakannya pada papa. Tapi sekarang, aku mau berterus terang agar gadis itu tidak terus berada dalam ancaman papa.""Kening Senja mengerut. "Maksud kamu apa gadis itu tidak terus dalam ancaman papa kamu? Memangnya papa mengancamnya?"Langit mengangguk. "Iya. Papa mengancamnya. Bahkan papa telah memindahkan kerjanya dan rumah kontrakannya. Jadi dia sudah tidak lagi bekerja di rumah sakit kita, ma."Senja terdiam. Tidak kaget karena dia hafal sifat suaminya. Hanya saja dia tidak habis pikir kenapa Dewa selalu mencampuri hidup Langit. Padahal Langit adalah putra semata wayang mereka. Kalau suamin
Read more

Hidup Yang Hampa Dan Gelap

Langit menutup pintu dan menguncinya begitu masuk ke dalam kamar. Wajahnya tampak sangat marah dengan mata yang menyala dan rahang yang mengencang. Benaknya terus saja membayangkan bagaimana Dewa tertawa ketika mengakui perbuatan jahatnya di hadapannya dan mamanya seolah tidak menjaga perasaannya sedikit pun. Padahal dulu waktu dia duduk di kelas sepuluh, pernah sakit keras selama berbulan-bulan lantaran merindukan Kahyangan. Tapi Dewa tetap mengakui tidak berhasil menemukan Kahyangan. Pada kenyataannya, papanya itu berbohong hanya karena Kahyangan adalah gadis yang sangat miskin.Oke. Anggap saja papanya tidak mau dirinya mendapatkan gadis miskin seperti Kahyangan. Dengan berat hati dia mencoba untuk menerima. Tapi yang dia tidak habis pikir adalah sikap papanya itu pada Kahyangan, gadis yang telah menyelamatkan putra semata wayangnya. Bukannya menghormati dan memperlakukan gadis itu dengan baik, tapi justru malah mengintimidasi. Dimana akal sehat dan hati nurani seorang Dewa kalau
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status