“Lelaki itu tidak akan datang ke sini, Tante. Dia sudah aku beri alamat palsu,” ungkapku sembari mencomot salah satu hidangan yang baru saja selesai disiapkan oleh tanteku, Tante Ema. “Kau memberi Aldo alamat palsu? Kenapa, Mika?” tanya Tante Ema terheran-heran. “Biar Aldo tersesat, putus asa, kemudian pulang ke rumahnya.” Mimik wajah Tante Ema mengeras, tidak seramah sebelumnya. Gurat amarah yang tergambar di wajahnya pun memancarkan aura intimidasi yang belum pernah aku lihat. “Bod*h! Kau bod*h, Mika! Aldo itu tertarik padamu, tapi kau justru memberinya alamat palsu. Dasar bod*h!” “Aldo sama sekali tidak tertarik padaku, Tante. Aldo mendekatiku agar bisa mencari tahu segala hal yang disukai Vanya.” Aku menunjuk Vanya, adikku satu-satunya. Sedari tadi dia duduk di ujung meja makan sembari memperhatikan aku yang baru kali ini berani berdebat dengan Tante Ema. Ya, aku baru kali ini menyuarakan isi hatiku bahkan kekesalanku kepada seorang tante yang hampir setiap saat mengaturku
Last Updated : 2024-01-28 Read more