Valerie menggelengkan kepalanya dengan keras.“Enggak. Enggak boleh!” ujarnya pada dirinya sendiri.Semakin Valerie berusaha untuk melupakannya, semakin bayang-bayang Faris tertanam di benaknya. Suara lembut dan beratnya, tangan kekarnya, bahu kokohnya, semuanya.“Inget Valerie, harus professional,” ujar Valerie menanamkan tekad pada dirinya sendiri. Besok ia harus bertemu Faris di kantornya, ia harus bisa bersikap professional. Ingat, pekerjaan ini penting dan project besar, Valerie tidak mau usahanya sia-sia hanya karna masalah pribadi.Valerie memutuskan untuk tidur. Ia berharap dengan tidur, bisa menghilangkan pikiran-pikiran jeleknya karna Faris. Namun ternyata ia salah.***Valerie berada di sebuah ruangan, ruangan besar berwarna putih. Tidak ada jendela, tidak ada pintu, hanya sebuah ruangan berwarna putih sejauh mata memandang.“Hai Val,” entah dari mana datangnya, muncul seorang wanita dengan perawakan p
Last Updated : 2024-03-21 Read more