All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku: Chapter 101 - Chapter 110

124 Chapters

Liburan_3 -- Kedatangan Emilia

Aaron bernapas lega, karena Bella hanya mengerjainya saja. Namun, ucapan Bella itu akan Aaron rencanakan karena memang mereka belum melakukan honeymoon. Namun, Sebelum itu terjadi, Aaron akan memberikan sebuah kejutan kepada Bella. Aaron, Bella, juga Alessandro sudah rapi. Lekas mereka meninggalkan hotel. Hanya menempuh sepuluh menit saja, mereka sudah tiba di pantai. Rupanya di sana sudah ada keluarga lainnya. Ada waktu sekitar dua puluh tujuh menit untuk menikmati momen matahari terbit. Tak hanya mereka saja yang ada di sana, melainkan para turis lainnya. "Mami ke mana, ya? Apa masih tidur?" Batin Aaron. Aaron mengedarkan pandangannya. Ia tersenyum samar saat melihat Mitha berjalan menghampirinya. "Aku pikir Mami sudah ada di sini," ucap Aaron. Mitha tersenyum. "Mami kesiangan.""Kok, bisa kesiangan. Bukannya Mami masuk kamar bareng kita, ya?""Iya, tapi Mami ke luar lagi."Aaron menyipit. "Ke luar? Mami ke mana?" tanya Aaron pura-pura tidak tahu. Mitha terlihat bingung. "Ah,
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Teka-Teki

Di sebuah kedai, ada Damian dan Kevin yang sedang menikmati kopi panas. Mereka berdua sengaja tidak ikut bergabung dengan keluarga Aaron, karena menurut mereka mungkin saja Aaron butuh waktu khusus dengan keluarga saja."Dari tadi cewek cantik liatin terus, tuh!" ucap Kevin kepada Damian. Damian hanya tersenyum menanggapi. "Kau sa--""Kamu ini gimana, sih? Belum waktunya!"Damian dan Kevin menoleh ke arah suara. Suara seorang perempuan yang sudah mereka kenali. Ia baru saja masuk. "Emilia?" tanya Damian berbisik. Kevin mengangguk dan menempelkan jari telunjuk di bibirnya, meminta Damian agar tidak bicara. Kevin yang kebetulan mengenakan hoody jacket segera menutup kepalanya. Pun dengan Damian. Emilia duduk tak jauh dari meja Kevin. Kedua pria tampan itu mendengarkan secara seksama apa yang Emilia ucapkan. Sesekali Kevin dan Damian saling memandang, juga menggelengkan kepala. "Awas, ya, kalau hilang kendali lagi!" ancam Emilia kepada Mike. "Oke, oke, sorry. Sudah menjadi sifatku
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Kecurigaan Bella

Sementara di tepi pantai, Bella mengajak Aaron kembali, karena khawatir jikalau saja Alessandro rewel ingin minum ASI. Aaron yang baru menyadari pun tergesa-gesa menuju restoran dimana keluarganya berkumpul sembari menggandeng Bella. "Lain kali bekal alat pumping, Yang. Biar Ale bisa kita tinggal lama," kata Aaron. "Aku lupa. Sudah kebiasaan langsung, sih.""Iya, sih, emang enak langsung daripada lewat perantara," celetuk Aaron sambil menaikturunkan alisnya."Iih! Dasar omes!" Bella hendak memukul Aaron, tetapi meleset karena Aaron lari. "Eh, tunggu!" seru Bella mengejar. Tibalah mereka di depan pintu restoran dengan napas terengah-engah dan senyum yang mengambang dari bibir keduanya. "Capek, tauk!" cicit Bella dengan bibir mengerucut. "Suruh siapa lari, coba?"Plak! Kali ini Bella berhasil memukul pundak Aaron. "Ya, karena kamu!"Aaron tertawa, lalu menggandeng tangan Bella dan mengajaknya masuk. Bella memerhatikan wajah Aaron ketika melihat sosok Emilia dan Mike di sana. Bel
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Pesta Dansa

