“Pak, saya mau minta tanda tangan untuk proposal yang kami ajukan,” kata seorang mahasiswi ketika dosen tampan itu tengah keluar dari ruangannya.Saddam berdiri menatap mahasiswi tersebut, melihat ke arahnya dengan tatapan pada umumnya, sambil menghembuskan napas perlahan. Saddam rasanya ingin jitak kepala mahasiswi itu sampai dia mengaduh.Apa mahasiswinya tak tahu jika saat ini jam makan siang, yang seharusnya sebelum masuk dia membaca akrilik di depan bertuliskan istirahat?Saddam perlahan menatap jam analog di tangan kanannya, lalu menunjukkan pada mahasiswi tersebut, tanpa berkata apapun.“Sebentar saja, Pak. Nggak sampai lebih sepuluh menit,” lanjutnya sedikit memaksa.“Saya nggak bisa semudah itu memeriksa proposal untuk pengajuan dana yang kalian ajukan, kalau ternyata proposal itu bermasalah apa nggak saya yang terseret. Lagi pula saya bukan Dekan, Kaprodi atau dosen PA kamu, kok bisa-bisanya kamu jadikan saya penanggung jawab.”Saddam sedikit kesal sebenarnya, karena bahkan
Terakhir Diperbarui : 2024-06-06 Baca selengkapnya