Malam menyapa. Tepat pukul tujuh, semua sudah berkumpul di restoran. Menikmati makan malam dengan hidangan spesial di hotel tersebut. Setelah menikmati makan malam, keluarga terbagi menjadi dua kubu, dimana laki-laki dan perempuan memisahkan diri. Kedua kubu jelas saja membicarakan bahasan sekitar mereka. Canda dan tawa sesekali menggema menambah hangat suasana. Tibalah saatnya pesta dansa. Keluarga Aaron bergabung dengan pengunjung lainnya. Hanya saja, malam itu keluarga Aaron memegang kendali acara. Namun, ada pasangan yang belum nampak sedari tadi, yakni Emilia dan Mike. John yang masih jomlo memilih menemani Alessandro yang sedang menikmati biskuit bayi sembari duduk di sofa. Aaron mengulurkan tangan, mengajak Bella berdansa. "Aku tidak bisa," tolak Bella halus. "Ikuti saja gerakanku," kata Aaron. Bella mengangguk yakin, lalu menerima uluran tangan Aaron. Semua sudah berpasang-pasangan bersiap untuk memulai dansa. Tiba-tiba saja ... "Maaf, kita terlambat!"Semua menoleh ke
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Masuk Perangkap

Voucher belanja sudah Aaron dapatkan. Namun, Aaron memberikannya kepada Kevin, karena berkat sahabatnya itu ia selamat dari akal bulus Emilia. Aaron tidak memperpanjang masalah itu karena ia tidak merasa dirugikan. Acara pun dilanjutkan dengan pesta minum-minum. Semua orang bebas mau minum apa saja. Akan tetapi, Aaron membatasi jika mereka ingin meminum anggur merah. Aaron tidak mau mereka sampai mabuk. Bella memilih untuk pulang karena memang Alessandro sudah rewel ingin tidur. Bella tak sendiri. Ia diantar John menuju kamar. Di sana, ada Emilia dan Mike yang sangat menikmati acara tersebut."Pesananku dibawa?" tanya Emilia kepada Mike. Mike merogoh sesuatu dalam saku jasnya. "Tentu saja!"Emilia menerimanya. "Thanks!" "Kamu nikmati saja malam ini. Atau gabung saja sama calon kakak iparmu!" Emilia tersenyum genit. Mike membalasnya dengan senyuman sinis, lalu beranjak bergabung dengan Aaron. "Mas, biar aku aja yang antar minumannya." Emilia memegang nampan dari seorang waiters.
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

Malam Indah Emilia

"Kakak? Kakak kenapa?" tanya Emilia sok polos sembari memegang lengan Aaron. "Pergi! Jangan mendekat!" ketus Aaron. Terdengar suara sepatu yang beradu dengan lantai mendekat. Emilia menoleh. Dalam hatinya menggerutu karena lagi-lagi Kevin datang. "Lu kenapa, bro?" tanyanya kepada Aaron. "Antar aku ke kamar!""Lu tunggu di sini! Awas kalo lu ngikutin!" cegah Kevin kepada Emilia. Emilia dengan kesal memilih bergabung dengan Robert. Kevin cepat-cepat memapah Aaron sampai akhirnya tiba di kamar. "Mike ke mana, Pa?" tanya Emilia kepada Robert. "Entahlah, sedari tadi tidak ada di sini."Emilia mendengkus.Lima menit, sepuluh menit, Emilia yang ingin tahu kondisi Aaron pun berpamitan kepada Robert. Emilia berlari. Tibalah ia di depan pintu kamar Aaron. Namun, tidak ada yang bisa ia perbuatan selain mondar-mandir sembari mengibaskan kedua tangan pada wajahnya. Ya, Emilia merasakan hawa aneh pada tubuhnya. "Mikir Emilia, mikir!" gumamnya. Ya, jelas saja Emilia harus memutar otak bagai
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Senjata Makan Tuan - Emilia Frustasi

Pagi datang. "Sayang? Terima kasih, ya, sudah membantu," ucap Aaron di balik selimut. "Sama-sama. Ya, sudah, aku turun duluan, ya? Cepetan mandi, gak enak yang lain nunggu."Aaron mengangguk, lalu bergegas ke kamar mandi. Sementara di ruangan VIP restoran, suasana seketika menegang ketika Kevin mengatakan jika Emilia kembali berulah. "Apa maksudmu?" tanya Mitha. "Iya, apa? Katakanlah!" desak Robert. "Semalam Emilia memasukan obat perangsang pada minuman Aaron," jawab Kevin. "Apa?!" Semua kaget, kecuali John dan Damian. Belinda turut bertanya, "La-lu apa yang terjadi? Karena saya lihat Bella dan Ale tidur di kamar John. Apa Bella tahu Aaron tidur dengan Emilia sehingga ia marah dan memilih tidur di kamar John?"Kevin malah bingung untuk menjawab. "Emm ... begini, Tant ...,""Pagi semua?"Ucapan Kevin menggantung karena Bella datang. "Pagi, Sayang." Mitha membalas sapaan Bella. "Aaron mana, Nak?" tanya Robert. Bella menarik kursi untuk ia duduki. "Lagi bersiap, Pa. Mungkin se
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Kemarahan Robert

Robert hendak ke kamar Aaron untuk menemui Emilia. Namun, baru saja ke luar lift, ia berpapasan dengan Mike yang hendak masuk ke dalam lift yang sama. Robert mematung. "Itu, kan, Mike. Mau ke mana dia?" gumamnya. Robert menatap ke arah lift. Pintu lift sudah tertutup bahkan sudah meluncur ke lantai dasar. "Dia kabur?!" Robert menerka. Robert tidak akan membiarkan Mike lari dari tanggungjawab. Ia mengejar Mike dengan menaiki lift lain."Hei, tunggu!" teriak Robert saat pintu lift baru saja terbuka. Pria lansia itu berlari mengejar, membuat Mike menoleh, lalu melanjutkan langkahnya cepat sampai akhirnya tiba di gerbang hotel. Lagi, Robert berteriak. "Aku bilang berhenti atau kau mati!" Mendengar ancaman itu membuat Mike menghentikan langkahnya sembari mengangkat kedua tangannya, lalu menoleh. Mike yang memang bukan berasal dari keluarga berada tentu saja tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah. "Ada apa, Tuan?" tanya Mike. "Kau mau kabur, hah?!" tanya Robert dengan sorot mata
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Permintaan Robert

Robert sudah berada di ruang ICU salah satu rumah sakit.Mitha dan Emilia duduk bersebelahan di ruang tunggu. Emilia, wanita itu hanya mampu tertunduk lesu. "Bagaimana Papa, Ma?!" tanya Aaron panik, yang datang bersama Bella juga Kevin. "Dokter sedang melakukan tindakan," jawab Mitha. Emilia mendongak. Tatapannya nyalang, menatap Kevin dan Aaron bergantian. "Ini gara-gara kalian!" pekiknya. Aaron dan Kevin saling memandang. "Kenapa salah kita?" Kevin bertanya. "Terutama kamu! Kamu sudah mengacaukan semua rencanaku!" Emilia semakin berteriak. Mitha angkat bicara. "Emilia? Tante harap kamu bisa mengontrol dan introspeksi diri! Jangan hanya menyalahkan orang lain saja! Tante juga akan bersikap seperti Kevin jika saja Tante tau apa yang kamu rencanakan kepada Aaron!"Emilia memalingkan wajahnya, lalu memilih pergi. Kepergian Emilia tak luput dari perhatian Kevin. Ada rasa kasihan, bersalah, sekaligus kesal kepada wanita itu.Seorang dokter ke luar dari ruang ICU. "Dokter bagaiman
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Mendadak Menikah

Sikap Emilia berhasil membuat Mitha dan Bella terharu. Mereka tidak menyangka betapa besar sayangnya Emilia kepada Robert. Ternyata, musibah yang menimpa membuat Emilia semakin dewasa. Sedangkan Aaron, tak lantas percaya kepada Emilia. Wanita picik tetap picik di mata Aaron. Emilia mencoba tersenyum. "Ah, untuk itu lebih baik kita bahas nanti, Pa."Aaron tersenyum sarkas. Sudah ia duga jika Emilia akan menjawab demikian. Mengalihkan pembicaraan?"Menikahlah! Papa ingin punya cucu darimu!" desak Robert. "Tapi ... siapa yang mau denganku, Pa? Tidak ada. Jadi, mulai detik ini aku akan menjadi putri Papa yang baik, mengurus Papa saja dan ...,""Nanti Papa carikan pria yang cocok denganmu."Emilia bergeming. Ia tidak punya pilihan lain selain membuktikan janjinya tadi, yakni akan menuruti apa yang Robert inginkan. Emilia mengangguk yakin. "Baiklah, kalau itu yang Papa mau. Aku akan tunggu hari bahagia itu. Dan sekarang, lebih baik Papa istirahat, jangan banyak bicara."Aaron mengangkat
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status